BAB 4

398 72 0
                                    

Gue lanjut bab 4 nih, mohon diminta vote dan commentnya ya guys!

###

Author's POV

Oke, sekarang udah jam 8. Gila ini udah siang banget, mereka telat. Mereka semua udah siap dan langsung berlari memasuki hutan.

Mereka mengelilingi hutan dan mencari beberapa petunjuk agar mempermudah mereka untuk mencari lukisan itu. Udah 2 jam mereka mengelilingi hutan itu, tapi semuanya nihil masih saja mereka tidak menemukan tanda-tanda atau petunjuk dimana lukisan itu berada.

"Guys gimana nih kita udah 2 jam ngelilingin nih hutan?" ujar Vava

"Sabar aja mungkin sebentar lagi kita juga bakal nemuin kok tandanya, jangan putus asa dulu ya." Caca member semangat untuk temna-temannya

"Istirahat dulu ya?" ujar Tata

"Yaudah, dimana?" Tanya Baba

"Itu dibawah pohon gede itu aja." ujar Nana

"Yaudah kita kesana."

Sesampainya dipohon itu mereka semua langsung duduk menyender dipohon besar itu.

"Lo kenapa?" Tanya Baba ke Vava. Baba sedari tadi melihat gerak-gerik Vava yang menggerakkan kakinya terus menerus dan raut wajah Vava yang menegang.

"Gue kebelet pipis nih, tapi gue takut mau pipisnya" ujar Vava

"Yaudah sana pipis! Apa perlu gue anterin?" Tanya Baba

"Gak usah deh. Gue bisa sendiri, tapi jangan tinggalin gue ya?"

"Kita gak bakal ninggalin lo kok." ujar Tata

"Beneran ya?" Vava memastikan

"Iya serius Va" jawab Caca

"Yaudah gue pipis dulu" ujar Vava

"Jangan jauh-jauh loh! Nanti lo malah tersesat dan gak bisa balik!" ujar Baba, wanti-wanti dengan temannya ini.

Vava berjalan meninggalkan teman-temannya, ia mulai menelusuri hutan dan mencari tempat yang pas untuk buangair kecil. Setelah selesai buang air kecil, Vava mulai kebingungan. Kemana dia harus balik? Lewat jalan yang mana? Sumpah dia lupa.

"Aduhh kemana nih? tadi gue lewat mana ya? Argghh kok gue bisa lupa kayak gini sih." Vava meremas rambutnya.

Vava gak bawa tasnya lagi, Vava menitipkan tasnya kepada Nana. Handphone dan kompasnya ada didalam tasnya itu, dan Vava gak bawa apapun sama sekali. Vava mulai bingung, entah kemana dia harus menemui teman-temannya kembali. Vava mulai berjalan mencari jalan yang dia lewati tadi, tapi Vava gagal dia sama sekali tidak menemukan jalan itu. Vava mulai menangis, air matanya mengalir dengna derasnya.

"BABAAAA... TOLONG GUE! NANA...TATA...CACA..DIMANA KALIAN? GUE TAKUTT.." Vava berteriak sekencang-kencangnya dia mulai ketakutan dan bingung kemana dia harus pergi.

_____

Rebbaca POV

"Kemana sih si Vava? Lama banget buang air kecilnya" ujar gue.

Gue sama yang lain udah nunggu setengah jam di bawah pohon besar ini.

"Jangan-jangan dia kesesat lagi." ujar Nana

"Huss.. Ada ada aja lo ngomong." ujar Tata yang lagsung menjitak kepala Nana

"Kita gak boleh negative thingking dulu, mungkin dia lagi pup. So bakalan lama, kita tunggu 5 menit lagi sampi jam setengah 12. Okey?" ujar Caca.

kita nunggu Vava, sekarang udh jam setengah 12. Vava belum balik juga, gue makin khwatir. Gue gak bisa tenang.

"Udah jam setengah 12 nih, Vava belum balik juga." ujar gue

"Gue khawatir nih." ujar Nana

"Sama." ujar Tata sambil menggenggam tangan Nana

"Gue jadi kahwatir banget nih. Gimana ini?" Tanya Caca

"Medingan kita cari bareng-bareng deh! kearah dia buang air kecil tadi, pasti dia gak jauh dari sini." ujar gue

"Yaudah yuk!" ujar mereka, menyetujui keputusan gue.

Gue dan yang lain langsung menyusuru jalan kemana Vava berjalan untuk buang air kecil tadi, udah 30 menit kita menyusuru jalan itu tapi kami sama sekali gak menemukan tanda-tanda dimana Vava berada.

"VAVA...." Teriak gue

"VAVA DIMANA LO?" Triak Tata

"VAVA..." Teriak Caca

"VAVA... KITA DISINI, LO BISA DENGER KITA GAK?" Triak Nana

"Girls, kemana lagi nih kita harus nyari Vava?" Tanya Nana

"Gue juga bingung nih, dia pasti terlalu jauh deh masuk kehutan ini." jawab gue

"Udah mau sore nih, gimana ini? Kita belum juga nemuin Vava" ujar Caca

"Sumpah, gue bingung banget" ujar Tata

"Arrrgghh.. ini salah gue! Ini semua salah gue!" gue mulai prustasi, gue tadi yang ngebiarin dia pergi. Gue sama seklai gak bisa ngelindungin dia, gue salah! Gue salah! Va lo dimana sih?

"Ba lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri! Lo gak salah Ba, itu udah Tuhan yang nentuin bahwa Vava harus tersesat dan itu adalah tantangan buat kita bahwa kita harus nyari Vava dan melindungi 1 sama lain didalam hutan ini. dan gue yakin Vava pasti baik-baik aja sekarang. Okey?" ujar Caca menenangkan gue.

"Sekarang kita berpencar aja! Gimana?" ujar Nana

"Berpencar?" Tanya gue

"Iya, berpencar buat nyari Vava. Dan kita ketemu lagi disini, gimana?" ujar Nana

"Bener juga tuh kata Nana" ujar Tata

"Gimana menurut kalian berdua?" Tanya Nana ke geu dan Caca, gue langsung melirik Caca

"Yaudah okey, kita berpencar. Sapa yang mau sama gue?" Tanya gue

"Gue aja" ujar Tata

"Yaudah Na, lo sama Caca ya?" ujar geu

"Okey, sip."

"Gue sama Tata ke kanan lo sama Caca kekiri okay?" Tanya gue

"Okey. Take care ya! Saling jaga!" ujar Caca

"Kalian juga! Jaga diri!" ujar Tata

"Okey bye." ujar gue

Gue sama Tata langsung kearah kanan dan Caca dan Nana langsung kearah kiri, gue sama Tata terus teriak memanggili Vava. Dan saat gue berjalan menghadap belakang, tiba-tiba...

Brakk...

###

Sorry ya bab 4nya cuma sedikit, maklumi aja gue lagi fokus sama LUN dan LUS. Gue nyempetin buat bab 4 ini, walaupun sedikit tapi tetap menarih ahahha pede banget ya gue.

Tenang aja nanti di bab 5 bakal lebih panjang ceritanya. gue janji deh.

Kiss dari Rebbaca dan Allard untuk kalian, heheh

COUPLES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang