Untung hari ini adalah hari minggu, Rebbaca mengurung diri dikamar dari pagi dan sekarang sudah jam 3 sore. Bahkan dia gak mau sarapan atau minum(namanya orang lagi patah hati ya kayak gini).
"Apa aku harus percaya lagi sama kamu Lard? Aku takut, takut kalau memiliki kamu Cuma ilusi belakang aku aja, takut kalau kamu itu enggak nyata Lard dan aku gak bakal milikin kamu" sehari full dari kemarin Rebeca menangis dikasurnya tak beranjak 1 cm pun. Bahkan bisa dilihat dari penampilannya sekarang, lebih dari kata kacau.
"kamu sukses buat aku kacau Lard, sukses banget!"
DORR DORR (ketokan pintu)
"Ba ayo dong keluar, kita udah nungguin lo nih! kita tau lo lagi ada masalah tapi jangan gini juga kalik. Lo belum makan dari tadi ehh bukan dari kemarin, emangnya lo gak laper apa?" teriak Vanesa
"ya laper lah" batin Rebbaca sambil memegang perutnya yang berbunyi
"Ayo dong keluar Ba, lo chaildish banget sih! Kesel lama-lama gue" keluah Graffita yang memasang muka kesal karna temannya ini malah menyakiti dirinya sendiri dengan cara kayak gini.
Setelah beberapa detik, pintu kamar Rebbaca terbuka dan menampilkan sosok yang sangat menakutkan . Mata sembab, rambut ga aturan, hidung merah, baju yang compang-camping melebihi orang gila itulah Rebbaca sekarang dan teman-temannya kaget sekaget kagetnya.
"KYAAA SETANNN!" teriak Valica sambil mengumpat dibalik tubuh Alivina
"BA INI LO?" Tanya Alivina dengan raut wajah yang menahan tawa
"Lo serem banget si Ba, gila segininya ya lo Cuma gara-gara Allard." kata Vanesa
"ini beneran lo ba? Serius lagi?" ujar Valica yang sekarang meraba raba muka Rebbaca
"iya" jawaban dari Rebbaca singkat, dan jelas.
"yaudah sekarang kebawah dulu yuk, lo harus makan dan yang terpenting lo harus mandi karna lo bau banget Ba" ujar Alivina sambil terkekeh
Rebbaca langsung menatap Alivina dengan tatapan yang mengerikan
"Slow bu slow tatapan lo udah kayak macan aja Ba ngeri gue" kata Alivina sambil mengangkat tanganya sepertu peace.