Aku terdiam ditepi bingkai jendela, memandangi langit sore yang hampir 3 bulan ini menemani hariku.
Ya...
Tak terada memang, semua berjalan dengan cepat, dan aku telah menghabiskan seprempat tahunku didesa ini, jauh dari kota ataupun istana.Tanpa bertemu teman-teman atau keluargaku, ini adalah masa pengasinganku, masa pelarianku dari segala hal yang terasa berat dan membebaniku.
"Puteri waktunya makan malam!"
"Baik aku akan turun!"
Aku melankah menuruni tangga katu menuju ruang makan, rumah sederhana yang klasik ini cocok untuk ditinggali pada masa tua, tempatnya indah dan asri, jauh lebih baik daripada perkotaan yang ramai dan padat.
Tiba-tiba lonceng pintu berbunyi, pertansa ada seseorang yang datang, sontak aku langsung bangkit menuju ruang tamu.
Kulangkahkan kakiku menuju pintu depan dan membuka handel pintu itu dengan santai hingga kedua mataku terbelalak saat menatap sosok lelaki yang kini berdiri dihadapanku.
"Na-nathan?"
Sontak aku menjerit menyebut nama dari sosok dihadapanku hingga mengundang keempat kakak pelayanku datang menghampiriku dengan gelisah.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Mestinya aku yang bertanya seperi itu padamu, apa yang kau lakukan disini! Ini bukanlah duniamu...
Maksudku kau itu tak seharusnya berada disini!""Hey...
Kau itu terlalu sombong bahkan untuk seorang pangeran!""Kau itu bodoh, selalu saja bodoh! Meminta maaf padahal sudah jelas kau tidak salah dan justru melarikan diri...
Bagaimanapun kau itu puteri! Kau seorang puteri mahkota sekarang, sekalipun kau tak suka berada diistana jangan pernah pergi....
Jangan pernah pergi dari sana lagi, bodoh!"Tanpa aba-aba Nathan langsung mendekapku, memeluk tubuhku yang masih kaku mencerna ucapannya tadi dan membiarkan lelaki tinggi berambut pirang itu memelukku dan setelah beberapa saar airmata mengalir dari pelupuk mataku.
"Maaf...
Maafkan aku, Leona! Semua adalah salahku, kumohon maadkan aku!"Kata terakhir yang ia ucapkan entah mengapa itu mampu untuk mengubah segalanya.
Ya segala yang awalnya telah hancur berkeping-keping menjadi sesuatu yang utuh dan bersinar kembali...
Mungkinkah hal seperti ini yang disebut seaeorang sebagai CINTA...?
Tak perlu waktu yang lama hingga sampai diistana, dimana para keluarga kerajaan telah menunggu didepan paviliunku.
"Leona...
Oh sayangku!""Ibu suri...
Maaf...""Sst...
Jangan panggil ibu suri lagi, panggil aku nenek, jangan panggil kami dengan panggilan formal karena kau bagian dari kami sekarang!"Ucapan ibu suri, maksudku nenek tentunya disetujui oleh yang lain sehingga kini mereka tampak tersenyum sangat manis padaku.
Tak jauh dari sini, kulihat seorang wanita dab pria paruh baya nampak memandangiku dengan sendu, kupandangi kedua orang itu yang ternyata ialah kedua orangtuaku.
"Ibu... ayah!"
Langsung aku berlari dan berhambur memeluk dua orang yabg amat kurindukan itu, hampir 4 bulan lamanya aku tak menemui mereka meski hanya sebatas bertatap muka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU PRINCE
DiversosEntah hal seperti apa yang diinginkan gadis seusiaku pada umumnya, benarkah kecantikan, kekayaan, status atau cinta...? Leona Lorald Helen, begitulah kiranya kedua orangtuaku memberiku nama, aku bukanlah gadis dengan segala kriteria diatas, aku han...