Part - 27

3.8K 92 35
                                    

Gus Ipul Pov

"Dee ibu bisa minta tolong ngga?", sebuah pesan singkat tertulis yang berisi permintaan tolong.

Awalnya aku tidak tahu itu siapa, karena memang di dalam daftar kontak nomor teleponku nomor itu tidak terdaftar.

"Ini siapa ya?", kataku, , memberanikan diri bertanya.

" oh ya maaf dee, ini ibunya Anisah",

Waaaah.... Awalnya aku tak percaya kalau itu benar-benar ibunya Anisah.
Tau nomor saya dari mana?
Perasaan selama ini hubunganku tak dengan dia tidak ada satu orang pun yang tau. Bahkan teman dekat Anisah pun juga tidak tahu.

Aku heran, kenapa dia tidak mau memberitahu, setiap kali ada yang menanyakan masalah hubunganku padanya, dia pasti menjawab hanya sekedar teman, hanya sekedar smsan.

Tapi ada alasan klasik yang selalu dia jadikan senjata pamungkas, katanya sih dia gak mau kalo sampai hubungan kita ketahuan keluarga, apa lagi keluargaku. Dia gak mau bikin kacau keadaan.

Hmmm... Oke lah alasan yang sangat masuk akal sebelum saya meneliti lebih jauh tentangnya.

Nanti aku akan ceritakan kepada kalian alasan yang sebenarnya kenapa dia begitu.

Oh ya aku sampai lupa, kita kembali ke pembahasan awal ya...

Aku jawab "monggo bu mau minta tolong apa? Kalo saya bisa bantu, Insya Alloh nanti saya bantu".

" Jadi begini de, Anisah kan sekarang udah kelas 3, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian, jadi ibu minta tolong belikan buku pedoman soal UN MTs buat Anisah, nanti uangnya ibu ganti". Ucapnya menjelaskan.

"Oooh jadi itu ya bu, ya bu nanti Insya Alloh saya belikan dan saya kasihkan bukunya kalau udah dapet", jawabku menegaskan.

"Sebelumnya makasih banyak ya de", tuturnya membalas budiku.

Panggilan akrab Ibunya Anisah memanggilku dengan sebutan "Ade". Wajar saja lah diibaratkan dengan seorang anak dengan ibunya.

Sebelum aku meluncur mencari buku itu, aku bermaksud ingin menanyakan perihal tentang orang tuanya kenapa bisa tahu betul tentangku.

Perdana sms bukannya basa-basi nanya nama, atau kabar, malah to the point aja. Pasti di balik layar ada sesuatu.

. . .

" Assalaamualaikum... Ada yang ingin saya tanyakan padamu boleh?", tak mau membuang-buang waktu, aku langsung menanyakannya pada Anisah.

"Wa'alaikumsalam... Boleh, mau nanya apa?"

Jujur saja, masalah kemaren sebenarnya belum selesai, tapi lupakan saja lah, yang lalu biarkanlah dia melewati masa-masanya.

"Tadi ibu kamu sms saya, ada apa ya? Kok bisa tahu nomor saya", kekehku menanyakan perihal itu padanya.

"Mamah? Mamah sms kamu gus?", katanya kebingungan.

Kemudian aku menceritakan semuanya padanya....

" Oh,,, iya tadi Anisah yang ngasih tau nomernya. maaf ya gus kalo ngrepotin". Dari gaya bicaranya mungkin dia ngerasa gak enak takut merepotkan aku.

Dan kami berdua berlanjut memperbincangkan masalah lainnya sampai lupa waktu.

Singkat cerita, Anisah diam-diam suka curhat juga sama ibunya. hihi...

Ini namanya sambil berenang minum air. Hubungan sama anaknya, deketin langsung orang tuanya, biar dapet dan ga kemana-mana. Hahay.

. . .

Amanat dari sang ibu mertua (#ralat, baru calon) siap 85 laksanakan!

. . .

Cuaca di luar sedikit mendung, rupanya hujan sebentar lagi akan membasahi alam sekitar.

Setelah aku mendapat amanat dari ibu Anisah, tanpa menunggu lama besoknya aku langsung berangkat ke sebuah toko buku agak jauh dari rumahku.

Bermodal sepeda motor putih hitam dengan helm standar pabrikan aku menuju ke tempat lokasi itu.

Ciiiittt,,, hampir saja aku kelewatan. Efek dari terlalu asyik menyanyi sambil menyetir.Hobi yang sangat konyol yang tidak bisa ku hilangkan.

Aku putar balik motorku dan langsung menuju ke sebuah tempat parkiran.

Toko buku yang berada di dalam sebuah mall terkenal di kotaku. Aku masuk dan mencari-cari buku pesanan itu. Banyak sekali ternyata. Aku sampai bingung mau pilih yang mana. Ah ku ambil saja satu yang menurutku itu versi terbaru.

Sudah lama juga aku lulus sekolah, gak nyangka setelah sepintas ku baca isinya mengingatkan 10 tahun silam tentang pelajaran-pelajaran yang ku pelajari ketika aku masih duduk di bangku SMP.

Kadang ada beberapa pelajaran yang dulu aku tak faham maksudnya, tapi sekarang sudah bisa aku cerna di otakku. Mungkin dulu aku masih terlalu O.O.N (#red oon). Cmiiw...

Sudah lah nanti keburu sore dan takut turun huja. Aku bergegas mengambil buku itu dan ku berikan kepada mba-mba yang memakai baju merah hitam bermotif bunga. Indah sekali ku lihat wajahnya yang sesuai dengan pakaiannya. Jilbab hitam menambah kesempurnaaannya dalam menutup badannya yang sedikit berisi. Ups... Lelaki mana yang tertarik melihat keindahan wanita? Kecuali jika memang ia sudah tidak normal. Aku mengaguminya, tapi tidak mencintainya.

Lalu apa bedanya mengagumi dan mencintai? Mengagumi itu hanya sebatas indah jika dilihat, tanpa harus di kaitkan dengan hati dan perasaan. Dan tanpa proses pendekatan. Sekalipun tak cinta, tapi jika sering kontak fisik dan kontak batin entah itu lewat sms, telfon, atau ketemuan langsung, lama-lama akan tumbuh benih-benih cinta. Kau faham itu? Jadi jangan sekali-kali kau menyakiti pasanganmu hanya gara2 kehadiran orang ketiga yang kau anggap sebagai teman. Bedakanlah antara teman dan orang lain yang bermaksud mendekatimu atau kau sendiri yang ingin dekat dengannya.

Wanita itu membungkus buku yang ku beli dengan sampul berwarna putih. Setelah selesai lalu aku diberikan sebuah nota pembelian untuk proses pembayaran di kasir.

Haduuuuh ramai sekali toko buku itu. Aku kebagian ngantri di urutan yang terakhir. Yaaaa sekitar 15 menitan.

Oke lah sekarang giliranku... Jadi harganya 70 ribu mas. Ini bukunya. Oh iya pak ini uangnya. (Kami saling memberi dan menerima).

Setelah keluar dari toko buku itu, aku berjalan agak cepat, takut kalau nanti di jalan hujan. Belum sampai di parkiran, ah ternyata benar saja di luar sudah mulai turun hujan, tapi belum terlalu deras. Tak apa lah aku beranikan diri untuk pulang. Karena habis ashar aku ada jadwal mengaji.

Di jalan aku mampir ke kosan temanku dekat dengan sebuah kampus, karena badanku sudah basah kuyup tak sempat membawa jas hujan dari rumah.

Basah,,,, hanya itu yang keluar dari mulutku. Buku yang sudah ku beli barusan basah semua tak tersisa. Terpaksa aku titipkan ke temanku untuk besok ku ambil lagi.

Aku harus melanjutkan pulang mengejar waktu yang tersisa, meskipun pada akhirnya jam sudah menunjukkan waktu melebihi jadwal targetku. Aku segera mandi mengganti baju lalu shalat, dan mengambil salah satu kitab yang berjejer rapi di antara tumpukan kitab yang lain...

_______________________________________

Cintaku Berawal dari NahwuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang