Putus 2

5.5K 408 2
                                    

Aku balik lagi, bawa part baru. Semoga ada yang nunggu. Jangan lupa vote ya, kalau bagus menurut kalian. Loveyoureaders

Saat emas kalah dari perak
Dunia terjungkir balik karena pikiran insan
Sejak awal memang tak ada perubahan
Sampai cahaya kecil itu menembus gelap
Menebas asa dan meninggalkan cinta

Author Pov

Carra kembali ke rumahnya dengan keadaan hati yang bisa dibilang bahagia. Akhirnya tiba juga waktu untuk mewujudkan mimpinya mencuri hati Devan sebebas-bebasnya. Ia tak pernah menyangka akan secepat ini hubungan kedua sejoli itu berakhir. Benar-benar di luar akal sehatnya. Devan yang sangat manis pada Kinan kemarin, hari ini dengan penuh ketidakpedulian memutuskan hubungan mereka. Belum lagi kedekatan Devan dengan Brenda yang kemarin dilihatnya di mall.

Saat memasuki ruang tamu, mata Carra langsung mengarah pada pasangan suami istri yang sedang duduk di sofa. Mereka duduk berjauhan. Revan dengan wajah kesalnya sedang mengganti chanel TV sedangkan Mala sibuk dengan ponselnya. Sesekali ia terkikik geli sehingga membuat Revan tampak tidak nyaman.

"Sayang, pelan-pelan dong ketawanya, bila perlu gak usah dinonton lagi." Bujuk Revan.

"Gak mau, lihat ni, Zyan ganteng banget. Lucu banget dancenya dia. Oh Zyan, ganteng banget."

"Sayang, aku ini suami kamu. Aku gak suka kamu muji cowok lain di depan aku. Diam gak, aku cium ni! Lagipula Gantengan aku daripada Zyan."
"Kamu cemburu ya!"

"Siang!" Sapaku pada mereka berdua.
"Siang," jawab mereka bersamaan.
"Carra, masa Revan cemburu gitu sama Zyan."
"Masa aku cemburu sama anak kecil kayak gitu." Carra meneruskan langkah menuju kamar. Ia sudah capek melihat perdebatan mereka.

"Walaupun masih kecil, tapi ganteng loh! Coba aja aku dapet suami yang kayak gini, imut-imut gitu, brondong. Sayangnya aku udah hamil duluan sama kamu."
"Jadi kamu nyesel aku hamilin?" Tanya Revan galak. Wajah putihnya memerah, tanda bahaya sudah dekat.

"Bu-bukan gitu, aku, cuma," Mala seperti kehilangan kata-katanya. Carra menggelengkan kepala dari dalam kamarnya.
"Iya kalau aku cemburu kenapa? Aku cinta sama kamu, aku suami kamu. Ponsel kamu aku sita." Ucap Revan lalu merebut ponsel dari tangan Mala.

"Sayang kembaliin ponselku. Aku masih pengen nonton Zyan ngedance." Teriak Mala pada Devan yang berjalan menuju kamar tamu.
Braakk!

Bunyi pintu kamar yang dibanting oleh Revan.
"Sayang jangan marah dong, sayang." Teriak Mala. Dia tersenyum singkat.

"Entar kualat sama suami baru tahu rasa." Bisik Carra pelan dari dalam kamarnya.
"Gak apa-apa." Mala meyakinkan Carra, lalu bergegas menuju kamar tamu. Perlu kalian tahu, sebenarnya selama Mala mengandung, ia mendapat keinginan yang aneh. Dia selalu ingin membut Revan marah dengan cara apapun. Dia sangat menikmati saat dimana Revan tampak marah dan tak berdaya karena kelakuannya. Mala tak bisa menolak hal itu karena memang murni keinginan bayinya. Dan Carra mengetahui ngidam aneh milik kakaknya itu.

***
Hari ini adalah hari terakhir Carra di sekolah, karena tiga hari ke depan ia akan mengikuti lomba menulis karya ilmiah. Ia sudah berencana akan mengikuti Devan dari pagi hari. Sebenarnya ia penasaran apa yang dilakukan cowok itu setiap pagi. Arah jalannya memang ke toilet, tapi Carra sangat yakin tujuan cowok itu sebenarnya bukan toilet.

Carra masuk ke dalam perpustakaan lalu mengambil tempat paling depan dekat pintu seperti biasanya. Ia menulis sambil matanya sesekali melihat ke arah pintu menunggu cowok itu lewat.

Harapannya terkabul. Devan lewat depan perpustakaan dengan pandangan lurus ke depan. Carra keluar dari perpustakaan dan mengikutinya perlahan dari belakang. Ternyata Devan menuju ruangan pertemuan geng No Name. Devan masuk ke dalam lalu duduk di salah satu bangkunya. Devan mengeluarkan ponselnya kemudian membuat gerakan seperti menelpon seseorang. Beberapa kali dia menggeram kesal. Sepertinya orang yang Devan telpon sedang tidak bisa dihubungi. Devan menundukan kepala, perlahan air matanya jatuh.

ADORE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang