Hal 34

457 18 0
                                    

Tidak terasa usia kandunganku telah menginjak 5 bulan dan semenjak aku hamil dimas sering memperhatikaku bahkan semua perhatiannya diberikan hanya untukku tapi sampai sekarang aku belum tahu perasaan dimas padaku apakah dia mencintaiku atau tidak.

Melihat itu semua sonya merasa cemburu dan sebab itu dia sudah beberapa kali berusaha menyingkirkanku tapi semuanya sia-sia hingga pada suatu malam saat aku, dimas dan sonya sedang menghadiri pesta tidak sengaja aku mendengar percakapan sonya dan juga teman-temannya dari balik tembok .

" sonya apa benar dimas tidak jadi menceraikan istri pertamanya karna dia sedang hamil" ucap salah satu teman perempuannya dan sepertinya sonya mengetahui jika aku sedang mendengarkan mereka tanpa aku sadari, diapun tersenyum licik kearah dimana aku sedang bersembunyi.

" tentu saja… coba kalau wanita itu tidak hamil ...dimas pasti sudah menceraikannya dan mengusirnya dari rumah itu...kaliankan tahu !! dimas hanya mencintaiku bukan wanita lain" ucap sonya tersenyum licik ke arah ku.

" kalau dimas tidak mencintainya kenapa dia bisa hamil" tanya teman sonya

" itu semua karna kecelakaan bukan karna dimas mencintainya... dimas saja tidak tahu apa yang terjadi padanya malam itu.. mungkin saja wanita itu sengaja telah memasukkan sesuatu kedalam minuman atau makanan dimas ..iya kan" jawab sonya yang membuatku sedih mendengarnya

" kalian tahu tidak dimas bilang padaku kalau dia itu sebenarnya tidak menginginkan wanita dan bayi itu, dia ingin sekali menggugurkan bayi itu tapi dia tidak bisa melakukannya karna dia sangat menghormati keluarganya dan diapun janji padaku akan menceraikan wanita itu setelah melahirkan...aku senang sekali ternyata dimas hanya mencintaiku" ujarnya berbohong sambil menyeringai licik,  karna terkejut akupun tidak sengaja menjatuhkan pas bunga yang membuat semua orang melihat ke arah ku dengan airmata yang tak terbendung lagi akupun berlari meninggalkan pesta. melihat itu dimas berlari mengejar ku dan berhasil meraih tanganku

''Aliya kau kenapa?  Kenapa kau menangis? " tanya dimas bingung , akupun menatap tajam dimas dan melepaskan tangannya lalu
Plakkkkkkkk tamparan mendarat diwajah dimas untuk pertama kalinya yang membuat semua orang menatap kearah kami karna tamparan itu.

" aku pikir kau sudah berubah,  aku tidak menyangka kau akan melakukan itu padaku... aku benci padamu dimas" ucapku penuh tangis sambil mendorong tubuh dimas lalu berlari keluar dan sonya melihat dari kejauhan sambil menyeringai puas.

Dimas memegangi pipinya yang merah akibat tamparanku tadi, Dia yang masih bingung dan tidak mengerti apa yang sudah terjadi  berusaha memanggilku dan mengejarku.

" aliya tunggu" teriaknya dan aku terhenti saat sampai gerbang

" aliya apa maksudmu aku tidak mengerti... sebenarnya apa yang terjadi" tanya dimas

Namun aku tidak menjawabnya dan akupun berlari kembali lalu tiba-tiba sebuah mobil menabrakku dan menghempaskan tubuhku ke aspal. terlintas bayangan dimana saat-saat bahagia bersama dimas untuk yang terakhir kalinya lalu aku memejamkan mata tak sadarkan diri bersimbah  darah dimana-mana. Kemudian mobil itupun melarikan diri dengan melaju sangat kencang.

" aliyaaaaaaaa" jerit dimas kaget melihat kejadian itu begitupun dengan semua orang yang ada di pesta itu. Lalu dimas berlari menghampiriku dia memelukku dan menaruh kepalaku di pangkuannya sambil menangis

" aliya bangun !!  jangan tinggalkan aku.... bangun Aliya" isak dimas yang terus memelukku dan dia pun teringat saat pertama kalinya kami bertemu.

" aliya bangunlah....aku tidak mau kehilanganmu..aku mencintaimu" gumam dimas  menangis lalu tiba-tiba airmatanya jatuh di pelupuk mataku yang membuatku sadar dan membuka mata menatapnya

" ka...mu ja...hat dimas ....aku benci padamu" desahku yang merasakan kesakitan sembari meremas lengan baju dimas yang penuh dengan darahku. Dimas sama sekali tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan dia hanya menangis melihatku kesakitan, lalu tak lama kemudian ambulans pun tiba disana dan langsung melarikanku kerumah sakit.

Didalam ambulans aku terus meremas lengan baju dimas dan terus berkata aku membencinya. Sampai akhirnya kami pun tiba dirumah sakit, semua perawat disana langsung membawaku keruang operasi, aku masih menggenggam erat lengan baju dimas dan menatapnya sambil merintih kesakitan.

Lalu dokter pun menghentikan kami saat hendak masuk ke ruang operasi

" maaf pak.. sebelum kami melakukan tindakan operasi pada istri dan bayi anda, anda terlebih dahulu harus menandatangani surat persetujuan ini" ujar sang dokter memberikan surat persetujuan itu kepada dimas saat dimas hendak menandatangani surat itu, aku menarik lengannya untuk tidak menandatangani surat itu.

" jangan dimas... jangan bunuh anakku" gumamku yang terus menarik lengannya namun dimas tidak mendengarkanku karna dia sudah tidak tega melihat ku kesakitan lalu diapun menandatangani surat itu dan para perawat pun membawaku masuk kedalam ruang operasi dan genggaman ku pun terlepas dari lengan baju dimas.

Dimas menungguku diluar ruangan sambil meremas-remas rambutnya, ia sangat kacau dan juga sedih melihat keadaanku. lalu tak lama kemudian semua keluarga pun tiba dirumah sakit dan langsung menghampiri dimas. Mereka semua terkejut melihat dimas penuh dengan darah ku, sedangkan arjun langsung masuk ke ruang operasi membantu yang lainnya.

" dimas apa yang terjadi...kenapa semuanya bisa seperti ini.. bagaimana keadaan aliya? " tanya kakek sedih namun dimas tak menjawabnya dia hanya menangis memikirkan keadaanku. Melihat itu sonya tersenyum puas sembari melipatkan tangannya

" akhirnya... semoga saja wanita itu juga mati bersama dengan bayinya... dan sekarang tidak ada yang akan bisa menghentikan ku mendapatkan apa yang aku inginkan untuk berkuasa dirumah itu" gumamnya dalam hati sambil menyeringai puas

Tak lama kemudian seorang suster keluar dengan wajah panik dan berlari.  melihat itu semua orang merasa khawatir dengan keadaanku lalu suster itupun kembali lagi dan dimas langsung menjegatnya dan menanyainya.

" suster apa yang terjadi didalam...apa istriku baik-baik saja " tanya dimas khawatir

" maaf pak pasien mengalami pendarahan yang hebat dan saat ini dia sedang membutuhkan 2 kantong darah.... apakah salah satu dari kalian ada yang cocok dengan darah pasien karna saat ini stok darah dirumah sakit ini sedang habis" ucap suster

" ambil darah saya suster...darah saya cocok dengan darah istri saya" ujar dimas lalu suster pun membawa dimas untuk mengambil darahnya. Mendengar itu sonya sangat tidak suka

Bersatunya Dua Hati √ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang