Ada Apa Dengan Jo (Devan)

5.8K 391 1
                                    

Kupunya cinta buatmu
Yang tak perlu kugali namun terapung datang dan pergi
Kupunya cinta rahasia
Yang tak terlacak asalnya
Namun mengena, terkenang, dan melampaui batas

Carra pov

Aku tak sanggup melihatnya setiap hari di sekolah. Aku menjauhinya setiap kali kami bertemu. Di perpustakaan, di lapangan, di kantin bahkan di kelas saat akan mengumpulkan tugas. Menjauh darinya mungkin bisa membuat aku cepat melupakannya. Dia sudah bahagia dengan gadis yang tepat. Aku tidak bisa mengancamnya lagi dan ya, tak ada alasan bagiku untuk menghentikan hubungan mereka. Aku kembali ke prinsipku untuk tidak menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan. Orang ketiga? Oh bahkan Devan tak memeperdulikanku, bagaimana mungkin aku bisa disebut orang ketiga? Aku hanya sebuah pengganggu. Yang tak dihiraukan.

Aku harus menata hatiku yang hancur karena melihat  pasangan itu lengket setiap harinya. Untung mereka tidak pernah bergabung dengan geng No Name. Devan tidak pernah mengenalkan Brenda secara resmi pada kami. Dia lebih sering menghabiskan waktunya bersama Brenda dan teman-temannya di kantin.

Sepanjang pelajaran Kimia-salah satu pelajaran favoritku, kami menghabiskan waktu di lab. Banyak materi yang kami praktekan, salah satunya adalah menghitung PH larutan dengan lertas lakmus. Kami dibagi menjadi enam kelompok. Aku sekelompok dengan Dara, May, Beri, Jo, Deni, Mira, Naya, dan seorang murid nerd bernama Santiana.

Kami mengikuti semua perintah ibu guru, untuk terlebih dahulu mensterilkan peralatan yang akan kami gunakan. Para cowok dari semua anggota bergerak mencari air di luar ruangan lab karena kran air di lab rusak. Jo dan Deni kembali dengan wadah pengukur besar yang berisi air. Mereka mulai membersihkan alat-alat tersebut. Sedangkan aku sibuk menyalin rumus-rumus yang ditulis oleh ibu Lili di papan.

Kurasakan ada cipratan air mengenai pipiku. Tak kupedulikan hal itu. Aku berpikir positif, mungkin tidak disengaja. Baru aku akan mulai menulis lagi, cipratan air terkena wajahku lagi. Aku membanting bulpenku lalu mendongak. Kulihat Jo menatapku dengan senyum jahilnya.

"Jo, sialan lo!" Umpatku. Semua mata melihat kearahku. Aku meraih tabung yang sedang dicuci oleh Dara, lalu aku menyirm sisa air di dalam tabung itu ke arahnya. Bukan hanya wajah dan baju, buku-bukunya juga ikut basah. Dan yang paling parah Dara juga terkena cipratan air itu.

"Carra, baju gue!" Bentak Dara.
"Kok air lo banyak banget, gue tadi gak sebanyak itu." Protes Jo padaku.

"Biarin siapa suruh gangguin gue weh!" Jo mengambil banyak air di dalam tabung, lalu berjalan menuju kearahku. Aku bingung ingin lari kemana. Terpaksa aku menempel di tembok dan Jo berdiri tepat dihadapanku. Baru aku ingin menghindar, Dara sudah berdiri disampingku sambil melipat tangannya.

"Ampun Jo, ampun, Dara maaf, maaf, Jo yang salah, bukan gue."
"Kalian berdua sama aja." Dara menjewer telingaku dan Jo. Aku dan Jo meringis kesakitan.

"Ampun Dar, lepasin, ampun Dar."
"Kalau mau bercanda jangan bawa-bawa gue. Sekarang kalian berdua harus mau disuruh-suruh. Gue gak mau tahu, semuanya lagi kesusahan." Kami berjalan bersama menuju meja kami lagi.

"Sakit ni, gara-gara lo." Marahku pada Jo.
"Enak aja, lo yang salah."
"Kok gue sih."
"Pokoknya elo yang salah. Lo gak bantuin gue bersihin peralatannya, lo malah nulis."
"Terserah gue dong, gue yang-"
"Awas!" Tangannya menarik pinggangku. Aku hampir saja menabrak kursi lab yang keras itu.
"Modus lo ah,"
"Biarin. Daripada lo nabrak kursi, trus gue yang repot."
"Palingan juga lo ketawa ngelihat gue."
"Lo salah, gue gak seneng lihat lo sakit." Suaranya berubah serius, dalam jarak yanh sangat dekat denganku.

"Eh dua kuyuk, sini, pacaran aja kerjaannya." Teriak Beri dengan keras. Rupanya itu menjadi masalah karena semua mata kini mengarah kepada kami. Jo hanya tersenyum sekilas, tapi sangat manis. Aku menatap wajahnya.

ADORE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang