Simple Wish...

33 6 1
                                    

Aku?
Tidak bukan aku yang terluka, Nathan dan bahkan Pamela, kami bertiga terluka, namun masih ada satu orang lagi yang terluka, ia adalah...
Regis!

Liburan kami telah usai, meski seharusnya masih beberapa hari lagi, kami terpaksa pulang akibat penyerangan Ruby.

Gadis yang rupanya memiliki gangguan kejiwaan itu kini dibawa kepusat rehabilitasi untuk selanjutnya menerima hukuman.

Dan aku, disinilah aku sekarang. Duduk diberanda kamar Glass Castle sembari menikmati sore yang cerah dihari sabtu ini.

Setelah tinggal disini kehidupanku tidak semenyenangkan dulu, dimana aku bisa pergi makan dan nonton sesuka hatiku, berjalan jalan bebas tanpa seorang bodyguard ataupun pelayan.

"Puteri... pangeran mencari anda!"

Aku lantas menoleh kearah samping dan mendapati seorang lelaki dengan pakaian kasual kerajaan dan rambut pirangnya yang khas.

"Ada apa?"

Aku terdiam ketika kulihat Nathan terus menatap kearah luka dilenganku yang masih terbalut perban.

"Maaf..."

Hanya satu kata, hanya satu kata yang ia ucapkan sebelum akhirnya ia bergeming entah dalam penyasalannya. Dan aku juga hanya terdiam.

Apa yang dapat kukatakan? Apa yang dapat kulakukan? Haruskah aku memukul dan menendangnya untuk melampiaskan perasaan terlukaku? Haruskah aku mnjerit dan mencaci makinya unuk menghilangkan sakit dihatiku?

Tidak, apapun yang kulakukan takkan ada yang berubah. Sampai kapanpun semuanya tetap hanya akan menjadi seperti ini, kami semua tetap akan terluka bagaimanapun caranya...

==========================

Waktu telah lama berlalu, kini festival kelulusan telah tiba, dimana setiap kelas diwajibkan untuk mengikutinya termasuk kelas II-A.

Ya... meski telah berstatus puteri aku menolak untuk pindah kelas lantaran aku telah merasa nyaman dengan kelasku, lagipula Nadine juga berada disini, sedangkan Regis dan Kriss tak pernah keberadaan ketika aku memintanya datang.

"Leona...
Ehh puteri!"

"Tidak papa Greace! Panggil seperti biasa saja!"

Aku terkekeh mendengar tingkah konyol Greace yang bingung harus memanggilku apa, tentu saja karena setelah diangkat mnjadi puteri aku tidak pernah berskolah lantaran beberapa kelas kerajaan dan tugas lainnya, ditambah lagi libur musim panas yang cukup panjang.

"Begini, rencananya kami ingin membuat sebuah fashion show pada acara festival nanti, apa kau setuju?"

Sebenarnya bukan pertama kalinya mereka meminta pendapatku dalam suatu kegiatan atau sekedar keputusan, jadi ini bukan karena statusku melainkan sejak dulu aku memang cukup disegani oleh teman teman disekolah terlebih dikelas.

"Kurasa itu ide yang bagus! Kita punya beberapa disainer disini dan sisanya juga banyak yang ikut kelas tata busan dan menjahit bukan? Untuk make up kita bisa mngandalkan anggota kelas kecantikan! Bagus kita punya semuanya!"

Aku berucap santai dengan riang membuat yang lainnya tersenyum sumringah.

"Tapi Leona...
Tidak mungkinkan kita hanya melakukan itu, tentu kau memikirkan kami para lelaki!"

Aku terkekeh mendengar protes dari Dave yang tak lain adalah lelaki paling nakal dan malas, meski sebenarnya dia lelaki yang cukup populer dan...
Hemmm tampan, dia juga siswa yang cerdas untuk bisa menduduki kelas A.

"Tenang saja, aku sendiri yang akan mendisain pakaian untuk kalian, dan kalian juga bisa ikut berekspresi! Kalaian tau fashion itu keren bahkan untuk para lelaki!"

LOVE YOU PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang