Pagi-pagi sekali gus Ipul sudah bangun, seakan tak mau didahului oleh bunyi ayam jantan yang berkokok.
Di seperempat malamnya yang kedua ia habiskan untuk membaca aurod dan beberapa amalan yang ia dapat dari gurunya sewaktu ia berada di pesantren.
Memang ketika sudah berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa, kekuatan mana yang sanggup melawan-Nya?
Gus Ipul orang yang pandai membagi waktunya untuk mengaji, berkumpul dengan santri-santrinya, bangun di seperempat malam ke dua, atau hanya sekedar duduk bersantai di kamarnya
...
Selesai melakukan sholat tahajjud dan membaca do'a-do'a penting lainnya, gus Ipul lantas tidak melanjutkan tidurnya, tapi sembari menunggu waktu subuh datang, ia mengisi waktunya untuk menghafal nadzom Imrithy.
Sebenarnya di pondok gus Ipul sudah pernah menghafalkannya, namun kali ini cara menghafalnya dibalik, dimulai dari nadzom terkahir, menuju ke nadzom pertama.
Muhammadin wa sohbihi wal aali #
Ahlittuqo' wal 'ilmi wal kamaali...Wa afdholussholati wattasliimi #
'Alannabiyyil mushtofal karimiimi...Di tengah-tengah kekhusyu'annya menghafal, tiba-tiba handphone gus Ipul berbunyi.
"Kriiiiing, , ,"
" heumm... Siapa sih malam2 nelfon", grutu gus Ipul dalam hati.
Namun gus Ipul tak menggubrisnya. Ia tetap melanjutkan menghafal.
"Kriiiing , , , "
"Kriiiing, , , ""Assalaamu'alaikum. . .", gus Ipul menghentikan hafalannya sejenak.
" ini siapa?", tanya gus Ipul.
"Haloo ini siapa ya?". Berkali-kali gus Ipul bertanya, tapi tidak ada suara yang menjawabnya.
"Sial, malem-malem cuma mau ngerjain doang", celoteh gus Ipul kesal.
Misterius sekali memang, pukul 02:30, dimana sauasana sekitar sudah sangat sepi dan hening, segerombolan santri pun sedang asyik tertidur lelap, tapi tiba-tiba terdengar suara nada dering dari handphonenya.
Gus Ipul kira itu penting, ya barangkali sangat penting dan ada keperluan mendadak.
Biasanya orang tua santri sering menghubungi gus Ipul malam-malam, sekedar untuk menanyakan kabar anaknya di pondok.
Tak sedikit juga gus Ipul mendapatkan amanat dari orang tua santri, untuk memberitahukan kepada anak-anaknya kabar orang tuanya di rumah yang sedang sakit, atau kabar duka neneknya yang meninggal, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Cobaan terberat bagi para santri memang begitu, ketika sedang asyik berada di pondok, tiba-tiba disuruh pulang oleh orang tuanya tanpa diberi tahu alasannya terlebih dahulu. Ketika sudah sampai di rumah, ternyata mendapat berita duka.
Maklum lah menelfon ke telepon rumah biayanya sedikit mahal. Karena santri gus Ipul banyak sekali yang datang dari luar daerah, seperti semarang, kediri, jombang, blitar, dan malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Berawal dari Nahwu
RomanceGus Ipul, seorang anak kyai yang jatuh cinta pada santrinya bernama Anisah Maharani. Berawal dari pertemuannya di salah satu kegiatan pesantren. Tetapi cinta mereka pada akhirnya kandas di tengah perjalanan. Ada bagian yang hanya bisa dinikmati oleh...