Special Chapter | Bara - Yessi : Rely On You

427 43 11
                                    

Sesuai judulnya, chapter ini spesial untuk Bara-Yessi moment. Jangan baca bagi yang ngga mau kecewa. Tapi yang terlanjur baca, jangan baper ya wkwk.

Happy reading ^^

*************
Sepeninggal Virgie, Yessi segera beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan kelas. Ia tidak mau mengambil resiko ketakutan karena terlalu lama berada di kelas sendirian.

Dengan lesu, Yessi menyeret langkahnya di sepanjang koridor. Sesaat matanya tidak sengaja menangkap dua sosok orang yang membuatnya resah di parkiran. Mereka terlihat masih bercengkerama sambil sesekali sang lelaki melempar tersenyum, membuat hati Yessi kembali nyeri.

Sesuatu yang sedari tadi sudah ditahannya kini sudah tak bisa dibendung lagi. Cairan bening yang menumpuk di matanya, membuat pandangan buram kini sudah berlomba-lomba terjun di kedua pipinya. Bahunya bergetar menahan isakan, namun Yessi tetap tidak bergeming dari tempatnya sampai ia benar-benar melihat Derren dan Virgie menghilang di balik pintu gerbang.

Sakit, itu yang kini ia rasakan. Memang menyakitkan saat mengetahui fakta bahwa kamu tidak mempunyai kesempatan untuk bisa mendekati orang yang kamu cintai karena dia telah mencintai sahabatmu, dan sahabatmu sendiri juga ternyata mencintainya, lebih dalam dari apa yang kamu rasakan.

Kalian berpikir bahwa Yessi terlalu mencintai Derren sehingga dia merelakan Derren untuk bersama wanita yang dicintainya? That's bullshit things! Yessi merelakan dan melupakan Derren karena dia tidak mau terus-terusan merasakan sakit saat melihat Derren bersama dengan Virgie. Yessi tidak mau berharap pada orang yang bahkan tidak pernah melihatnya. Dia ingin segera move on dan menyembuhkan hatinya pada orang lain sebelum rasanya pada Derren menjadi semakin besar.

Sekarang kalian berpikir bahwa Yessi pengecut karena tidak mau mengejar cintanya? Kalian harus melihat sendiri bagaimana binar mata Derren saat melihat Virgie maka kalian akan tahu sendiri jawabannya! Dari binar itu, Yessi jelas tahu bahwa tidak ada orang diingan Derren kecuali Virgie, tidak ada orang yang dilihat Derren kecuali Virgie. Jadi apa yang bisa Yessi harapkan? Apa yang harus Yessi perjuangkan? Yessi hanya berharap bisa menguapkan segala perasaannya pada Derren, secepatnya.

Tanpa Yessi sadari, seseorang yang baru saja keluar dari tempat penyimpanan peralatan olahraga sedari tadi sudah berdiri di belakangnya. Melihat Yessi yang memperhatikan Derren dan Virgie dengan bahu bergetar dan isakan tertahan. Bara mendesah setelah memahami situasi seperti apa yang sedang terjadi. Ia pun bergerak mendekat menuju Yessi yang sudah duduk di kursi samping kelas tempat ia berdiri.

Bara mendudukkan dirinya di samping Yessi, membuat Yessi menoleh dan menatapnya. Namun hanya sejenak, seolah tak peduli dengan keberadaan Bara, Yessi kembali menunduk dan melanjutkan isakan tertahannya.

"Ga usah sok kuat. Kalau mau nangis, nangis aja". Ujar Bara sambil menatap lurus ke depan.

Yessi melirik sebal kearah Bara, "apaan sih, ganggu aja! Udah pulang sana!". Bentak Yessi sambil mendorong bahu Bara lemah, berharap orang orang itu segera pergi meninggalkannya. Namun tentu saja tidak berhasil. Selain karena dorongan Yessi yang terlalu lemah, juga karena ada dorongan dari hati Bara untuk tidak membiarkan Yessi menangis sendirian.

"Menangis bukan berarti lemah. Tapi menangis itu menunjukkan kalau kamu masih punya perasaan". Bara memutar kepalanya untuk beralih memandang Yessi yang kini juga menatapnya. Mata wanita itu semakin memerah karena masih berusaha menahan tangis dan isakan. Saat setetes cairan bening kembali lolos dari mata Yessi, Bara pun gemas dan mendesis pada Yessi, "mau orang bilang, cewek makin cantik atau makin jelek sekalipun saat menangis, aku ngga peduli. Kamu tetep boleh nangis di depan aku, Yes".

My Lovely SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang