SATRIA memutuskan untuk pulang ke Bali setelah melihat Dean bersama Nuga di apartement nya. Ia butuh waktu untuk menenangkan fikiran nya. Akhirnya keesokan harinya Satria terbang menuju Bali, untuk pulang...
Bukan pulang menuju pelukan Melati atau pun Dean. Tapi untuk kembali ke pelukan hangat keluarga nya.
-
Satria melangkahkan kaki nya menuju ruang keluarga. Mama, Papa dan Esa sang adik sudah ada di sana seperti biasa. Mama yang sedang menonton televisi dengan satu toples cookies di tangan nya, Papa yang sedang menelfon kolega nya dan Esa yang duduk di samping Mama dengan laptop di hadapan nya. Sungguh gambaran keluarga yang harmonis.
"Akhirnya anak Mama pulang juga!" Ucap Mama nya Satria dengan antusias.
Satria pun berjalan menghampiri Mama nya, lalu mencium tangan Mama nya. Seperti biasa.
"Tumben, cabut dari Bali nya enggak lama. Cuma tiga hari." Sindir Esa yang mengetahui kehadiran Kakak nya.
"Kan lagi enggak banyak kerja, Sa. Kalo ada kerjaan juga kaga bakalan gue balik ke Bali. Mending kerja, ngumpulin uang buat masa depan gue." Jawab Satria dengan senyuman manis nya.
"Wah iya Pak Suprapto. Saya setuju sekali itu. Kalau begitu saya akan menanamkan saham juga di perusahaan itu..." Satria menghampiri Papa nya. Papa nya yang menyadari kehadiran Satria langsung berkata "Sebentar" tanpa suara. "Pak Suprapto. Mohon maaf, anak saya baru pulang. Mungkin obrolan kita bisa di lanjut nanti. Oh iya, nanti saya hubungi lagi." Papanya Satria pun mematikan telepon nya.
"Wah Nak! Sudah pulang." Satria mencium tangan Papa nya."Iya." Jawab Satria. "Papa makin sibuk aja. Keren." Puji Satria.
"Iya dong. Harus. Kamu juga makin keren, terbang melulu." Puji Papa nya. Papa Gawl.
"Iya lah, Papa nya keren. Anak nya juga harus." Ucap Satria di akhiri kekehan. "Mau tanam saham di mana lagi Pa?"
Gatot Nugraha, ayah nya Satria adalah seorang pengusaha sukses, ia memiliki sebuah perusahaan elektronik yang cabang nya lumayan banyak. Satria tidak memilih jalan seperti ayah nya. Walaupun begitu Ayah nya Satria akan mendukung anak-anak nya asalkan mereka Bahagia. Dan tidak perlu khawatir tentang penerus perusahaan milik ayah nya Satria karena masih ada Esa Nugraha yang kini sedang kuliah Management agar bisa me-Manage perusahaan ayahnya.
"Ah gak usah tahu kamu. Intinya warisan Papa bagi rata antara kamu dan Esa." Balas Papa nya.
"Yah terserah Papa."
"Kamu ada apa Sat, kok tumben pulang cepat?" Tanya Mama nya Satria.
"Oh ini. Apartement Satria yang di Jakarta mau Satria sewa-in." Ucap Satria. "Jadi Satria bakalan lebih sering pulang ke Bali."
"Loh kenapa? Nanti kalo lu mau ketemu si Dean gimana? Terus bukannya li lebih banyak tugas di soetta dari pada di ngurah rai?" Tanya Esa.
"Ya enggak gimana-gimana. Kan kalo mau ketemu tinggal ketemu. Urusan itu gampang lah Sa. Bosen aku di Jakarta. Ma. Pa." Jawab Satria. "Aku lagi mau di Bali dulu gitu. Ngehabisin waktu bareng kalian dulu." Jelas Satria.
"Wah bagus itu, Mama setuju! Emangnya kamu sama Dean kenapa Sat?" Tanya Mama nya.
"Aku enggak apa-apa sih sama Dean." Jawab Satria.
"Oh kamu lagi mau sering sama Melati ya?" Selidik Mama nya Satria.
"Aku udah putus sama Melati." Ucap Satria. Yang mengakibatkan tiga manusia di hadapan nya tercengan.
"Kenapa?" Tanya Esa.
"Gak apa-apa." Jawab Satria singkat.
"Yah Sat. Padahal Mama udah seneng banget kamu sama Melati. Baik dia." Ucap Mama nya dengan lesu. Wajar saja jika Mama nya sangat klop dengan Melati. Karena hubungan Satria dan Melati sudah terjalin sejak SMA.
"Ya sudah lah Ma. Biarin aja. Satria masih muda. Masih punya waktu panjang untuk mencari pasangan hidup nya." Ucap Ayah nya Satria sambil menepuk-nepuk bahu Istrinya. "Atau mungkin kita bisa jodohkan Satria dengan anak dari kolega-kolega kita." Usul Ayahnya.
Mendengar perkataan Ayah nya Satria tidak terima dan menyangkal. "Papa.. Satria bisa kali nyari jodoh sendiri. Gak usah jodoh-jodoh an."
"Haha iya. Terserah kau lah. Intinya papa mau di umur kamu yang ke-27. Papa sudah gendong cucu." Ucap Ayahnya.
"Iya." Jawab Satria singkat.
"Ya udah Sat. Kamu mandi sana. Besok masih ada flight?" Tanya Mama nya.
"Ada. Sore. Yaudah Satria ke kamar dulu." Pamit Satria.
-
Keesokan harinya Satria menjalani hari-hari nya seperti biasa. Bekerja. Terbang. Sesuai yang di tugas kan. Satu jam lagi ia akan terbang menuju Jogjakarta. Jadi wajar saja jika kini ia sudah stay di bandara Ngurah Rai. Mengobrol bersama beberapa pilot lain nya dari maskapai yang sama. Berbagi cerita mengenai landing mereka yang kadang mulus dan kadang tidak mulus. Hingga akhir nya seseorang mencolek bahu Satria.
"Sat. Gue mau ngomong." Satria membalikan badan nya.
"Ngomong? Oke." Satria mengikuti pria tadi.
Dan sampailah mereka ke ruang loker. "Ada apa Roy?" Tanya Satria."Gue mau ngomong serius sama lo." Roy menarik nafas nya berusaha menenangkan dirinya. Sementara Satria menunggu apa yang akan di katakan Roy selanjutnya. "Gue tau kita sahabatan Sat. Dari SMA. Gue ngehargain lo, lo juga harus ngehargain gue. Dan gue tau lo udah dewasa Sat."
"Iya. Maksudnya gimana ini? To the point aja deh." Satria menautkan kedua alisnya. Bingung dengan apa yang di bicarakan oleh Roy.
"Kalo gue jadian sama Melati boleh gak?" Tanya Roy.
"Loh kenapa lo nanya sama gue?" Tanya Satria.
"Ya gue minta izin sama lo. Gue takut gue di katain Penggangu Hubungan Orang. Gue takut setelah gue jadian sama Mantan lo. Lo ngejauhin gue. Masalah nya tuh ya, Sat. Lo sobat gue dari SMA. Lo temen cabut gue dari SMA. Sampe sekolah penerbangan pun kita bareng Sat. Minta restu gue Sat sama lo." Jelas Roy panjang lebar.
"Jadi selama ini lo punya perasaan sama Melati?" Tanya Satria.
"Ya engga gitu. Gue punya perasaan nya semenjak Melati ngasih tau kalau kalian putus."
"Oh gitu. Jaga Melati ya sob." Ucap Satria sambil menepuk bahu Roy. "Gue percaya Melati bakalan lebih bahagia sama lo. Terus, lo kapan mau nembak nya?"
"Wih thank you ya sob. Secepat nya Sat." Jawab Roy. "Lo kapan jadian sama Deandra? Oh iya.. gue mau cerita. Dua minggu lalu. Temen komunitas Moge gue nikah. Nama nya Bruno. Gue dateng ke rumah nya dia, soalnya pesta nya udah kelar. Dan pas gue ke rumah dia. Ternyata dia punya adik. Dan ternyata nya lagi. Dia si Dean sahabat lo Sat."
"Ah yang bener aja lu Roy?" Jawab Satria antara percaya dan tidak percaya.
"Bener. Deandra Anindita kan? Cantik. Dia nanya-nanya tentang lo gitu." Ucap Roy Antusias.
"Loh keren. Kayanya Indonesia itu sempit banget ya." Jawab Satria tak kalah antusias. "Dia nanya apa aja tentang gue?"
"Iya. Banyak dah. B.. T.. W.. lo cocok sama Dean. Dia baik."
"Wih. Tapi kaya nya enggak bisa deh Roy." Jawab Satria dengan wajah murung nya.
"Kenapa?"
"Dia udah punya cowo." Ucap Satria di akhiri kekehan.
"Sabar sob."
"Satria. Ayo udah mau take off." Seorang pegawai scheduling. Meneriaki Satria dari jauh.
"Oh iya." Ucap Satria kepada mbak-mbak scheduling -_- Satria pun kembali menolehkan kepalanya ke arah Roy. "Pergi dulu ya. Good luck sob!"
-
HAI HAI HAI. LAGI SERING UPDATE COZ BANYAK INSPIRASI. UNTUK BEBERAPA PART KE DEPAN KAYA NYA AKU BAKALAN MENCERITAKAN TENTANG SATRIA DULU. COS DEAN GAPENTING AMAT LAH YAA...
DEANDRA : LAH SONGONG LU THOR!!!
AUTHORCANTIK : LAH BODOAMAT.
AND THEN THANKYOU FOR OUR READERS! THANKYOU BUAT TEMEN SEKELAS GUE DI SEKOLAH YANG SUKA MINTA GUE CEPET-CEPET UPDATE CERITA INI. THANKS FOR THE APRECIATE! DONT FORGET VOTE AND SHARE!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Satria! (COMPLETED)
Romance"Kenapa lo suka pesawat?" "Soalnya gue mau jadi pilot." "Kenapa mau jadi pilot?" "Nanti gue bisa terbang, jauh.. Bebas."