▷ three : destiny

10.2K 1.1K 62
                                    

Matahari mulai bersembunyi, itu tandanya hari mulai gelap dan malam telah tiba. Jaemi mengambil beberapa tumpuk buku dan meletakkannya di atas meja di sudut ruangan. Besok ia ada kuis, dan ia sama sekali tidak dalam mood yang baik untuk mempelajari materi yang ada di buku-buku itu. Jangankan mempelajari, hanya sekedar membukanya pun Jaemi benar-benar tidak selera.

Tidak seperti Jaemi yang biasanya -yang selalu gila belajar- dan menjadikan buku sebagai makanan sehari-harinya, kali ini ia benar-benar kehilangan moodnya. Jaemi mencoba membuka salah satu buku dan mulai membaca, namun baru 5 menit membacanya, sekelebat bayangan tentang kejadian dua minggu lalu -saat Taehyung dan juga calon ekhm istrinya datang- membuat ia kembali terpekur.

"Aishhh...."

Jaemi menggelengkan kepalanya beberapa kali, mencoba menghapus bayangan-bayangan tentang Taehyung dan kejadian saat itu yang membuat hatinya seperti disayat-sayat. "Fokus, Jae! Fokus!!!" Jaemi memukul kepalanya sendiri, menepuk pipinya beberapa kali, dan mencoba untuk fokus kembali.

Besok pagi ada kuis dan ia benar-benar merasa tidak siap, pertama kali dalam hidup gadis itu. Selama ini, ia selalu menempati ranking 5 besar seangkatannya, yah walaupun ia bukan Si Ranking 1, tapi nyatanya ia selalu mendapatkan beasiswa dari prestasi yang telah didapatnya selama bertahun-tahun itu. Oh bahkan, seorang Jung Jaemi tidak tahu siapa yang menempati ranking 1 di kampusnya. Yang ia tahu, Si Ranking 1 adalah pemuda yang tampan, hanya itu yang ia ketahui. Ia tidak tahu persis wajah tampan Si Ranking 1 itu.

"Ah molla molla molla!" Jaemi mengacak surai hitam kecoklatan miliknya sendiri dan mulai menutup buku-buku yang ada di hadapannya.

-

-


"Jae, kau dimana? Kelas akan dimulai sebentar lagi." Yeri panik, tidak biasanya Jaemi terlambat seperti ini. Untuk masalah kampus, Jaemi paling tepat waktu dan tak pernah membolos sekali pun. Tapi kali ini, gadis itu sudah hampir terlambat.

"Sabar, sabar! Aku kesiangan, Yeri-ya. Mungkin aku akan terlambat," ujar Jaemi dari seberang sana.

"Cepatlah, Jae! Sir Dylan akan datang sebentar la-"

Tut

Tiba-tiba sambungan telepon mereka terputus begitu saja. Alis Yeri saling bertautan satu sama lain, ia menatap ponselnya tak percaya. Seorang Jung Jaemi tidak biasanya seperti ini.

Sementara di tempat yang berbeda namun di waktu yang sama, Jaemi berlarian mencari taksi untuk menuju kampusnya. Ini bukan hari pertama ia berangkat ke kampus tanpa Taehyung, tapi rupanya gadis itu masih belum bisa menyesuaikan dirinya dengan kenyataan yang ada saat ini.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai. Dengan cepat ia berlari ke atas, ke lantai 3 tempat dimana kelasnya berada. Dan dengan nafas yang tersenggal-senggal, akhirnya dia sampai di kelas.

Tok tokk

"Hhh...hhh...mianhaeyo, Sir!" Seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu seketika ternganga melihat seorang Jung Jaemi terlambat sampai benar-benar kelewatan seperti ini.

Kelas di mulai setengah jam yang lalu, dan Jaemi baru saja datang. Bagaimana mereka tidak terkejut?

"Silakan duduk, Jaemi. Kerjakan soal kuis ini, waktumu hampir habis. Tidak ada tambahan waktu," ucap Sir Dylan seraya memberikan soal kepada Jaemi. Jaemi mengambil kertas soal itu dan berjalan menuju bangku kosong di kelas itu.

HELLO MR. RIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang