Cinta tidak akan memberikan apapun selain dirinya sendiri, dan cinta tidak akan menuntut apapun kecuali cinta itu sendiri.
Cinta tidak memiliki dan tidak memiliki, sebab cinta hanya untuk cinta...
Jangan sekali-kali berpikir bahwa engkau akan mampu memilih jalan sendiri sebab cintalah yang akan menuntunmu kejalannya.
Jangan dikira bahwa cinta akan terbit dari keakraban dan kedekatan yang kukuh, melainkan cinta akan terbit jika ada benih keselarasan jiwa.
Tidak ada penderitaan yang lebih menyakitkan bagi seorang perempuan dibandingkan bila dirinya terjebak di hadapan seorang lelaki yang dicintainya dan seorang lelaki lain yang mencintainya.
Cinta yang tidak mendandani wajahnya setiap hari akan menjadi kelaziman sebelum kemudian menjadi perbudakan.
Cinta yang dibaluri nafsu birahi akan menjadi dahaga yang tak kunjung terobati.
Cinta akan menyelamatkan mahkota dan menaikkanmu menuju ujung-ujung rantingmu yang lentur gemulai dan menggiringmu ke wajah matahari.
Laksana setangkup gandum, cinta menyatukanmu dengan wujudnya, menyerutimu sampai engkau terbebas dari lapis luarmu, meleburmu demi memutihkanmu, menghancurkanmu sampai engkau menjadi liat dan akhirnya menuntunmu memasuki api sucinya.
Ikutilah cinta kalau dia memanggilmu sekalipun kau harus menempuh jalan yang terjal dan kasar, pasrahkan dirimu padanya kalau dia memelukmu, walaupun pedang-pedang yang tersembunyi di balik sayap-sayapnya akan melukaimu.
(Kahlil Gibran)
. . .
Anisah Pov
Bukannya aku tak mau membalas perasaannya, tapi yang aku takutkan adalah rasa kehilangan setelahnya.
Karena aku yakin semua yang ada dalam cinta adalah kebohongan.
. . .
Aku bermaksud untuk melanjutkan percakapanku dengan gus Ipul, setelah kemaren-kemaren terpotong dengan beberapa masalah yang mengganjal di fikirannya, dan aku ingin mencoba meyakinkan gus Ipul, agar dia mau menerimaku tak lebih hanya sebagai seorang adik, karena aku belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang kakak. Aku memang dilahirkan sebagai anak tunggal di keluargaku, dan kini aku menemukan kasih sayang dari seorang pria yang usianya jauh di atasku, dan dia berhasil mencuri hatiku secepat kilat.
Untuk saat ini, hatiku terasa nyaman berada di sisinya, dia yang selalu memberikan aku motivasi hidup, memberikan semangat di saat aku hampir putus asa menjalani lika-liku kehidupan dan cinta.
Lukaku belum sembuh, dan ku harap dia tidak memperlebar lobang hatiku yang telah tertusuk api asmara.
. . .
"Gus, bolehkah ku anggap kau sebagai kakakku?", tulisku dalam sebuah pesan singkat.
"Kakak???", katanya, dengan menunjukkan ekspresi histerisnya.
" Jangan jadi lelaki seperti lalat gus, yang hanya hinggap lalu terbang bebas mencari santapan yang lain". Balasku refleks karena tak mau mengulang masa laluku yang cukup pahit.
Cinta memang sulit untuk ditebak. . .
"Oh jadi kau menyamakanku dengan seekor lalat Anisah?", ucapnya dengan nada kesal.
Dia salah faham dengan maksudku.
"Bukan seperti itu gus, karena perasaan wanita sangat rentan", tuturku menjelaskan.
" iya aku tahu itu, lalu?" pertanyaannya menggodaku untuk memperjelas kata-kataku.
"Aku tidak mau suatu saat kau berbalik arah, berbeda haluan denganku, lalu kau pergi meninggalkanku", kekehku.
" Oh jadi begitu, kalau misalkan kau yang memperlakukan aku seperti itu, lantas bagaimana pendapatmu Anisah?", jawabannya melemparkan kembali pertanyaanku yang sudah aku tanyakan padanya.
Perdebatan yang cukup panjang, dia cukup cerdas membalikkan kata-kataku.
Singkat cerita dia terus menerus membujukku agar aku menerimanya sebagai seorang kekasih.
Perasaan senang bercampur was-was, memporak porandakan hatiku malam ini. . .
Meskipun ku akui, dalam hati ini ada rasa yang sangat dalam ingin memilikinya.
Mungkin sejauh ini aku bisa berpura-pura menyembunyikannya dari dia, tapi lama kelamaan akan tercium juga, seperti bau anyir di balik bangkai yang siap dijadikan pesta para lalat dan belatung.
Saya rasa untuk malam ini percakapanku dengan gus Ipul sudah cukup, semalaman aku tak bisa tidur memikirkan apa yang sudah terjadi.
Perjalanan yang sangat panjang, perkenalan yang dimulai dengan ketidak sengajaan hingga berujung dengan pertemuan dua keping hati yang sama-sama mencintai.
Tapi ini masih babak baru, perjalanan awal lain cerita.
Kalau dulu aku mengenalnya hanya sebatas perkenalan seorang santri dengan gusnya, kini berbuah manis berkat pupuk-pupuk cinta yang ditaburkan oleh keduanya.
Harapanku semoga hubunganku dengan dia akan baik-baik saja. . .
_______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal dari Nahwu
RomanceGus Ipul, seorang anak kyai yang jatuh cinta pada santrinya bernama Anisah Maharani. Berawal dari pertemuannya di salah satu kegiatan pesantren. Tetapi cinta mereka pada akhirnya kandas di tengah perjalanan. Ada bagian yang hanya bisa dinikmati oleh...