Three Errors

5.5K 319 1
                                    

• Hai balik lagi. Lagi seneng aja dengerin lagu love me till it hurts. Jadi aku taro di mulmed.
• pasti pada bilang Authornya plin plan ya? Emang, masih labil.... hehehehehe
• Oke, selamat membaca ♡♡

Hanyut bersama gelombang pantai
Tak tahu arah, tak tahu letak, hanya tahu hidup
Biarkan masa menemuimu
Biarkan dia meraihmu
Kembalikanmu pada semula
Permainkanmu pada takdir hingga suatu pertemuan

"Iya. Katanya sih, Devan nyewa jasa mereka buat nyari kunci jawaban gitu, entar lagikan mau UAS ."
"Lo bercanda? Gak mungkinlah. Mereka pasti bohong."
"Gue sih gak tahu Devan kayak gimana orangnya, tapi katanya mereka punya bukti kalau Devan yang nyuruh mereka."
Carra terdiam sejenak. Jantungnya seperti jatuh dan nyawanya mengecil. Ia benar. Cowok itu dalam bahaya.

Tanpa memperdulikan apapun, Carra berlari keluar dari ruang bahasa. Semua mata menatapnya aneh.

"Lo apain dia Marsha? Kok kayak ketakutan gitu?" Tanya salah seorang dari kerumunan itu. Marsha juga bingung dengan kelakuan Carra.

"Kepo." Balas Marsha tak mau ambil pusing, lalu menjauh dari tempat itu ke sisi ruangan lain.

***

Carra memasuki kelas dengan napas memburu. Wajahnya pucat pasi. Rambutnya berantakan. Hari ini terdapat banyak kejadian di luar perkiraannya. Banyak pertanyaan muncul dibenaknya. Tapi lebih utama dari itu semua, ia ingin sekali menyelamatkan Devan dari segala bahaya yang mengancam, dengan cara Carra sendiri.

"Ya ampun buddy, lo kenapa?" Berri berjalan mendekati Carra yang masih berusaha mengatur napasnya. Darra, May, Jason dan seluruh gengnya menatap Carra khawatir bercampur penasaran.

"Ghue-ta-tadi....Devan-De-van,"
"Devan kenapa?"
"Diia dalam bahaya. Dia kena masalah."
"Masalah apa?" Tanya Jason.

"Kenapa bawa-bawa nama gue?" Tanya seseorang di depan Carra. "Minggir gue mau lewat." Bentaknya pada Carra yang menghalangi jalannya.

"Kata Carra lo lagi dalam bahaya, lo gak mau dengerin dia dulu?" Nasihat Deo.
"Tadi juga dia bilang gue dalam bahaya."
"Ini yang baru lagi." Carra membela diri.
"Gue gak peduli. Cewek gue lagi sakit dan sekarang dia lagi sendirian di UKS. Dia butuh gue." Ucap Devan datar

"Lo sama cewek lo itu, sejak kalian pacaran, kalian gak pernah ngumpul lagi sama kita. Selalu aja sendiri-sendiri. Lo harusnya tahu, Carra ngawatirin elu. Lo gak lihat dia cape-cape lari dari ruang redaksi cuma buat ngasitau ke elo kalo lo dalam bahaya. Lo anggap dia apa selama ini?" Marah Jason.

"Sendiri-sendiri lo bilang? Anak kecil gak tahu diri ini setiap hari ngintilin gue sama pacar gue kemanapun kita pergi. Dan bukan urusan gue, dia khawatirin gue atau gak, gue gak peduli. Gue maunya dia hilang dari hidup gue. Lo tanya, gue nganggap dia apa? Sekarang gue tanya, cewek perusak hubungan orang itu biasa disebut apa? Parasit? Benalu? Atau apa?" Semua orang terdiam mendengar ucapan Devan.

Permasalahan yang rumit. Disini Carra bersalah karena berusaha mendekati Devan yang sudah mempunyai kekasih. Tapi tetap saja Devan juga tidak boleh merendahkan Carra begitu saja. Ia harusnya menghargai setiap usaha cewek itu. Semuanya benar-benar rumit untuk di putuskan.

Devan keluar dari kelas sambil menabrak sepertiga bagian bahu Carra. Berri maju lalu mengelus-ngelus lengan Carra, berusaha menenangkannya.

"Carra, kok lo disini?" Seorang cewek melongokan kepalanya di balik pintu kelas.
"Pertemuannya udah di mulai, gue disuruh manggil lo." Carra tetap terdiam di tempatnya. Ia menatap Jason seolah menunggu keputusan Jason untuk semua berita yang baru disampaikannya. Ia yakin Jason akan membantunya.

ADORE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang