Rasanya seperti di film-film drama romantis picisan.
Aku memang jarang nonton film, tapi seenggaknya aku tahu beberapa judul film drama romantis picisan yang banyak digemari cewek-cewek labil. Aku mungkin bukan kritikus film—tapi aku bisa tahu kualitas suatu film dilihat dari judulnya saja.
Dan sekarang ini, aku merasa seperti berada di salah satu film-film romantis picisan itu.
Serius deh, awalnya, saat aku pergi meninggalkan Yuri sendirian di mobil aku memang benar-benar berniat untuk menyelidiki sesuatu—dan aku nggak mau Yuri ikut karena aku pikir bakal terlalu mencurigakan kalau aku berdua dengannya. Toh, aku melakukan ini juga untuk menyelamatkannya barangkali ada hal buruk yang terjadi—bukan berarti aku meremehkan kemampuannya ya.
Gila, aku tahu banget kemampuan Yuri sehebat apa.
Sialnya, sebelum aku mencapai tempat tujuanku, aku malah bertemu dengan Dara, dan sekarang aku terjebak dalam suasana yang luar biasa awkward dengannya, mirip adegan di film-film drama romantis picisan itu.
Kebayang kan kayak gimana rasanya?
Kalau kalian mengingatku sebagai Donghae si-cowok-keren-yang-ganteng-luar-biasa-dan-jago-ngerayu-cewek, untuk sekarang ini aku bukan Donghae yang itu. Aku berubah jadi Donghae si-cowok-cupu-yang-bahkan-nggak-tahu-harus-ngomong-apa-didepan-cewek hanya gara-gara bertemu dengan Dara.
"Jadi, apa kita bakal begini terus?" tanya Dara, membuatku jadi salah tingkah lagi untuk kesekian kalinya.
Damn.
"Begini gimana?" tanyaku, berusaha untuk tetap menjaga imej cool-ku. Aku ini Lee Donghae, aku nggak boleh kelihatan culun.
Dara tertawa kecil kemudian menjawab, "Saling tutup mulut satu sama lain. Kamu tahu kan, kamu bebas mengobrol apa saja denganku."
"Yah, tapi rasanya mengobrol bukan hal yang tepat untuk dilakukan sekarang." balasku, membuatnya kembali tertawa kecil.
Ugh, aku suka banget saat dia tertawa.
"Terus, sekarang kita lagi ngapain namanya kalau bukan mengobrol?"
Sial, benar juga.
"Ngomong-ngomong, senang bisa ketemu kamu lagi." katanya, dan kali ini aku menahan diriku sendiri supaya nggak menjerit kegirangan.
"Aku juga." balasku singkat.
"Bagaimana dengan bisnis detektifnya?" tanya Dara, membuatku terkekeh pelan.
"Ya, lumayan. Kamu bisa lihat sendiri kan sekarang aku lagi ngapain." jawabku, membuat Dara tersenyum kecil.
Astaga, senyumannya manis banget.
"Yeah, kelihatannya kamu menikmati pekerjaanmu." katanya. "Aku yakin penghasilannya juga lumayan, ya?"
Aku mengangguk singkat. "Gitu deh."
"By the way, gimana karir kamu di kepolisian?" tanyaku, mengalihkan pembicaraan.
Dara menghela napasnya kemudian menatapku dengan mata bulatnya.
God, matanya indah banget.
"Cukup menyenangkan. Aku baru beberapa tahun jadi detektif kepolisian, jadi belum punya banyak pengalaman."
"You're gonna do great." aku mencoba untuk mengeluarkan senyum karismatik andalanku kepadanya—dan kelihatannya, aku berhasil.
Dara membalasnya dengan sebuah senyuman simpul. "Thank you."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letter
FanfictionDonghae dan Yuri di hadapkan dengan sebuah kasus baru. Kali ini, mereka dimintai tolong untuk mengungkap siapa pengirim surat teror yang ditujukan untuk Krystal Jung, artis terkenal yang lagi naik daun. Masalah semakin serius saat Krystal menerima s...