Allard POV
"Bei?"
gue berusaha buat minta maaf sama ni cewek keras kepala yang ngambek Cuma gara-gara tinggi badan, huhhh dasar cewek ini emosional banget jadi orang.
Gue megang tangan dia dan gue manggil namanya, sambil melihat mukanya yang sudah tertekuk-tekuk menjadi 10 lipatan dan mulitnya yang sudah membentuk kerucut. Hahha gue pingin ketawa liatnya, sumpah dia lucu banget.
"Apaan sih lo? Gak usah megang-megang ya!"
dia bentak gue sambil mengibaskan tangannya yang tadi gue pegang. Lalu dia terus menatap kedepan dan berjalan lebih cepat.
"sorry, tadi gue Cuma bercanda" ujar gue
"YA"
gila ni cewek jutek amat yak, Cuma dijawab 'Ya' doang. Gue udah tulus gini minta maaf malah dicuekin. Mana ditinggal pula, dia jalan duluin gue dengan muka yang udah ketekuk-tekuk.
Gue lari, dan menyamakan langkah kaki dia. Dia malah semakin mempercepat jalannya, okey sekarang gue beraksi.
Gue lari kearah dia cewek keras kepala, dan gue tarik tangannya dan sekarang dia bener-bener ada didepan gue pas. Disitu gue bisa ngelihat mata coklat ke abu-abuanya yang sangat indah, dan melihat bibir mungilnya.
"cie cie.... Eghemmm" Aric, Aldric, Alex, Vanesa, Valica, Graffita, Alivina dan Atwell langsung mencie ciekan kami dan menertawai kami.
Cewek keras kepa itu langsung melepaskan genggaman gue dan memalingkan muka, gue sontak mengacak-acak rambut gue(bisa dibilang jadi salting).
"guys kita tinggalin aja mereka yuk! Kasih waktu buat pdkt" ujar Aldric
"bener juga tuh, yuk! Kita balik ke villa duluan aja" ujar Aric
"kita duluan ya Ba" ujar Alivina
"nikmati pendekatannya ya!"ujar Vanesa
"jangan lama-lama berduaannya!" ujar Graffita
"inget ya! selalu andalkan tuhan dalam apa yang kalian lakukan!" ujar Valica yang mengunakan kata-kata bijaknya
"kami duluan ya guys! kalok mau pdkt jangan dibawah pohon ya! nanti pohonnya jadi orang ketiga loh, kan kasian. Hehhe" ujar Atwell.
Dan semanya berjalan menunggalkan gue sama Bailey.
"Guys gue ikut balik!" teriak gue sambil berjalan menyusul mereka
"udah lo sama Rebbaca aja! Kasian noh kakinya masih sakit" triak Atwell dan dia melanjutkan jalannya.
Gue sontak berhenti dan memandang cewek keras kepala itu, karna gue kasian sama si cewek keras kepala itu. Kakinya sakit, mana ditengah hutan, nanti dia tersesat dan hilang malah jadi gue yang dimarah sama mereka. Mana mereka udah jauh lagi, lagian ni cewek malah diem aja gak ada reaksi apa-apa pas mau ditinggal sama temen-temennya. Huhh dasar cewek aneh.
"ngapa lo liat-liat? Suka lo sama gue?" uajr cewek keras kepala itu.
Gue langsung mendekat kearah dia.
"apa lo bilang? Hah"
"ngapain lo ngeliatin gue? Jangan-jangan lo suka ya sama gue?" ujar tu cewek dengan pedenya.
Ogah gue suka sama cewek keras kepala dan dingin kayak lo.
"gue gak salah denger hah? Gue suka sama lo? Ohh gak mungkin!" ujar gue sambil memasang muka songong
"terserah lo aja!" ujar cewek itu
"yang ada lo kalik yang suka sama gue?" ujar gue
"ihh ogah ya gue suka sama cowok yang kepedean kayak lo ini, gak bakal gue suka sama lo!"
