BAB 8

269 40 0
                                    

Allard POV

Gue sama Bailay udah nyampe di sebuah apartment yang tergolong apartment mewah, dan besar di Bali.

"ini apartment lo?" Tanya gue

"iya"

"oke selera lo lumayan juga"

Apartment Bailey sangat mewah, dan mungkin termahal di Bali. Gue yakin banget dia anak orang kaya, dan sama kayak gue.

"hemm"

Bailey menurunkan barang-barangnya dari mobil gue.

"mau gue bantu bawa ke dalem?" Tanya gue.

Gue berniat baik. Karna gue tau kakinya masih susah buat jalan

"gak usah! Makasih"

Sumpah ya ni cewek keras kepala banget. Gue harus gimana lagi kalok dianya udah nolak untuk dibantu.

"sono balik!" ujar Bailey

"ngusir nih?" Tanya gue

"iya"

"lo gak mau bilang makasih ke gue gitu?"

"makasih"

"gitu doang?"

"udah deh, gue sekarang majikan lo. Dan gue nyuruh lo balik!"

Songong banget sih ni cewek, mentang-mentang gue mau jadi pembantunya, dia jadi songong banget. Karna gue orangnya bertanggung jawab akan perbuatan gue, gue mau jadi jongosnya. Coba aja gue gk buat luka dikakinya, ogah amat gue jadi jongosnya dia.

Tapi demi menjadi lelaki sejati dan beranggung jawab akan perbuatan gue, gue rela ngelakuin apapun.

"baiklah my queen" ujar gue menggoda dia.

Gue bakal buat lo jatuh cinta dan memiji-muji gue! jatuh dalam pesona gue hahahha

Gue langsung meninggalka apartment Bailey. Dan gue balik kerumah, akhirnya gue bisa tidur dikasur empuk gue yang berukuran king size.


^^^^


Rebbaca POV

"Sok baik banget sih tu cowok, nawarin jadi pembantu gue karna buat betis gue luka, jadi supir segala, sok mau bawa barang-barang gue lagi. Gue jadi risih diikutin dia mulu" gue menggerutu sambil membawa barang-barang gue ke dalem apartemen bernuansa serba putih.

Gue merebahkan tubuh gue ke kasur berukuran queen size milik gue ini, gue cape banget.

Gue mendengar iphone 6 gue berbunyi

(hide away-Daya)

'TATA'

"halo, iya Ta"

"....."

"taroh aja dirumah, kuncinya kasih ke bi Wanli!"

"....."

"gue lagi di apartment gue, gue lagi males balik kerumah. Nyokap sama bokap lagi di London, biasa bisnis"

"...."

"yaudah, thanks Ta"

Gue memutuskan sambungannya.

Tata sama Nana ngembaliin mobil gue yang tadi dibawa sama Nana. Gue nyuruh mereka naruh mobil gue dirumah aja, takut ngerepotin mereka kalok harus ke apartment gue yang lumayan jauh dari rumah gue. Lagian udah malem juga.

Tiba-tiba iphone 6 gue berdering lagi.

'+62 821xxxxxxxx'

Gue gak tau ini nomer siapa, gue ragu mau jawab.

"halo" jawab gue

Masih gak ada suara, apaan sih ni, orang dia yang nelfon tapi dia gak ngomong.

"halo.. kalok lo gak mau ngomong, gue matt..." sebelum gue ngelanjutin omongan gue, orang yang disebrang sana langsung mengeluarkan suaranya.

"halo, malam Bei. Ini gue Allard" kata orang yang disebrang sana

Allard? cowok sok baik itu? Dia dapet nomer gue dari mana?

"haloo... gue Allard, Bei"

"hemm"

Gue males mau ngomong panjang-panjang sama ni cowok.

"respon lo Cuma kayak gitu?" Tanya tu cowok

"iya"

"lo gak mau nanya gue dapet nomer lo dari mana? Atau lo gak mau nanya kenapa gue nelfon lo"

"Gak"

Sebenernya sih gue penasaran tu cowok dapet nomer handphone gue dari mana, tapi gengsi kalok gue nanya dia dapet nomer gue dari mana.

"sumpah lo memang cewek es ya, dingin banget jadi orang. Harusnya lo seneng ditelfon sama cowok ganteng kayak gue ini wkwkwk"

"gue gak mau buang-buang waktu gue cuma dengerin omongan lo yang gak ada isinya. Gue punya waktu cuma 3 menit, cepet lo mau ngomong apa? Sebelum gue matiin!"

"santai mba es. Okay. Gue Cuma mau nanya keadaan kaki lo, udah baikan?"

Cuma mau nanya luka gue? Ohh sumpah sok baik dan sok perhatian banget sih lo Allard!

"udah baikan"

"serius?"

"iya"

"okay, cepet sembuh ya my queen. Gue akan selalu ada disaat lo membutuhkan gue, karna gue akan menjadi pembantu dan supir pribadi lo. Sampe luka lo membaik, gue bakal ngajak lo kerumah sakit buat control luka lo"

Deg! Entah kenapa jantung gue kali ini berdetak dua kali lebih cepat saat denger suara khas dan lembut milik Allard itu.

Stop Rebbaca! Kenapa lo malah jadi deg-degan gini Cuma gara-gara Allard.

"iya" jawab gue.

Gue menutupi jantung gue yang deg-degan ini. tapi kenapa gue malah ngiyain ajakan dia kerumah sakit sih? Sumpah Ba lo bodoh banget sih.

"besok jam 10 gue ke apartmentlo"

"ngapain?" sontak gue kaget.

Mau ngapain nih cowok ke apartemen gue?

"kita kerumah sakit"

"gak!"

"gak itu bukan jawaban Bei!"

"ya gue gak mau kerumah sakit, pokoknya gue gak mau"

Ngapain sih kerumah sakit segala, gue gak suka sama namanya rumah sakit. Bau rumah sakit itu yang buat gue gak suka, mana disana ada orang-orang yang sakit dan luka-luka. Ihhh gue gk mau kerumah sakit!

"yaudah gue bakal bawa dokter ke apartment lo! Jam 10 gue sama dokternya udah di apartment lo. Jangan lupa beresin apartment lo, gue malu punya majikan yang apartment kayak kapal pecah. Dan kali ini gak ada penolakan! Okay Bei"

Sumpah ya ni cowok udah kayak bokap gue aja, sukanya ngatur-ngatur

"gue gakk.."

Tut..Tutt



###

gue update lagi nih guys, sorry lama updatenya. kalian tau lah gue kemarin lagi UN, jadi gue fokus ke UN dulu.

terus ikuti cerita Allard dan Rebbaca ya! thanks readers, jangan lupa vote dan commentnya

COUPLES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang