Aku terdiam dikamarku, dengan gaun pengantin yang bahkan masih melekat ditubuhku, dan tatanan rambut yang masih belum terjamah.
Tak kuizinkan siapapun memasuki tempat ini, bahkan para kakak-kakak pelayanku hanya dapat mengintip dan memperhatikanku melalui celah dari tirai putih yang menutupi pintu kacaku.
Beberapa kali mereka mengetuk pintu dan bergiliran menanyai keadaanku, meski responnya selalu sama. Aku hanya akan diam seribu bahasa dan tak mempedulikan mereka.
Perlahan airmata jatuh membasahi permukaan bantalku, membentuk gambaran kesedihan yang begitu bening. Hingga bayangan itu kembali datang, saat ketika Nathan langsung pergi tepat setelah acara selesai, padahal seharusnya masih ada sederet acar lainnya sampai 2 hari kedepan, dan meski ia berjanji akan datang saat pesta nanti malam, perasaan sakit dan terluka tetap merayapi hatiku.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang berbincang-bincang didepan kamar yang kuyakini adalah ratu dan ibu suri.
"Bagaimana keadaan puteri?"
"Dia masih terus mengunci diri dikamar sejak masuk tadi, ibu suri!"
"Ibu suri, aku khawatir dia akan sakit jika terus seperti itu!"
"Aku juga berfikir begitu ratu, tapi aku sendiri tak faham apa yang sebenarnya difikirkan pangeran!"
"Para pengawal dan raja sendiri yang telah mengurus pangeran dia pasti akan pulang sebentar lagi!"
"Aku tidak peduli lagi dengan anak itu, bahkan jika dia adalah seorang pangeran dan cucuku aku tak rela ada lelaki yang menyakiti puteri hingga sedalam ini!"
"Ampuni saya ibu suri karena tak becus mengurus pangeran!"
Tak lama pintu kembali diketuk akan tetapi aku tetap mengurung diri dikamar. Bahkan hingga acara pesta malam digelar aku tidak menghadiri acara dengan alasan tidak enak badan, sedangkan Nathan...
Entahlah, aku tak lagi ingin memikirkan lelaki itu...
.
.
Aku menatap curamnya tebing dihalaman belakang, memandang jauh kepedesaan yang damai. Salah satu impianku dulu adalah tinggal dan menetap didesa, hidup damai dengan berkebun serta hidup jauh dari kota.Bayangan akan hal semacam itu bagaikan imajinasi belaka karena kenyataannya aku telah menikah sekarang, aku istri seorang putra mahkota, bahkan sekalipun tak pernah berarti ataupun dianggap aku tetaplah seorang puteri mahkota sekarang.
.
.
.
Apa kau mendengarku sekarang?
Apa kau ingat denganku sekarang?Sejak siang tadi kau menghilang, kau pergi tepat setelah acara pernikahan kita, mengejar gadis yang kau cintai dan meninggalkan aku yang tak berarti...
Aku merindukan saat aku dapat tersenyum meski hanya bersama sahabat atau keluargaku, aku mengutuk diriku yang terluka karena kepergianmu...
Maaf tidak dapat menepati janjiku untuk membiarkanmu pergi!
Maaf tak dapat menjadi seseorang yang tidak akan terluka mengetahui aku tak berarti bagimu
Dan maaf karena aku telah membuat semuanya menjadi rumit, sekali lagi maaf...
________________________________Setelah sekitar 3 hari acara pernikahan itu berlangsung, Nathan masih tak kunjung pulang, kepergiannya membuat gempar seluruh negeri bahkan utusan kerajaan tak dapat menemukan lelaki yang kini merupakan suamiku itu.
"Puteri Leona...
Apakah kau benar akan pergi?""Maaf ratu...
Sejak awal tempatku bukanlah disini!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU PRINCE
RastgeleEntah hal seperti apa yang diinginkan gadis seusiaku pada umumnya, benarkah kecantikan, kekayaan, status atau cinta...? Leona Lorald Helen, begitulah kiranya kedua orangtuaku memberiku nama, aku bukanlah gadis dengan segala kriteria diatas, aku han...