Putus

5.2K 366 3
                                    


Bagaikan berjalan beribu tahun
Dalam kebahagiaan yang ambigu
Kini pasir waktu hampir habis
Harapanpun terkikis pilu

Aku memarkikan mobilku di halaman parkir coffe shop. Seseorang dalam ruang kaca itu melambai-lambai padaku. Dengan tenaga yang tersisa aku melangkah masuk menuju pintu kafe itu. Senyum tergambar sempurna di wajahku tatkala melihat kakak sepupuku yanh semakin gendut dengan pipi tembemnya. Dia berdiri merentangkan tangan sebelahnya hendak menerimaku dengan sebuah pelukan. Aku berjalan kearahnya lalu kami berpelukan sesaat. Ia memukul-mukul belakangku. Setelah melepas pelukan, aku baru menyadari mengapa dia memelukku menggunakan satu tangan. Rupanya tangan kanannya sedang digenggam oleh suami brengseknya.

"Hai adik ipar." Sapanya padaku. Aku menatapnya datar.
"Hai." Balasku seadanya.
"Lo makin cantik aja sih, duduk dulu. Kakak kangen sama kamu." Kata kakakku sambil mencubit pipiku.
"Aku juga kangen sama kakak. Gimana kabar ibu sama ayah?" Aku menanyakan kabar orang tuanya. Kalau orang tuaku dipanggil dengan sebutan mama sama bapak.
"Baik-baik aja. Gue gak sabar pengen cerita-cerita sama lo habis ini. Lo belum makankan? Tadi gue beli makanan di restoran sama dia." Ucap kak Mala sambil menyuruh suaminya memperlihatkan makanan itu.

"Dia gak macam-macam sama kakakan? Dia gak kasarin kakakkan? Atau dia sering buat kakak nangis? Jawab kak, biar gue kasih pelajaran buat dia." Aku membrondong kakakku dengan pertanyaan, sambil memandang suaminya garang. Hubungan kak Mala dengan suaminya memang agak rumit. Mereka sudah berpacaran empat tahun, lalu putus karena suami kak Mala kedapatan berselingkuh. Kak Mala sempat dilanda stres dan berhenti berkuliah karena mendapat banyak masalah. Sedangkan cowok ini sama sekali tak memperdulikannya.

Beberapa bulan kemudian, hati cowok itu baru menyadari bahwa yang dia cintai sebenarnya adalah kak Mala. Sehingga ia memutuskan hubungan dengan mantannya dan meminta kak Mala kembali menjadi kekasihnya. Kak Mala dengan idiotnya menerima permintaan cowok itu.

Orangtua Revan dan Mala benar-benar tak setuju dengan hubungan mereka berdua. Namun masalah baru datang lagi. Kak Mala dinyatakan hamil oleh dokter karena sering mual-mual dan berwajah selalu pucat. Akibatnya, Revan harus bersedia dikeroyok ramai-ramai oleh semua anggota keluarga karena dengan gampangnya melamar kak Mala dalam situasi seperti itu.

Tak ada lagi yang bisa melarang hubungan mereka. Terpaksa kuliah kak Mala dibatalkan dan mereka dinikahkan. Pada kesempatan ini, aku akan bertanya pada kak Mala, bagaimana sikap Revan terhadapnya selama menjalani pernikahan. Siapa tahu aku punya kesempatan untuk melihat kak Revan dihajar kembali seperti waktu itu.

"Enggak kok, entar deh kakak cerita. Sekarang ayuk kita ke rumah kamu." Aku mengangguk lalu berjalan duluan menuju rumahku diikuti dua pasangan yang saling bergenggaman itu.

"Ayo kak, mari masuk. Barang-barang kakak ditaruh di kamar tamu aja." Aku menerima makanan yang disodorkan Revan padaku lalu berjalan menuju meja makan untuk menyimpan makanan itu. Aku masuk kamar untuk mengganti seragamku dan mencuci tangan. Setelah itu segera menuju meja makan untuk menyantap makan siangku.

"Dek, aku ke hotel dulu ya, ada meeting penting. Entar aku balik lagi, tolong jagain kakakmu. Satu lagi, jangan pernah ke mall tanpa pengawasanku." Ucap Revan padaku.
"Hm." Balasku singkat. Ia melangkah menuju pintu, namun berbalik lagi kearahku. Kulihat dia mengambil dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu.

"Buat lo, beli apa gitu. Tadi juga gue udah kasih Mala."
"Anak mami sekarang udah jadi kaya raya ya." Ejekku padanya.
"Itu semua demi kakak lo. Gue gak mau kehilangan dia lagi." Dia tersenyum padaku. Aku membalasnya sambil mengangguk.

Sehabis makan, aku segera menuju kamar mandi untuk mandi. Hari ini aku ada bimbingan untuk lombaku nanti. Walaupun aku kecapekan, aku tetap memaksakan tubuhku. Aku yakin semua akan baik-baik saja.

ADORE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang