Semuanya terjadi begitu cepat.
Lampu tiba-tiba mati, Krystal menjerit histeris—membuatku langsung melompat dari tempat dudukku, kemudian saat aku menyalakan lampu senter dari ponselku, tahu-tahu Krystal sudah menghilang.
Begitu juga dengan Sehun.
Donghae buru-buru menyalakan lampu senter di ponselnya untuk menambah pencahayaan, kemudian mendapati langit-langit ruangan yang sudah bolong. Letak lubang itu tepat diatas kasur yang semula ditempati Sehun, jadi bisa dipastikan Krystal dan Sehun dibawa pergi dari situ mengingat satu-satunya pintu masuk di ruangan ini dijaga oleh badan Donghae yang besar.
"Sialan!" seru Donghae, terdengar benar-benar kesal.
Hyukjae berlari melesat melewatiku kemudian menghampiri Donghae dengan wajah serius.
"Kita kejar mereka lewat langit-langit. Dara, Jimin, Yuri, kalian bertiga berpencar. Cek pusat kendali listrik di rumah sakit ini dan—"
"Bagaimana denganku?" tanya sebuah suara, dan aku nyaris lupa bahwa dari tadi Kim Taehyung ada diantara kami.
Hyukjae mendengus kemudian menjawab, "Kamu nggak ada urusan disini, jadi lebih baik pulang aja."
Taehyung berjalan cepat menuju Hyukjae, dan dari keremangan cahaya ponselku dan Donghae aku bisa melihat dengan jelas wajahnya yang mengeras.
"Aku nggak sengaja terseret agak jauh kedalam masalah ini, dan sekarang keadaannya sudah semakin genting, kamu masih berpikir aku nggak punya urusan disini?"
"Jangan ikut campur!" bentak Hyukjae.
"Oke, cukup!" potong Donghae, membuat baik Hyukjae maupun Taehyung menatap galak kearah kakakku itu. Raut wajah Donghae juga tidak jauh berbeda dari raut wajah Taehyung barusan. Garis rahangnya mengeras, dahinya berkerut, matanya menatap setiap orang yang ada di ruangan ini dengan tajam.
"Kita buang-buang waktu kalau kalian berdua terus ribut kayak anak kecil begitu. Taehyung, Jimin, untuk sekarang kalian bekerja sama dan pergi mengamankan perimeter. Pastikan jangan ada satupun orang yang keluar dari rumah sakit ini, minta bantuan para satpam. Yuri, Dara, kalian cek ke pusat kendali listrik, beri kabar kepada para perawat dan dokter yang ada. Aku dan Hyukjae akan mencari Krystal dan Sehun lewat langit-langit. Nyalakan ponsel kalian, langsung telepon begitu kalian dapat sesuatu. Got it?"
Sumpah, kalau lagi kayak begini, Donghae jadi mirip seorang jendral yang lagi memberikan perintah ke anak buahnya dengan tegas, penuh wibawa, dan agak galak. Aku yakin banget wibawa yang keluar dari dirinya kali ini bukan dibuat-buat kayak yang biasanya dia tunjukkan—dan harus aku akui kakakku itu punya gaya yang keren.
Tidak heran Dara bisa jatuh hati sama kakakku.
Sekalipun Hyukjae kelihatan sangat tidak setuju dengan rencana Donghae, akhirnya kami semua benar-benar berpencar melakukan tugas kami masing-masing. Aku dan Dara berjalan menyusuri lorong rumah sakit, mengikuti papan petunjuk yang tergantung di sepanjang jalan untuk mencapai pusat kendali listrik yang terletak di belakang gedung utama rumah sakit ini.
Suasana agak heboh di sini. Beberapa perawat dan dokter berlarian dengan senter di tangan mereka, mengambil obat-obatan dan masuk ke kamar-kamar pasien yang lagi membutuhkan perawatan. Aku dan Dara sudah berbicara kepada dokter kepala yang ada disini. Kami menjelaskan situasi yang sedang terjadi sekarang dan mengapa listrik di rumah sakit ini bisa mati. Setelah melakukan sedikit tanya jawab yang agak mendesak dengan si dokter kepala—Park Jungsoo namanya—kami akhirnya setuju untuk bekerja sama.
"Aku jadi nggak tenang mengetahui ada penjahat berkeliaran di rumah sakit ini, tapi aku bisa mempercayakan keamanan rumah sakit ini kepada kalian berdua." katanya, yang dibalas dengan senyuman-garing-dan-memaksa dari Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letter
FanfictionDonghae dan Yuri di hadapkan dengan sebuah kasus baru. Kali ini, mereka dimintai tolong untuk mengungkap siapa pengirim surat teror yang ditujukan untuk Krystal Jung, artis terkenal yang lagi naik daun. Masalah semakin serius saat Krystal menerima s...