Perasaanku benar-benar nggak enak.
Aku sudah makan malam lumayan banyak barusan—berhubung Hyukjae sobat sehidup sematiku sejak SMA yang traktir, aku bebas mau makan apa aja—dan sedikitnya meneguk dua gelas Capuccino Latte supaya aku kuat begadang malam ini. Nggak tahu kenapa, aku sudah punya firasat bakal ada sesuatu yang buruk terjadi malam ini dan karena itu aku harus begadang.
Dan sekarang, perasaan nggak enak itu malah makin menjadi-jadi, membuatku kesal setengah mati.
Kalau kalian mengira aku mau diajak ke rumah sakit oleh Yuri, Dara dan yang lainnya barusan—nope, kalian salah besar. Hell, aku nggak mau masuk ke rumah sakit kecuali kondisinya benar-benar gawat. Diam di lobi rumah sakit, aku masih oke. Tapi kalau sampai harus masuk ke kamar rawat dan mencium bau obat-obatan yang bikin mual, ogah deh.
Aku punya alasanku sendiri kenapa aku nggak suka rumah sakit, dan aku janji akan aku ceritakan kepada kalian semua nanti.
Sekarang ini, aku duduk manis di belakang kemudi Civic yang terparkir di parking lot rumah sakit tempat Sehun dirawat. Untungnya parking lot ini terletak di sebuah lahan yang luas, bukan di gedung bertingkat seperti parking lot kebanyakan. Keuntungan ada parking lot seperti ini adalah, kamu bisa memandangi langit malam yang cantik dengan tenang kalau kamu lagi nggak ada kerjaan.
Yuri dan Hyukjae sudah berkali-kali memaksaku untuk ikut masuk dan menengok Sehun, tapi aku menang melawan mereka semua. Mereka berdua sebenarnya tahu alasan pasti kenapa aku ogah banget masuk kedalam rumah sakit—hell, sebenarnya sih Dara juga tahu—tapi mereka tetap memaksaku untuk ikut dan seperti yang sudah aku katakan sebelumnya—aku berhasil menghindari paksaan mereka.
Aku mulai mengumpulkan semua serpihan petunjuk yang kudapat sejak pertama kali aku masuk kedalam kasus ini. Lumayan banyak sih, sebenarnya, hanya saja aku masih kurang yakin dari hasil yang aku dapatkan—makanya aku mendiskusikannya dengan Yuri dan yang lainnya tadi sore itu. Sekarang ini, aku yakin Yuri dan yang lainnya sedang menceritakan hasil diskusi kami barusan kepada Krystal.
Tapi sebelumnya, aku sudah berpesan kepada mereka supaya nggak dulu menyebutkan siapa tersangka utama—atau seenggaknya, orang yang aku curigai sebagai tersangka utamanya. Maksudku, supaya baik Krystal maupun Sehun yang kayaknya masih kesakitan gara-gara luka bakar di punggungnya itu nggak kaget.
Aku hanya bisa berharap semoga bukan 'orang itu' pelakunya, meskipun sebagian dari diriku juga mengatakan bahwa aku yakin banget kalau 'orang itu' pelakunya.
Anyway, di sisi lain, kita semua tahu baik aku, Yuri, Dara, Hyukjae dan si anak pramuka—Jimin, oke, sori, aku lupa lagi namanya—memiliki rasa curiga yang lumayan besar kepada Kim Taehyung, CEO Orion Corp.
Kami tahu bahwa Taehyung terlibat insiden yang terjadi siang tadi hanya gara-gara dia CEO perusahaan yang meminta Krystal sebagai model mereka, tapi aku rasa bukan cuman itu. Aku rasa Taehyung memerankan peran yang jauh lebih penting daripada sekedar seorang CEO biasa.
Sumpah, aku gemes setengah mati karena belum tahu masalah besar apa yang terjadi antara Dara, Jimin, Hyukjae dan Taehyung. Otakku sudah merancang berbagai macam skenario kemungkinan masalah apa yang ada diantara mereka, tapi tetap saja, aku butuh penjelasan langsung.
Dugaan sementaraku sih, masalah ini menyangkut perusahaan besar milik Taehyung itu—dilihat dari betapa sinisnya Jimin ketika berbicara dengan Taehyung beberapa waktu lalu dan dari bagaimana Dara mendeskripsikan cowok itu dengan nada sinis yang serupa.
Aku memang belum kenal betul dengan Kim Taehyung, tapi aku bisa menangkap sesuatu yang aneh dibalik penampilannya yang 'wah' sebagai seorang CEO. Setelah ini selesai, aku bakal mencari tahu tentang cowok itu lebih lanjut lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letter
FanfictionDonghae dan Yuri di hadapkan dengan sebuah kasus baru. Kali ini, mereka dimintai tolong untuk mengungkap siapa pengirim surat teror yang ditujukan untuk Krystal Jung, artis terkenal yang lagi naik daun. Masalah semakin serius saat Krystal menerima s...