Donghae

213 26 5
                                    

Pagi ini, nggak tahu kesambet petir darimana, aku bangun lebih pagi dari Yuri.

Padahal aku ingat banget semalam itu aku yang meminta Yuri untuk membangunkanku pagi ini. Sebagai catatan, aku memang jarang bangun pagi dan biasanya Yuri selalu membangunkanku dengan cara bak spartacus--kalian tahu kan, orang-orang romawi di film berjudul 300 yang keren banget itu. Aku memang tipe orang yang nggak gampang di bangunin, tapi aku juga tipe orang yang bisa nggak tidur seharian penuh.

Makanya, aku merasa aneh banget pagi ini.

Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, alias masih subuh banget bagiku. Aku terduduk bengong di kasurku, menatap lurus ke dinding berwarna putih di depanku seperti orang bego sambil mengingat-ingat jadwal hari ini.

Oh, sial.

Aku buru-buru turun dari kasur kemudian menghampiri Yuri yang masih tidur dengan wajah penuh liur.

"Bangun!" seruku, sambil menggoyang-goyangkan badannya. "Kita ada kerjaan penting hari ini, ayo bangun!"

" Ini masih pagi!" racaunya, kemudian menutupi kepalanya dengan bantal.

"Wake up Sleeping Beauty!" seruku lagi, kali ini lebih keras. "Nggak usah mandi, kita cuci muka terus pergi ke apartemen Krystal, sekarang."

Lalu, seperti disetrum oleh sesuatu, Yuri buru-buru bangkit dari tidurnya dengan mata terbelalak lebar.

"Shit, ayo!"

Jadi begitulah, setelah kami mencuci muka dengan kecepatan kilat--dan setelah Yuri menyisir rambutnya yang terlihat acak-acakan sehabis bangun tidur, kami buru-buru pergi menuju apartemen Krystal yang terletak di samping hotel kami. Kami nggak menghiraukan tatapan heran yang di berikan oleh petugas cleaning service yang sedang membersihkan lantai di depan kamar kami saat kami berlari seperti orang yang lagi dikejar-kejar harimau, dan karena aku nggak mau dan nggak akan pernah mau naik lift lagi, akhirnya kami menggunakan tangga untuk turun. Untungnya kamar kami ada di lantai dua.

Tanpa menghiraukan resepsionis hotel dan juga satpam hotel yang memberikan kami tatapan heran seperti si cleaning service barusan, kami terus berlari menuju gedung apartemen Krystal, masuk kedalam lobi dan mencari-cari rak kotak surat--biasanya mereka menyimpan surat-surat untuk tiap kamar dalam rak yang berbeda, setahuku sih begitu.

"Itu!" seru Yuri, menunjuk seorang pria yang terlihat sudah cukup tua dengan seragam biru mirip pengantar surat.

Tunggu dulu, pria itu memang pengantar surat.

"Ahjussi!" seruku, mendahului Yuri berlari menghampiri pria itu yang ngomong-ngomong--terlihat seperti orang yang tertangkap basah sedang melakukan kejahatan saat aku memanggilnya.

Sekarang, aku berdiri di hadapan pria itu dengan napas tersengal dan tampang hancur berantakan, sementara pria itu menatapku dengan terkejut.

"Ada apa ini?" tanyanya.

Aku baru saja akan menjawab pertanyaannya sebelum Yuri mendahuluiku.

"Maafkan sikap kami yang kurang sopan barusan, aku Yuri, dia Donghae." kata Yuri, menunjuk kearahku yang aku balas dengan sebuah anggukan singkat. "Kami hanya ingin tahu apakah anda yang selalu mengantar surat ke setiap penghuni apartemen ini setiap hari?"

Pria itu mengerutkan keningnya. "Ya, memangnya kenapa?"

"Kalau boleh tahu, apa anda tahu siapa saja pengirim surat yang anda antar itu?" tanyaku, lalu sedetik kemudian merutuki pertanyaanku yang terdengar goblok itu.

Hell, tentu saja dia nggak tahu. Dia kan hanya pengantar surat.

Yuri--yang menyadari kebodohanku itu hanya menginjak kakiku singkat kemudian memberikan senyuman garing kearah pria itu.

The LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang