Jadian

6.9K 459 4
                                    

Berguling ke segala sisi menabrak waktu
Mundur mengejar masa lampau
Padahal masa depan berteman kosong
Berpadukan duka
Menatap yang lalu lebih bersuka

Carra Pov

Capek. Hal itulah yang menguasai setiap gerakanku sekarang. Aku adalah tipe orang malas, bila capek melanda. Yang kulakukan hanya berbaring di kamar tidur. Obrolan di grup lineku bersama Dara, May dan Beri semakin seru. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku sudah malas meladeninya.

Selesai kutulis puisi singkat, aku kembali ke tempat tidurku. Menatap langit-langit kamar berwarna pastel. Aku selalu ingin menghias langit kamarku agar enak dilihat, tapi tak pernah kesampaian. Entah aku yang terlalu sibuk atau terlalu malas untuk sekedar merealisasikan keinginanku itu.

Tanpa kusadari, aku terlelap dalam tidurku. Entah berapa lama. Sampai aku merasa seperti ada yang lalu-lalang di dalam kamarku. Seperti sibuk melakukan sesuatu. Tapi siapa? Bukannya hanya aku sendiri yang tinggal di rumah ini? Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk bangun. Kudapati seorang gadis dengan poni hijau sementara menatapku. Seorang lagi sedang membelakangiku dengan alat catok yang mengambang digenggaman tangannya. Pintu kamarku dibuka, barulah kesadaranku terkumpul seluruhnya. Aku melupakan pesta piamaku bersama mereka.

"Gue buatin sayur asem kesukaan lo. Dan untuk kalian berdua gue buatin pasta." Ucap Dara sambil membawa nampan menuju tempat tidurku.
"Ayo kita makan. Habis itu kita langsung ke mall buat belanja. Gue udah tahu menu apa aja yang harus gue buat malam ini." Beri dan May pun berjalan mendekat ke arah nampan. Tanpa basa-basi aku mengambil sayur asemku lalu melahapnya dengan nasi yang juga disiapkan Dara.

"Gue pikir siapa yang masuk ke rumah gue. Ternyata kalian."
"Elo sih tidur, kita panggil-panggil gak nyahut. Kita masuk aja, lagipula juga gak dikunci." Ucap Beri sambil merapikan poni hijaunya yang memang sedari tadi sudah rapi. Tapi bukan namanya Beri kalau tidak ribet.
Pletak!
"Awhh!" Ringisku saat May menoyor kepalaku dengan mulut penuh akan pasta. "Lain kali itu, pintu rumah lo dikunci. Lo gak takut ada yang masuk gitu. Apalagi dibawah itu ada coffe shop dan penjaganya cowok semua."
"Mereka orang baik kok. Lagi pula orang lain gak bakal tahu kalo di lantai dua gedung ini ada cewek cantik tinggal sendirian." Cetusku kesal sambil menyendokan nasi dengan kasar.

"Eh gosip apa yang mau lo ceritain Ber?" Tanya May dengan mata melototnya.
"Iya yang tadi di grup. Katanya kalau diketik bakalan panjang." Sambung Dara tak kalah antusias.

Aku menghela napas kasar sambil terus memakan makananku. Lalu mengalirlah cerita Beri yang sedikit dibumbui dengan omongan pedasnya. Dari situ keluarlah kata-kita hinaan, ungkitan-ungkitan kesalahan, bahasa yang tidak diketahui kebenarannya, bahkan latar belakang seseorang ikut di paparkan dan keluarlah komentar-komentar lain entah itu positif atau sangat negatif. Terdengar kejam. But, girls like it. Yeah, that is we call gossip. Sometimes i like it but sometimes don't like it, as now.

Aku meraih ponselku.
"Gaes, anak-anak ngajakin nonton basket ni. Dara, lo juga diajakin tu sama pacar lo. Kata mereka kita disuruh bawa Beri sama May. Pertandingannya sejam lagi." Kulihat wajah mereka menegang. Aku tak tahu apa sebabnya.
"Enghh," Dara tidak melanjutkan ucapannya.
"Kenapa? lo berantem lagi sama Jason? Kalau berantem mulu, mending putus aja." Ucapku sambil mengutak-atik ponselku.
"Gak kok, gue sama Jason rukun. Cuman gue sama yang lain lagi males jalan."
"Males jalan? Gak mungkin, gue gak percaya. Dara, disana ada Jason jadi kalian bisa mesra-mesraan sampai malam, tenang aja gue bakal jagain elo kalo dia macem-macem. Beri disana banyak cowok ganteng, bisalah buat cuci mata, dan May, bukannya lo suka segala jenis olahraga terutama pertandingan kayak gitu." Mereka semua menggeleng. Hei apa yang terjadi dengan mereka?
"Lagipula ini kesempatan gue, buat ngambil hati kawan-kawannya Kinan. Kalian tahukan image gue udah rusak di depan mereka karena masalah waktu itu."
"Kita sih mau cuma kita takut-"
"Beri! Lo ngomong apa sih." May memotong ucapan Beri.
"Kita harus jujur sekarang." Bantah Beri.
"Oke, oke, Carra, walaupun ini bakal nyakitin elo, tapi gue harap lo jangan nangis. Kita gak mau lo nangis begitu lo tahu berita ini. Sebenarnya Devan sama-"
"Devan sama Kinan pacaran?" Aku melanjutkan apa yang diucapkan Dara.
"Lo udah tahu? Lo tahu dari mana."
"Gue emang gak bawa ponsel gue selama tiga hari tapi remember? Ada David and he brought the phone because he had a new girlfriend. Gue lihat di snapchatnya Deo pas Devan lagi nyium Kinan." Jelasku dengan nada santai. Ini yang membuatku lelah. Lelah tubuh dan pikiran. Menangis? Itu sudah lewat masanya. Air mataku langsung jatuh saat melihat adegan itu.
"Ternyata lo beneran suka sama Devan?" Komentar David waktu itu.

ADORE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang