DEAN memeluk wanita yang ada di hadapan nya. Wanita itu pun terkejut. "Kak Saras! Aku dapet beasiswa nya!" Ucap Dean.
"Ha serius?" Pelukan mereka terlepas berganti dengan loncatan-loncatan riang anak SD yang baru mendapatkan hadiah. "Kakak harus telepon Kak Bruno!" Seru Kak Saras.Kak Saras pun berjalan masuk ke dalam rumah dengan tangan yang masih tergenggam di pergelangan tangan Dean. Langkah mereka terhenti di meja yang terdapat telepon rumah di atas nya. Kak Saras mengetikkan nomor Kak Bruno lalu menyodorkan telepon tersebut kepada Dean. "Buruan kasih tau." Ucap nya.
Dean mengambil telepon tersebut.
-
Langit sudah berwarna hitam pekat. Sekarang sudah pukul Satu malam. Dean menarik koper yang berisi baju-baju yang akan ia pakai nanti. Ia sengaja menaiki kereta malam agar tiket yang harus ia bayar murah. Dean berjalan menuju gerbong tempat berhentinya kereta yang akan mengantarnya menuju tempat tujuan. Kereta itu akan tiba setengah jam lagi menurut satpam penjaga stasiun Gambir. Dean duduk di kursi-kursi yang tersedia di pinggir rel, hingga akhirnya kereta yang ia tuju datang dan Dean menaiki kereta tersebut.
-
"Udah gak ada jam terbang lagi Bay?" Ucap Satria kepada Kapten nya hari ini. Ya hari ini Satria di tugas kan terbang bolak-balik Jakarta-Singapura di dampingi Kapten Bayu Jokolingga. Dan setelah kembali ke Jakarta ia akan terbang kembali menuju Malaysia untuk memenuhi jam terbang nya dengan Kapten yang berbeda.
"Enggak Sat. Gue udah gak ada jam terbang. Sekarang mau langsung balik ke Jogja." Jawab Bayu. "Semangat ya menuhin jam terbang nya. Supaya cepet jadi Kapten." Lanjut Bayu.
"Weh. Makasih." Jawab Satria.
"Nyampe Malaysia jangan langsung pulang. Cari cewe dulu." Ucap Bayu dengan nada meledek lalu di akhiri kekehan. Satria pun tertawa mendengar ledekan dari kerabat nya tersebut.
-
Delapan jam dua puluh menit ia lewatkan di dalam Kereta. Kantung matanya sudah menggitam, rambut nya pun sudah berantakan berbeda dengan saat ia berangkat kemarin. Wajar saja selama di kereta Dean tidak bisa tidur karena berisiknya suara dengkuran ibu-ibu yang duduk di samping nya. Sisa satu stasiun lagi ia akan sampai di stasiun tujuan nya. Dean membetulkan kunciran rambut nya, memoleskan sedikit bedak di wajah nya lalu sedikit lipstik di bibir nya agar tidak terlihat terlalu kusut.
Dean mengetikkan sebuah pesan di hanphone nya.
Deandra : Mbak. Saya sudah mau sampai di Stasiun Lempuyang.
Tak lama sebuah pesan masuk ke handphone Dean.
Mbak Dudette : Iya... Mbak sudah OTW ke Stasiun.
Setelah sampai di Stasiun Dean langsung berjalan menuju pintu Stasiun mencari wanita berbaju hitam dengan rambut keriting seperti petunjuk yang di berikan oleh Mbak Dudette. Jujur Dean tidak mengetahui bagaimana wajah dari Mbak Dudette. Karena Mbak Dudette adalah sahabat dari Kak Saras yang menetap di Kota Jogjakarta. Seminggu sebelum nya Kak Saras menelpon kepada Mbak Dudette meminta tolong kepada Mbak Dudette untuk mencarikan kontrakan dan pekerjaan untuk Dean. Begitu beruntung nya ketika Mbak Dudette memberi tahu kepada Kak Saras bahwa ia mamiliki Yayasan Pendidikan sehingga Dean bisa mengajar di sana. Dan juga Dean di bolehkan tinggal di kontrakan milik Mbak Dudette secara cuma-cuma dengan alasan bahwa Dean adalah adik ipar dari sahabat nya.
"Dean?" Seorang menepuk bahu Dean. Dean membalikkan bada nya menemukan wanita yang bisa Dean tebak bahwa ia adalah Mbak Dudette. Karena pakaian yang wanita itu pakai sesuai dengan ciri-ciri yang Mbak Dudette berikan kepada Dean. Dan yang sangat tidak di sangka oleh Dean adalah ternyata Mbak Dudette sangat cantik dan memiliki perawakan selayaknya model.

KAMU SEDANG MEMBACA
Satria! (COMPLETED)
Romance"Kenapa lo suka pesawat?" "Soalnya gue mau jadi pilot." "Kenapa mau jadi pilot?" "Nanti gue bisa terbang, jauh.. Bebas."