Why...?

60 7 0
                                    

Kurenggangkan otot-ototku yang kaku, sebelum aku bangkit dari ranjangku. Hari ini aku harus datang kesekolah seperti biasanya dan memulai hariku sebagai seorang pelajar lain.

Terlebih setelah ini akan ada banyak hal yang menungguku, termasuk pers nanti sore, tentang perkenalanku sebagai tunangan pangeran.

"Puteri peralatan mandi dan airnya telah siap, anda ingin mandi sekarang?"

"Iya kak...!"

Aku berjalan memasuki kamar mandi, merendam diriku dalam air hangat dan menenggelamkan separuh wajahku disana.

"Huhh... ada apa denganku? Kenapa harus memikirkan dia? Bukan urusanku dia dekat dan menyukai siapa, toh hubungan kami ini kan hanya sebuah perjanjian..."

Aku lantas menyudahi mandiku dan segera mengenakan pakaian seragamku. Kuraih tas gendong berwarna hitam dan segera berjalan menuju beranda dimana sebuah mobil telah menungguku disana.

"Silahkan puteri! Seharusnya anda berangkat bersama pangeran tapi tadi beliau berangkat lebih pagi jadi..."

"Tak masalah! Aku akan berangkat sendiri menggunakan sepedaku! Kak... bisakah kalian membawakannya?"

Tanpa waktu lama kak Elena langsung membawakan sepeda gunungku tepat dihadapanku, sepeda yang kubeli dari hadiah uang tunai saat mengikuti lomba presentasi beberapa bulan lalu.

"Tapi puteri... bukankah jarak sekolah dan istana cukup jauh?"

"Ya... mungkin sekitar 2-3 kilo... tenang saja aku adalah anggota klub sepeda disekolah! Aku hanya butuh beberapa menit!"
Aku langsung mengayuh sepedaku sementara para pelayan dan pengawal mencoba mengejarku sambil berteriak.

"Puteri seragammu akan penuh keringat nanti!"

Kudengar teriakakn kak Bella dari belakang, begitupum teriakan kakak-kakak yang lain.

"Tenang saja! Aku memiliki satu pasang lagi dilokerku!"

Aku terus mengayuh sepedaku meninggalkan paviliun barat dan ketika lewat aku berhenti didekat taman paviliun utara dan melihat ibu suri tengah menyiram tanaman.

"Pagi ibu suri... anda tampak segar dan cantik seperti mawar-mawar itu...!"

Wanita itu tersenyum bahagia mendengar ucapanku dan memetikkan setangkai mawar putih untukku.

"Mawar putih adalah perlambangam cinta yang suci! Kau tampak suci dan baik Leona"

Aku lantas menerima mawar itu dan berbalik, menatap para pelayan dan pengawalku yang kewalahan.

"Berhentilah mengejar! Aku akan baik-baik saja! Jika ingin mengikutiku gunakan mobil atau sejenisnya!"

Aku lantas kembali mengayuh sepedaku meninggalkan area istana dan segera menuju sekolah.

Sekolah tampak cukup ramai, seperti biasanya dan aku berjalan menuju kelasku. Duduk dimejaku dan memandang area taman dibawah.

Hingga tanpa sengaja kulihat ada seorang lelaki bersama seorang gadis, mereka tampak familiar dimataku, seorang lelaki tinggi berambut pirang dan gadis berambut pirang panjang...?

Tunggu... bukankah itu Nathan dan gadis ditaman kemarin? Apa yang mereka lakukan disana...?

Aku terus memperhatikan mereka lewat jendela disebelahku, dan ketika aku hendak berpaling kuperjelas pandanganku saat kulihat Nathan mencium pipi gadis itu, sontak saja aku membekap mulutku erat.

"Leona sedang apa kau?"

Nadine yang notabene nya itu sangatlah ingin tau dan memiliki tingkat penasaran sangat tinggi langsung mengikuti arah pandanganku.

LOVE YOU PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang