Sejak gue pulang ke rumah kerjaan gue Cuma tidur, makan, baca manga atau nonton film di laptop.
Sedangkan Ken udah mulai masuk sekolah seperti biasa. Gue mulai bosen dan akhirnya beranjak ke kamar Ken untuk memimjam komik-komiknya.
Saat gue menggeledah rak bukunya, gue menemukan sebuah diary tua yang terkunci rapat oleh gembok kecil.
Gue mengambilnya dan membolak-balikkan benda usang itu, dan sesekali berusaha membukanya. Tapi kemudian sebuah tangan langsung menyambar benda tersebut dengan kasar.
"Ken?! Udah pulang?" Gue kaget dan mundur selangkah secara spontan.
Ken terlihat sangat marah dengan muka memerah.
"Ngapain lo masuk ke kamar gue?!" Bentak Ken tiba-tiba dengan bahasa jepang yang kasar.
Eh? Kenapa sih? Kok dia langsung marah-marah sama gue gitu?
Gue yang nggak terima langsung nyolot.
"Eh! Biasa aja dong!! Gak usah bentak-betak gue gitu! Gue niatnya cuma mau minjem komik lo! Sekarang gue udah nggak mood lagi mau minjemnya!"
Ken rupanya tak perduli dengan kata-kata gue. "Jangan pernah lagi masuk ke kamar gue! Ngerti?!!" Ken menatap gue tajam dengan nada penuh penekanan. Tentu saja dia juga bentak gue.
Gue sangat kaget sekaligus takut dengan sikap Ken kali ini. Baru kali ini Ken benar-benar membentak gue sampai seperti ini. Tanpa sadar gue beringsut mundur sambil menunduk.
Gue merasa dada gue sesak dan nggak bisa bernafas. Kelopak mata gue memanas.
Ken seakan tersadar dengan kata-katanya barusan, dan ingin membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
Tapi gue langsung pergi dari kamar Ken tanpa mengucap sepatah kata pun dan langsung masuk ke kamar gue dengan membanting pintu.
Gue nggak mau Ken ngeliat gue nangis. Gue nggak nyangka mendengar kata-kata Ken tadi membuat gue sangat kesal dan sakit hati.
Sejak saat itu gue memutuskan untuk nggak akan pernah lagi masuk ke kamarnya dan menyentuh barang apapun milik Ken! Titikk! Gak pake koma!
Bahkan gue nggak memerdulikan Ken lagi setiap Ken berbicara ke gue.
Gue melihat muka Ken yang serba salah saat melihat gue.Siapa suruh bentak-bentak gue hah?! Rasain tuh gue cuekin!
"Kalian kenapa? Berantem lagi?" Tanya bokap saat makan malam.
Gue hanya mengangkat kedua bahu, sedangkan Ken melirik ke arah gue. Setelah selesai makan gue langsung mencuci piring bekas gue dan bokap makan tanpa menyentuh sedikitpun barang yang sudah Ken pakai.
Bokap hanya memperhatikan gerak-gerik gue dengan wajah penuh tanya.
Sedangkan Ken terus berusaha untuk membujuk gue agar mau berbicara kembali padanya.
"Mik, dengerin gue dulu dong! Maafin gue ya?" Kata Ken menahan pergelangan tangan gue saat gue mau menaiki tangga.
"Pilih minggir apa gue bogem muka lo?!'' Gue melotot kesal.
Gue merasakan tangannya sangat dingin(?)
Ken juga menyadarinya dan langsung melepaskan tangan gue. "Tangan lo panas banget! Lo sakit lagi?" Tanya Ken langsung memegang jidat gue dengan telapak tangannya.
Karena kurang yakin, Ken menempelkan jidatnya ke jidat gue.
Jelas gue langsung marah dan menghantam kepalanya hingga bertubrukan dengan kepala gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Sister! (END)
HumorMikhana Wilson, gadis keturunan Amerika-Jepang-Indonesia yang mencoba memulai hidup barunya bersama ayah dan Ken, kakak laki-lakinya yang sangat ia benci. Ia harus pindah ke jepang dan hidup di kota baru, sekolah baru, lingkungan baru, teman baru, d...