Chapter 15 - What's Going On?

408 44 9
                                    


So sorry for very late update!

Dan maaf juga kalau banyak typo, serta kalimat yang aneh. Ini sama sekali ngga aku edit.

Happy reading :)

-----------------

Siang ini, Derren menungguku di parkiran bersama dengan motor ninja merah kebanggaannya. Aku tersenyum dan segera menghampiri laki-laki yang sekarang berstatus sebagai kekasihku saat melihatnya duduk di atas motor sambil memainkan ponsel miliknya.

"Hai." Derren mengalihkan pandangannya dari ponsel saat mendengar sapaanku. Ia tersenyum kecil membalas sapaanku kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Udah selesai? Gimana ujiannya?" Tanyanya sambil mengulurkan helm kepadaku.

Yah selama 3 hari ini kami para anak kelas XII disibukkan dengan adanya try out ujian nasional. Dan kebetulan hari ini adalah hari terakhir try out tersebut diadakan.

"Lumayan membuatku pusing," jawabku jujur. Memang agak memusingkan mengerjakan soal try out Fisika tadi. Soal-soal yang keluar melenceng jauh dari latihan-latihan soal yang selama ini diberikan. Cenderung lebih sulit dan rumit. Untung saja aku tidak hanya mengandalkan belajar latihan soal jadi aku bisa memutar otak untuk mengingat-ingat apa saja yang aku pelajari selama ini. Dan yah seperti yang kalian tahu, aku bukan orang yang sulit untuk mengingat sesuatu terlebih seperti soal-soal Fisika.

"Master kayak kamu bisa pusing juga ya ngadepin soal Fisika," ia tersenyum geli sambil mengancingkan pengait helmku.

"Aku kan juga manusia," aku menjulurkan lidahku padanya. Enak saja dia main mengejekku segala. Lagian mau sepintar apapun seseorang, pasti pernah mengalami sekali dua kali dahi berkerut saat mengerjakan soal yang sulit dan rumit.

"Kamu sendiri gimana? Aku denger di ruangan sebelah, kamu yang keluar pertama?"

"Mau gimana lagi? Aku ngga betah berlama-lama di ruangan yang ngga ada kamu-nya," ujar Derren cemberut membuatku terkekeh geli.

"Gombalan kamu receh banget, sumpah."

Setelah berpacaran denganku, Derren memang sering mengeluarkan gombalan recehnya. Seperti ketika dia tiba-tiba datang ke rumahku. Saat aku bertanya ada apa, dengan santainya dia menjawab, "mau belajar sama pacar."

Atau saat kami berdua berada di toko buku. Tanpa aba-aba ia menggenggam tanganku dan berkata, "Aku ngga mau kamu tersesat dan bertemu dengan mantan gebetan lagi. Kalau tersesat di hatiku sih ngga masalah. Bukannya bertemu mantan gebetan, tapi bertemu dengan calon suami masa depan."

Dan yang paling membuatku geli adalah ketika Derren membersihkan wajahku yang belepotan saat makan. Ia tersenyum geli sebelum berujar, "kamu ini kayak anak kecil aja. Makan belepotan kemana-mana sampai aku ngga bisa bedain mana hidung mana kuah makanan. Tapi anehnya, kok aku ngga illfeel sama kamu ya? Tapi mana bisa aku illfeel kalau kamu malah jadi makin cantik begini."

Tuh, receh banget kan? Tapi entah kenapa pipiku selalu bersemu dan bibirku selalu berkedut saat aku mendengar gombalan recehnya, seperti saat ini.

"Receh-receh gitu juga kamu tetep seneng kan?" Godanya padaku. Dan yah begitulah.... Virgie memang terlalu lemah untuk bisa menolak pesona seorang Derren.

"Silahkan naik, Nyonya." Derren mengulurkan sebelah tangannya padaku, bermaksud membantuku untuk menaiki motornya. Dengan tersenyum aku menerima uluran tangannya kemudian melompat naik ke jok belakang motornya.

"Pegangan dulu, dong."

"Modus."

"Nanti kalau jatuh gimana? Kan ngga enak sama orang tua kamu yang udah nitipin kamu sama aku."

My Lovely SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang