▷ Jimin (Bonus Chapter)

6.6K 599 19
                                    

i promise, this will be the last part of hmr.

P.s: GONNA MISS JAEKOOK HHHH
P.s.s: JM LOOKS SO HAWT wHHHHaY

.

.

.

Aku kembali. Setelah empat tahun lamanya aku meninggalkan kota ini untuk menuntut ilmu di negara impiankuㅡInggris, aku akhirnya kembali.

Semua nampak begitu sama. Tidak banyak perubahan terjadi disini. Jalanan yang masih sama, kehangatan kota yang masih sama, semuanya tidak berubah.

Hanya ada beberapa perubahan kecil, kini Seoul nampak jauh lebih ramai. Bahkan ini masih pagi, masih pukul sepuluh pagi tepatnya, tapi kafe langgananku bahkan sudah ramai, dipenuhi dengan mereka yang sibuk dengan laptop ataupun ponselnya.

Aku berjalan menuju kasir, melihat menu-menu kopi yang aku inginkan dan memesannya. Lalu penjaga kasir memintaku menunggu beberapa waktu untuk kopiku.

Aku mengedarkan pandanganku, mencari meja yang sekiranya kosong. Tapi sayangnya, tak satupun meja kosong kutemukan.

Keadaan kafe ini benar-benar ramai, aku bahkan tak bisa menemukan satu meja kosong pun.

Namun sesaat kemudian, aku berhasil menangkap satu meja dengan seorang gadis yang duduk di sana. Ada satu kursi kosong di hadapan gadis itu, kenapa tidak aku duduk di sana? Lagi pula, hanya untuk beberapa saat sampai kopiku datang.

"Hmm, nona? Bolehkah aku duduk di sini?"

Kulihat dirinya begitu sibuk dengan  laptop dan juga beberapa lembar kertas di mejanya sambil sesekali menyeruput kopi miliknya.

"Oh silahkan." Gadis itu menoleh lalu tersenyum dengan sangat cantik.

Wow

Untuk pertama kalinya, aku melihat gadis secantik dia. Ia begitu manis dan terlihat apa adanya dengan balutan kaus dan ripped jeans.

"Maaf, jika aku mengganggumu."

"Tidak, sama sekali tidak."

Kemudian suasana kembali canggung.

Gadis itu kembali sibuk pada pekerjaannya. Entah itu apa, tapi saat ini ia terlihat misuh-misuh lalu melempar kertasnya ke sembarang arah.

Sebenarnya aku kasihan melihat gadis itu. Tapi tak ada yang bisa kuperbuat, aku hanya orang asing yang sedang menumpang duduk di mejanya sambil menunggu kopi pesananku.

Aku terus menatapnya iba. Sampai aku tidak sadar kalau....

"Park Jimin!"

"Tuan Park Jimin!"

...namaku di panggil. Tentu saja, pasti kopi pesananku sudah jadi. Aku beranjak, meninggalkan gadis itu tanpa mengatakan apa pun padanya.

Aku mengeluarkan beberapa lembar won dan memberikannya kepada kasir. Kemudian aku menerima pesananku dan berniat untuk kembali lagi ke meja tadi.

Entah untuk apa, hanya ingin?

Berharap masih dapat melihat gadis itu, tapi sayangnya, yang kudapati hanya sebuah meja kosong tanpa penghuni.

Gadis itu sudah pergi, bahkan barang-barangnya sudah tak ada di sana. Mejanya begitu bersih.

"Cepat sekali," batinku.

Aku sedikit...kecewa?

Kemudian kududukkan diriku di atas bangku yang didudukinya tadi sembari menikmati kopi yang kupesan.

Kumainkan ponselku kemudian, mengabari Jaemi bahwa aku sudah kembali ke Korea dan ingin bertemu dengannya.

Aku merindukan gadis itu. Sudah empat tahun kami tak bertemu, bahkan dua tahun pertama kulewati tanpa pernah menghubungi Jaemi, sekali pun.

Ini memang permintaannya, dia ingin aku melupakannya dan mencari orang lain yang lebih baik darinya. Dia ingin aku kembali menjadi Park Jimin yang menyayanginya sebagai seorang adik saja.

Dan aku menuruti keinginannya. Tapi empat tahun telah berlalu, mengapa perasaan ini masih ada?

Walau hanya sedikit, tetap saja jika melihatnya dengan Jungkook akan membuat hatiku teriris juga, kan?

Tiga puluh menit sudah kuhabiskan untuk berdialog dalam hati. Memikirkan hubungan percintaanku yang selalu miris dan tak pernah berakhir bahagia.

Aku tersenyum kecut, "kapan aku bahagia?"

Tak ingin berdialog dan meratapi ketidakberuntunganku lebih lama lagi, kuputuskan untuk pergi dari kafe ini.

Ketika ingin beranjak, aku merasakan sesuatu yang aneh pada bagian kakiku, seperti menginjak sesuatu.

Sebuah kertas yang lusuh, mungkin akibat dari kakiku yang menginjak kertas itu sedari tadi.

Kuputuskan untuk mengambilnya, "bukankah ini milik gadis tadi?"

Kertas itu begitu familiar di mataku. Pasalnya, aku terus memperhatikan gadis itu ketika ia misuh-misuh dan melempar semua kertasnya sampai terjatuh ke lantai.

Kuamati setiap sisi kertas itu, dan membaca tulisan yang tertera di sana.

DESTINY a novel by Bae Nara

"Bae Nara?"

~ (진짜 끝)

HELLO MR. RIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang