Akhirnya aku bisa bernafas lega setelah ujian kenaikan kelas berakhir. Begitu bel pulang, aku langsung meninggalkan ruang ujian. Aku sendiri merasa aneh kenapa aku bisa sebahagia ini. Padahal sebelumnya aku sangat khawatir dengan ujian kenaikan kelas kali ini.
...
Malamnya, tepat di hari Sabtu ini. Mama benar-benar mengajakku ke mall. Aku juga merasa sedikit bosan berada di rumah.
Tok... tok..
Ketukann di pintu kamarku kembali terdengar."Sudah siap, Le?"
"Bentar lagi, Ma!" sahutku sambil menyisirkan rambut.
Setelah selesai merapikan rambut dan memoleskan bedak, aku berangkat ke mall bersama Mama. Kebetulan aku tidak berganti baju lagi karena aku sudah memakai dress.
Sesampainya aku di mall, Mama langsung mengajakku untuk ke toko baju. Aku cukup takjub dengan baju-baju yang di pajang begitu elegan. Sangat menarik.
Mama masih memilih baju yang ingin dibeli. Mataku berbinar saat melihat dress warna hitam dengan pita berwarna senada yang ada di pinggangnya. Aku segera mengambil baju itu dan mencobanya. Ternyata dressnya sangat cocok untukku. Aku memutar badanku. Dress ini sangat menyatu denganku. Aku memutuskan untuk mengambilnya.
Selesai berganti baju, aku menghampiri Mama yang masih memilih baju.
"Ma, aku ambil yang satu ini."
Dahi Mama mengernyit heran. "Tumben warna hitam? Bukan warna soft lagi?"
"Lagi mau yang warna ini aja. Siapa tau bakalan ke pake, hehe...," jawabku ringan.
Setelah keluar dari toko baju, aku dan mamaku kembali berjalan. Tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil mamaku. Aku sudah tebak pasti itu temen mama. Aku langsung memainkan ponselku begitu mama memberhentikan jalannya. Aku sangat malas mendengar pembicaraan ibu-ibu.
"Rena!" pekik teman mama.
"Eh, Sandra udah lama kita enggak ketemu. Kamu lagi ngapain disini?"
"Biasa belanja bulanan."
Bisakah pembicaraan ini di percepat? Aku sudah sangat jengah berada disini.
"Ohh, yah Sandra. Ini kenalin anak saya, namanya Raffa."
Tunggu... tadi namanya Raffa. Mirip sama Kak Raffa. Ah, emang banyak yang pakai nama Raffa dan semoga Raffa yang ini bukan Raffa yang aku maksud.
"Alen, kesini nak. Kenalin ini tante Sandra sama anaknya Raffa."
Mataku terbelalak saat melihat Kak Raffa. Tanpa sengaja kami saling memanggil nama.
"Kak Raffa."
"Alen....," ucap KakRaffa terbata-bata.
Kenapa Raffa yang ini harus Kak Raffa?
"Lho, kalian saling kenal?" tanya tante Sandra sambil menatap kami bergantian.
"Alen itu adik kelasku disekolah, Ma," ucap Kak Raffa.
Kak Raffa juga terlihat membisikkan sesuatu pada tante Sandra. Setelah itu tante Sandra tersenyum kepadaku kecil.
"Yuk, San. Lanjut lagi, jangan disini ngobrolnya nggak enak," ajak Mamaku.
Entah aku harus senang atau apa karena tidak sengaja ketemu dengan Kak Raffa dengan memakai dress. Pasti ia akan meledekku. Jantungku berdegup kencang saat aku berjalan di sampingnya. Mama dan tante Sandra benar-benar membuat kami menjadi canggung.
Mama dan tante Sandra memasuki beberapa toko dengan kami yang masih mengekor di belakangnya. Selama itu juga aku menunggu Mama dan tante Sandra di luar toko bersama Kak Raffa yang tidak berbicara satu katapun. Ya ampun! Kenapa dia benar-benar sangat irit bicara? Malah ia sekaang asik dengan ponselnya dan mengabaikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE A RAINBOW
Teen FictionAwalnya aku nggak percaya sama yang namanya "Love at first sight" sampai akhirnya aku melihatnya untuk yang pertama kali. Aku suka dan tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata betapa tampannya dia. Tapi, hatiku sakit melihat orang yang aku suka sudah...