▷ thirteen : the truth

6.4K 803 49
                                    

Tinggal beberapa hari menuju hari natal, Jaemi sibuk dengan segala persiapan untuk hari penting itu.

Menghias pohon natal dan meletakannya di atas meja di sudut ruang tamunya, memasang lampu-lampu hias untuk memperkuat suasana natal pada apartemennya.

Semuanya telah dilakukan gadis itu sejak pagi. Kebetulan ia sedang tidak ada kelas hari itu, jadi ia bisa menghabiskan waktunya untuk menghias apartemen kecilnya.

Salju pun turun begitu deras di luar sana. Membuat pemandangan kota Seoul semakin indah saja di mata gadis yang baru saja menginjakkan usianya yang ke-19 tahun.

Selain menghias apartemen miliknya, ada tujuan lain mengapa ia bangun pagi-pagi sekali.

Jungkook akan datang sebentar lagi, mereka berjanji untuk melakukan movie marathon bersama hari ini.

Sembari menunggu pemuda itu datang, Jaemi memaksimalkan waktunya untuk menghias apartemennya juga memasak makanan yang hendak ia makan nanti bersama Jungkook saat movie marathon.

Berhubung Jaemi tidak pandai memasak makanan berat kecuali ramyun, jadi ia hanya membuat pancake kesukaannya dan beberapa mangkuk popcorn.

Kemarin pun Jaemi sempat membeli sekotak coklat hangat bubuk setelah mengantarkan ibunya ke stasiun.

Tepat pukul 10, sesuai dengan janji mereka, Jaemi duduk di ruang tv-nya sambil menyiapkan beberapa film yang dirasanya bagus untuk ditonton bersama Jungkook.

Jaemi terus menunggu Jungkook, Si Pemuda Lelet, yang tak kunjung datang dengan khawatir. Takut kalau-kalau pemuda itu terjebak salju yang turun semakin deras, atau apa pun itu, Jaemi benar-benar khawatir.

Terdengar seseorang tengah menekan password apartemen miliknya, sontak Jaemi terkejut dan berjalan menghampiri pintu.

Didapatinya Jungkook yang baru saja masuk dengan mantel super tebalnya. Jungkook tampak kedinginan, terlihat dari warna bibirnya yang memucat.

"Jungkook, kau baik-baik saja?"

Jaemi menghampiri pemuda itu sambil membersihkan sisa-sisa salju yang tertinggal di rambut Jungkook.

"Kenapa tidak menggunakan penutup kepala? Kau bisa sakit karena kedinginan bodoh!"

Buru-buru gadis itu berlari ke arah dapur dan membuatkan secangkir coklat hangat untuk Jungkook.

"Aku baik-baik saja, hatchiii-"

"Apa yang baik-baik? Kau terkena flu! Minum ini, tubuhmu akan lebih hangat." Jaemi menyodorkan secangkir coklat hangat buatannya kepada Jungkook.

"Ah, ini enak. Terimakasih!" Jungkook tersenyum kian lebar, membuat gigi kelincinya terlihat begitu jelas.

"Geundae, aku masih merasa kedinginan, Jaemi."

Jungkook memegang kedua lengan kanan dan kirinya, dan semakin mengeratkan mantel yang ia gunakan.

"Eh? Tunggu sebentar, akan kuambil selimut untukmu, ya?"

Saat Jaemi hendak beranjak, tiba-tiba tangan kekar Jungkook menahan lengan gadis itu.

"Tidak perlu. Aku hanya butuh pelukanmu."

"Hhh, jangan sekarang, Jungkook. Aku serius, wajahmu terlihat pucat. Kau bisa mati kedingin-"

Jungkook menyeret gadis itu untuk duduk tepat di sebelahnya, tak membiarkan Jaemi melanjutkan perkataannya.

"Berisik, aku tidak akan mati secepat itu. Apa lagi aku mati sebelum mendapatkan pelukan darimu, aku tidak mau!"

Kedua ujung bibir Jaemi tertarik dengan sempurna. Sudah lama ia tak merasakan gelenyar aneh seperti ini setelah berpisah dengan Taehyung.

HELLO MR. RIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang