REBBACA POV
Handphone gue berdering, ada yang nge-Line nih.
Vanesa Granara R : Ba, istirahat pertama ngumpul dikantin ya!
Rebbaca Bailey R : oke sipp luve luve :*
Vanesa Granara R : see you there
Udah seminggu gue masuk sekolah, sekarang baru mulai aktif pembelajarannya. Dan tetep dengan teman sebangku gue yang bikin jantung gue dek-dekan, yang pasti dia adalah Clack.
Udah 1 minggu gue duduk bareng sama dia, ternyata dia asik juga orangnya, cuman guenya aja yang diem, menjadi diri gue yang asli. Gue ngomong seperlunya aja, kadang dia malah yang ngajak bercandaan.
(bel istirahat berbunyi)
Gue ngeberesin buku-buku gue dan memasukkanya kedalam tas, begitu juga dengan Clack. Setelah selesai merapikan buku-buku, Clack langsung menuju kerumunan anak-anak cowok. Dia anak baru tapi udah cepet akrab sama anak-anak cowok yang lain, dia orangnya asik sih jadi banyak yang mau deket sama dia.
Gue langsung nyamperin Tata dan Nana.
"kantin yuk! Caca sama Vava udah nunggu disana" kata gue
"gue masih belum selesai mencatat nih, nanggung kalok gak diterusin" ujar Nana yang masih menulis catatan yang diberikan oleh Mr.Rangga, guru B.Indonesia.
"lo Ta? Ikut yukk!" ajak gue
"gue juga gak bisa nih Ba, gue belum ngerjain soal yang dikasih sama Miss Nenzy nih"
"kalian gak asik ihh.." gue langsung membalikan badan dan melipat tangan gue sambil memasang muka ceberut
"jangan marah geh Ba! Nanti kita nyusul deh" ujar Nana
"yaudah kalok gitu, gue ke kantin sendiri" gue langsung berjalan keluar kelas menuju kantin.
Selama berjalan dikoridor menuju kantin gue nyanyi lagu 'kali kedua-Raisa' yang pasti dengan volume yang kecil. Jarak antara kelas ke kantin lumayan jauh, kantin ada di lantai 1 sedangkan kelas gue ada dilantai 2.
Saat gue menuruni anak tangga tiba-tiba tangan gue kayak ada yang megang, setelah gue memutar badan dan melihat siapa yang megang tangan gue, gue langsung bad mood, langsung males mau nyanyi lagi, gue langsung lemes.
"kenapa sih? Bosen tau gue ngeliat muka lo yang sok imut itu. pagi-pagi udah ngeliat lo, disekolah ngeliat lo, bahkan nanti pulang sekolahpun ngeliat lo" kata gue dan menghempaskan tangan gue dari genggamannya.
"bukan Cuma lo yang bosen, tapi gue juga" ujar Allard
"terus ngapain lo nahan gue?" Tanya gue
Tiba-tiba Allard narik gue menuju lantai 3 dan lebih tepatnya sekarang gue sama Allard ada di....
"Ngapain sih lo ngajak gue kesini?" Tanya gue
Allard masih diam, gak menjawab pertanyaan gue. Gue makin penasaran sama dia, yang pasti sama sikapnya. Dia yang suka ngeliatin gue dikelas, dia yang suka natap gue sama Clack dengan tatapan gak suka, dia yang makin hari makin kasar, dia yang suka ngebut kalok nganter jemput gue, dan dia yang berubah jadi emosional. ADA APA DENGAN ALLARD? (AADA) wkwkwkw
Gak lama, Allard mulai mengangkat mukanya, natap gue dan mulai bicara.
"gue udah gak tahan ngeliat lo deket-deket sama si anak baru itu, gue minta lo jauhin dia!" kata Allard
Ni orang kenapa sih? Ya suka gue lah mau akrab sama siapa aja, kok jadi dia yang ngatur-ngatur gue.
"emangnya kenapa kalok gue deket sama dia? Lagian Cuma temen doang. Apa hak lo sih ngatur-ngatur hidup gue?" ujar gue kesal
"ya gue gak suka kalok lo deket-deket sama dia."
"YA KENAPA? APA ALASANNYA? HA? Gue makin gak ngerti sama sikap lo!" suara gue mulai meninggi, gue makin gak ngerti sama cowok satu ini.
Allard menundukkan kepalanya lagi, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Sekarang dia natap gue dia mencekram kedua bahu gue. Gue sedikit takut
"gue gak mau lo jadi target selanjutnya! Gue tau dia, bahkan gue lebih mengenal dia dari orang yang deket sama dia atau bahkan dari sahabatnya dan bahkan dari lo.."
"stop! Lo ngomong apaan sih? Target apa? Gue gak ngerti! Gue juga heran dari mana lo bisa tau segalanya tentang dia." ujar gue memotong kata-kata Allard.
"DIA SAHABAT KECIL GUE DAN DIA YANG UDAH BUNUH NYOKAP GUE!"
Allard mengacak-acak rambutnya, dia mulai meneteskan air matanya, dia menunduk, dan sekarang dia jatuh terduduk dengan isakan tangis. Gue masih bingung, apa sih yang sebenernya terjadi. Siapa Clack?
Gue langsung memeluk Allard yang sudah terduduk dilantai, gue mengelus rambutnya dan punggungnya. Gue berusaha buat dia tenang, gue juga ikut merasakan apa yang dia rasakan. Allard terus menangis dia mengingat mamanya.
"sorry Lard, I'm so sorry! I don't know about it, please don't cry! i'm here now, with you" kata gue meyakinkan dia, menenangkan dia.
Ternyata seorang Allard yang songong, ini memiliki hati yang rapuh. Dia membalas pelukan gue, dia mengeratkan pelukanya. Gue tau apa yang lo rasain sekarang Lard. Beberapa menit dengan keadaan saling memeluk, Allard mulai teratur bernafas, Allard mengendurkan pelukanya. Sekarang Allard menatap gue, gue bisa lihat air matanya yang mengalir dipipinya, air mata kesedihan masa lalu. Gue menghapus air matanya, tangan gue yang masih ada dipipinya sekarang dia genggam dan tetap berada dipipinya yang basah itu.
"thanks Bei, I need someone now! Who understand me, always here with me, and now you here with me. I bealive you" ujar Allard
Saat ngelihat dia kayak gini, dan dengan tatapan tulusnya itu. Jantung gue jadi berdetak lebih kenceng sekarang, gue mencari disisi mana dia berbohong tapi gue gak menemukan yang namanya kebohongan dalam kalimat yang dia ucapkan tadi. Gue mulai ngerasa ada yang aneh dihati gue.
Allard bangkit berdiri, gue pun ikut berdiri, sekarang kami saling menatap lagi.
"pertimbangin kata-kata gue tadi ya Bei! Gue harap lo jaga jarak sama dia. Jangan Tanya kenapa! Jangan Tanya gimana bisa terjadi peristiwa itu! Suatu hari nanti gue pasti cerita, gue perlu kekuatan hati buat cerita mengenai peristiwa itu. Gue bakal jaga lo, gue gak mau lo kenapa-kenapa karna gue. sekarang kita balik ke kelas yuk!"
Gue masih diam, gue masih menatap Allard, gak percaya kalok dia yang lagi ngomong sama gue sekarang, gue gak percaya yang didepan gue sekarang adalah Allard yang songong, sok keren, kepedean, ganjen, dan so perhatian. Gue gak percaya dia sekarang jadi selembut ini.
Dan apa maksudnya 'gue kenapa-napa karna dia'?
"haii!" Allard menepuk bahu gue
"emmm.. Iya, yukk"
Allard menggenggam tangan gue, kami langsung turun menuju kelas dan masih dengan keadaan berpegangan tangan.
Sesampainya dikelas, gue langsung duduk di kursi gue, Allard pun begitu. Gue langsung menatap kedua sahabat gue yang sekarang melirik dan mengangkat-angkat kedua alisnya.
'ada apa? Kok lo bisa bareng allard? jangan sampe lo gak cerita ke kita'
Lalu masuklah Miss Nia, dan Clack yang tadi sedang kumpul dengan anak-anak cowok yang lain, kini duduk disebelah gue lagi. Dia tersenyum, senyum yang biasanya gue kagumi. Tapi kini kagum gue mulai memudar. Gue langsung melirik Allard yang duduk dipojok kelas bareng Wordo, Allard hanya tersenyum dan mengangguk.
'gak papa' itu yang gue lihat dari senyum dan anggukannya, gue akan selalu ada buat lo Lard, gue tau sekarang lo sedih dan sangat terpukul.
###
Vote and comment guys! Thx