Chapter 27
Jin Ri menggoyang-goyangkan kakinya dengan tidak sabar di dalam mobil.Setelah seharian penuh menjalani semua kontrak acara yang sudah ditandatanganinya,Jin Ri baru sempat kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Kai.Sebenarnya ia sangat ingin untuk terus berada di rumah sakit menunggu Kai sadar,namun ia harus memenuhi semua jadwalnya sebagai penyanyi profesional.
"Jin Ri ah,kau mau berhenti sebentar di supermarket?Kita bisa membeli kimbab."kata Changjo yang duduk di kursi depan.
Jin Ri menggeleng pelan,"Aku tidak lapar.Langsung ke rumah sakit saja."
Changjo menghela nafasnya,"Kau bekerja dari tadi pagi dan kau belum sempat makan apapun.Kalau kau mau menjaga orang sakit hal yang terpenting adalah jangan sampai kau ikut sakit."
"Aku tidak akan ikut sakit....Tolong langsung ke rumah sakit saja sunbae..."lirih Jin Ri.
Changjo akhirnya mengalah dan tidak lagi memaksa Jin Ri untuk makan walaupun jauh di dalam hatinya ia sangat khawatir dengan keadaan Jin Ri.Wanita itu belum sempat beristirahat sedetikpun seharian ini dan saat diatas panggung keletihan itu terlihat sangat jelas.Ini akan berbahaya bagi karir Jin Ri,apalagi kalau sampai masuk di berita netizen.
Tapi bagi Jin Ri sekarang semua tidak penting.Kini kepalanya hanya dipenuhi oleh ratusan kekhawatirannya pada keadaan Kai.
~~~
Saat sampai di rumah sakit Jin Ri harus memutar lewat pintu belakang secara diam-diam untuk menghindari kumpulan pers yang masih mengerubungi rumah sakit.Terkadang ia benci fakta bahwa orang-orang sangat tertarik dengan kehidupan pribadi seorang selebriti.Disaat-saat seperti ini ia bahkan tidak bisa masuk dengan tenang untuk menjenguk kekasihnya.
Ketika masuk ia berjalan dengan tidak sabar ke kamar rawat Kai yang berada di lantai 4 rumah sakit tersebut.Baru saja ia akan memutar kenop pintu kamar rawat Kai,tiba-tiba sebuah suara yang sangat ia kenali mencegahnya.
"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Taemin dingin.
"Aku mau menjenguk Kai."kata Jin Ri.
"Jangan melakukan hal yang tidak perlu.Pulanglah."kata Taemin.
Jin Ri menatap Taemin tajam,"Kenapa?Aku disini untuk menjenguk kekasihku,sebaiknya kau tidak ikut campur."
"Pria di dalam itu sahabatku.Sejak kapan kau jadi begitu perhatian dengannya?"kata Taemin.
"Taemin-ssi...."kata Jin Ri dengan suara sedikit bergetar.
Belakangan merupakan waktu yang berat bagi Jin Ri,dan kemarin semuanya bertambah buruk.Terkadang Jin Ri berfikir ini semua tidak akan bertambah buruk,namun setiap hari ia sadar kalau fikirannya itu salah.Semua berjalan lebih buruk daripada yang ia fikirkan.
"Aku sangat lelah dengan semua ini.Aku tidak tau apa yang kulakukan sampai kau terlihat membenciku seperti ini.Tolong jangan terus menggangguku seperti ini..."kata Jin Ri sambil menahan air mata yang mulai terbentuk di matanya.
Baru saja Taemin akan membalas perkataan Jin Ri,tiba-tiba pintu di depan mereka terbuka.Dari dalam muncul Luna dengan ekspresi wajah terganggu.
"Kalian tidak sadar ini rumah sakit?kalian ribut sekali."kata Luna.
Ia lalu melirik Jin Ri yang menyembunyikan wajahnya,"Kalau mau bermain drama jangan disini.Kai butuh istirahat.Kalian tidak tau itu?"
Luna langsung berjalan melalui Taemin dan Jin Ri.Ketika Luna sudah menghilang dari hadapannya,Jin Ri langsung berlari pergi.
Taemin yang baru akan melanjutkan pembicaraannya dengan Jin Ri terkejut saat wanita itu berlari dari hadapannya.Sedikit rasa bersalah muncul di hatinya,dan semakin ia mengingat wajah wanita itu rasa bersalah semakin merasuki dadanya.
Dirinya sebenarnya tidak pernah tega untuk berteriak dan memarahi Jin Ri,tapi bayangan percakapannya dengan Kai,sahabatnya itu terus membayangi pikirannya.Dan pada akhirnya ia kehilangan kontrol dan melampiaskan segalanya pada Jin Ri.
Ia lalu menghela nafas panjang dan memukul jidatnya sendiri,"Bagus Taemin,kau baru saja bertingkah seperti orang terbodoh di dunia."
~~~
~Flashback 4 hari yang lalu~
Taemin melangkahkan kakinya di koridor lantai 4 gedung SM ent dengan santai,menikmati desain interior gedung itu yang bernuansa merah muda dan putih.Ia baru saja selesai interview dengan produser salah satu reality show yang akan mendapuknya sebagai salah satu bintang tamu dia acaranya.
Seiring ia berjalan mendekati elevator,ia mendengar dentuman musik dari studio dance yang tidak jauh dari elevator.Entah mengapa,Taemin selalu tertarik untuk melihat tarian.Seperti yang ia lakukan sekarang,dirinya mencoba untuk mengintip melalui kaca kecil yang ada di pintu masuk studio dance itu.
Setiap kali Taemin melakukan kebiasaannya,ia melihat banyak bakat-bakat luar biasa dari trainee SM ent. di balik kaca itu.Kebanyakan diantaranya sudah sukses dan menjadi selebriti seperti dirinya,namun tidak sedikit yang menghilang begitu saja dan tidak pernah ia lihat lagi di lingkungan SM ent. Sepertinya tidak semua bakat itu bisa disalurkan dengan baik dan tidak semua orang bisa mengiringi bakat dan kerja keras.
Hari ini,bukan wajah baru yang ia lihat.Melainkan orang yang sudah lama ia kenali.Sudah lama ia tidak melihat orang itu menari,Taemin sedikit terpaku melihat badan itu bergerak sesuai irama musik dengan koreografi beragam yang bahkan dirinya mengalami sedikit kesulitan saat mencobanya.Sejak melihat orang itu menari di ruangan yang sama ini lebih dari 5 tahun lalu,ia selalu menganggap orang itu saingan terberatnya.
Sedikit terlarut dengan suasana yang dialaminya,akhirnya Taemin tersadar saat musik berhenti berbunyi.Orang itu berhenti di tengah ruangan,pundaknya naik turun ketika mencoba mengisi paru-parunya kembali dengan udara yang habis dipakainya menggerakkan tubuhnya.Setelah nafasnya teratur,ia mengambil sebotol minuman dan duduk berselonjor di lantai dengan mengistirahatkan punggungnya di cermin yang tertempel diseluruh sisi ruangan itu.
Tanpa disadari,tangan Taemin memutar knop pintu ruangan itu.Mendengar suara pintu yang berderit,orang itu berbalik dengan cepat dan melihat Taemin dengan pandangan sedikit terkejut.Tapi orang itu berusaha mengontrol ekspresinya,dengan cepat ekspresi wajahnya kembali datar.
"Kau semakin hebat."kata Taemin.
Kai menarik sedikit sudut bibirnya,"Terima kasih."
Taemin berjalan mendekati Kai dan ikut duduk disebelahnya.Ia melirik Kai sedikit dengan ekor matanya,mencoba untuk melihat apa yang dilakukan sahabatnya itu,namun ternyata disaat yang bersamaan Kai juga melirik Taemin dengan ekor matanya.Ketika mereka akhirnya bertemu pandang,keduanya tidak bisa menahan tawanya.Mereka tertawa lepas,mencairkan seluruh ketegangan yang terjadi diantara keduanya sebulan belakangan ini.Hubungan mereka sangat dekat,sampai taraf dimana mereka tidak perlu mengucapkan maaf untuk kembali berbaikan.
Kai dan Taemin sudah menjadi sahabat sejak mereka berdua masih berstatus sebagai trainee.Hampir tiap hari mereka bertemu,bersaing untuk menjadi dancer terbaik di SM ent. Namun persaingan itu tidak pernah sekalipun menodai persahabatan mereka yang makin lama malah makin erat.Bahkan saat akhirnya Taemin diputuskan untuk debut 4 tahun lebih dulu daripada Kai,tidak sekalipun ada permasalahan diantara mereka.Mereka tetap 2 orang sahabat yang saling mendukung satu sama lain,tempat berbagi cerita.
"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Kai sambil menutup botol minumannya.
"Bertemu dengan produser.Kau?"balas Taemin.
"Sedikit latihan.Sudah lama aku tidak latihan."jawab Kai.
Taemin menghembuskan nafas keras dari hidungnya,"Kau bahkan tidak perlu latihan.Kau sudah terlalu hebat."
Bibir Kai membentuk smirk,"Apa kau masih merasa terancam dengan keberadaanku?"
Taemin menggeleng sambil tersenyum simpul,"Seberapa besarpun usahamu,kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku."
Wajah Kai sedikit kaku mendengar jawaban Taemin.Taemin sedikit kaget ketika akhirnya sadar Kai seperti sedikit tidak nyaman dengan apa yang baru saja ia bicarakan.Baru saja Taemin akan mengklarifikasi ucapannya,Kai sudah kembali berbicara.
"Itu lagu baru Exo.Aku sudah berlatih lagu itu ratusan kali,tapi belum sekalipun aku melakukannya dengan sempurna,bahkan saat Chanyeol hyung dan Chen hyung sudah melakukannya tanpa kesalahan."kata Kai.
Taemin membulatkan matanya.Sudah menjadi rahasia umum kalau Chen dan Chanyeol bukan penari yang terlalu bagus.Dibandingkan kemampuan dance mereka,kemampuan Kai jauh diatas mereka berdua.
"Apa ada yang terjadi?"tanya Taemin.
Kai menghela nafasnya,"Aku juga tidak tau hyung.Aku tidak bisa fokus pada apapun yang kulakukan sekarang.Terkadang aku bahkan mengalami serangan aneh."
Taemin mengernyitkan dahinya,"Seperti apa?"
"Terkadang kepalaku terasa berat dan sakit bukan main.Aku sudah mencoba mencari penyebabnya tapi tidak pernah kutemukan.Serangan itu muncul kapanpun dia mau,saat aku diam,makan,latihan,mandi bahkan saat aku tidur."kata Kai.
"Sejak kapan kau merasakan ini?"tanya Taemin khawatir.
Kai terdiam sedikit.Untuk sesaat Taemin bisa membaca keraguan di mata Kai.
"Seminggu yang lalu."jawab Kai akhirnya.
"Saat kita menghadiri Dream Concert?Apa ada kejadian spesifik yang membuat ini terjadi?"tanya Taemin lagi.
Kai kembali terdiam.Seperti mempertimbangkan apa yang melintas di kepalanya sekarang.Taemin sudah mengenal pria itu lebih dari 5 tahun,disaat-saat seperti ini Taemin tau kalau Kai sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Aku pergi dulu."kata Kai sambil berdiri dari duduknya.
"Mwo ya...Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku dan sekarang kau pergi seenaknya saja."kata Taemin kesal.
"Aku akan pergi menemui dokter untuk bertanya soal masalah ini.Apa kau akan melarangku?"kata Kai sambil tersenyum simpul.
Taemin akhirnya menghela nafas,mengaku kalah pada Kai,"Baiklah.Semoga cepat sembuh.Kalau ada apa-apa telfon aku."
Kai menampilkan giginya yang berderet rapi,"Arrasso hyung."
~Flashback end~
~~~
Di dalam mobilnya,tangisan Jin Ri pecah.Airmatanya mengalir tanpa bisa ia hentikan,bahkan Changjo yang terus berusaha menanyakan apa yang terjadi tidak dijawabnya.
"Sunbae...bisa tolong tinggalkan aku sebentar saja?"pinta Jin Ri disela isakannya.
Changjo menghela nafasnya,"Baiklah..."
Changjo akhirnya keluar dari mobil itu meninggalkan Jin Ri.Setelah 10 menit menangis tanpa henti,akhirnya air matanya berhenti mengalir.Kini ia mengistirahatkan tubuhnya yang tiba-tiba kehilangan tenaganya dengan berbaring di kursi yang sudah ia luruskan.Matanya yang kering dan perih ia tetap paksa terbuka dan melihat kearah luar jendela.
Tiba-tiba Jin Ri mendengar suara ketukan dari jendela yang ia belakangi.Dengan cepat ia berbalik dan melihat Key sedang mencoba untuk melihat ke dalam mobil melalui kaca jendela yang gelap.Ia lalu membuka kunci pintu itu dan membiarkan Key masuk ke dalam mobilnya.
Sesaat setelah Key masuk,pria itu langsung mengusap pipi Jin Ri yang masih berbaring.Ia mengusap ibu jarinya itu mengikuti bekas-bekas air mata Jin Ri yang sudah kering.
"Kenapa kau menangis?"kata Key dengan penuh kekhawatiran.
"Molla..."sahut Jin Ri lirih.
"Apa ada yang terjadi?"
"Molla...."
Key menghela nafasnya,"Ceritakanlah padaku Jin Ri ah...Aku mohon jangan biarkan aku gila karena mengkhawatirkanmu..."
Air mata Jin Ri yang sempat terhenti mulai mengalir lagi.Salah satu bulir air matanya melewati ibu jari Key yang masih berada di pipi Jin Ri.
"Oppa...sulit..."kata Jin Ri.
"Apa?"
"Kesalahan apa yang kulakukan?Kenapa semua orang membenciku?"kata Jin Ri.
"Apa maksudmu?Kau tidak sadar ada berapa ribu orang fansmu diluar sana yang mencintaimu ?"kata Key sambil menatap Jin Ri seakan gadis itu adalah orang gila.
Jin Ri hanya terdiam tanpa memandang mata Key.
"Aku juga tidak membencimu Jin Ri ah..."kata Key lagi.
Untuk beberapa menit keduanya hanya terdiam.Key menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut Jin Ri,namun mulut gadis di depannya itu terkatup rapat.
"Kau benar-benar tidak mau memberitauku apa yang terjadi?"kata Key masih berusaha membuka mulut Jin Ri.
Jin Ri mengangkat wajahnya dan melihat Key yang menatap matanya lembut.Ia bisa melihat kekhawatiran di mata pria itu.Dan keinginan untuk mengatakan semuanya pada Key muncul di dalam dirinya.
Selama ini ia selalu berusaha untuk menyembunyikan masalahnya untuk dirinya sendiri tanpa merepotkan orang lain.Namun belakangan ini semuanya terasa terlalu berat baginya.Dan Jin Ri sudah mencapai poin dimana ia menyerah dan ingin melarikan diri dari semua ini.
"Aku hanya lelah oppa...Banyak yang kufikirkan akhir-akhir ini.Aku merasa sudah menyakiti hati banyak orang...Kai...Luna eonni...Kau...."
Key menggenggam tangan Jin Ri,"Kau tidak pernah menyakitiku Jin Ri ah."
JIn Ri mulai terisak kembali.Key dengan sigap langsung menarik Jin Ri ke dalam pelukannya.
"Kau pasti kelelahan Jin Ri ah...Jadi semua khayalan itu masuk di kepalamu..."kata Key sambil mengusap rambut Jin Ri.
Jin Ri semakin mendekatkan badannya pada Key,berada di dekat Key selalu membuat perasaannya lebih baik.
"Sekarang lebih baik kau naik dan menjenguk Kai.Kudengar tadi pagi dia sudah sadar."kata Key.
Jin Ri langsung terlonjak kaget dan melepaskan pelukannya dengan Key,"Benarkah?"
Key mengangguk sambil tersenyum.Secepat kilat ia langsung mengambil tasnya dan mengeluarkan bedak dan eye shadow untuk memperbaiki make upnya yang berantakan karena air mata.Setelah itu ia langsung keluar dari mobil dan berjalan beriringan dengan Key ke kamar Kai.
Selama perjalanan ke kamar Kai,Jin Ri sangat berharap tidak bertemu dengan Taemin ataupun Luna.Baginya kemunculan kedua orang itu selalu membuatnya merasa bersalah dan keduanya sekarang sudah berada di daftar atas orang yang tidak mau ia temui dalam waktu dekat ini.
Ketika sampai di depan kamar Kai tanpa menemui Luna ataupun Taemin,Jin Ri langsung masuk ke dalamnya dengan hati yang lebih ringan.Namun,saat melihat Kai terbaring lemah di atas tempat tidur dan tidak bergerak,hatinya kembali tersayat.
"Oh,Jin Ri ah akhirnya kau datang."kata Suho yang duduk tepat disebelah kasur Kai.
"Kai oppa...Belum sadar?"tanya Jin Ri.
"Tadi pagi sudah sadar tapi setelah diperiksa dokter dia kembali tidur.Kata dokter dia memang butuh banyak istirahat."kata Suho sambil tersenyum.
Jin Ri mengambil tempat duduk tepat disebelah Suho,sedangkan Key memutuskan untuk duduk di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan.
"Maaf aku belum sempat menghubungimu.Tadi kami benar-benar fokus pada Kai."kata Suho.
"Tidak apa-apa oppa,aku mengerti.Jadi...bagaimana kata dokter?"kata Jin Ri.
"Ia mendapat benturan yang cukup keras di kepalanya,jadi mungkin dia akan merasa sakit kepala yang berat untuk beberapa hari.Untung kru perlengkapan sempat menariknya sedikit walaupun terlambat,cederanya bisa lebih parah kalau mereka tidak sigap.Yang parah hanya kakinya yang patah."jelas Suho.
Jin Ri menghela nafas dan mengusap gips yang membebat kaki Kai.Ia bisa membayangkan bagaimana kesakitannya Kai sekarang.
Tiba-tiba tangan Kai bergerak pelan,kepalanya ikut bergerak kecil.Dahinya berkerut seperti ia sedang mengalami mimpi buruk.Jin Ri dan Suho langsung berdiri dan menatap Kai dengan khawatir.
"Jin....J..Ri..."gumam Kai.
Mata Jin Ri membulat mendengar suara Kai.Ia langsung menggenggam tangan Kai erat dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mengelus pelan rambut Kai.
Perlahan-lahan,mata Kai terbuka dan mengerjap ngerjap.Sorot matanya masih sangat lemah,menandakan tenaganya sudah habis terkuras.Ia menatap Jin Ri lemah.
"Jin Ri?"kata Kai pelan.
"Oppa aku disini..."kata Jin Ri.
Diam-diam Suho menjauh dari keduanya dan mendekati Key.Dengan sedikit paksaan ia menarik Key keluar dari ruangan itu.Suho memutuskan bahwa Jin Ri dan Kai butuh waktu pribadi berdua tanpa gangguan orang lain.Walapun dengan setengah hati,akhirnya Key mengikuti keinginan Suho.
"Apa kabarmu?"tanya Kai dengan suara yang sangat lemah.
"Lebih baik daripada dirimu."kata Jin Ri sambil menyembunyikan rasa sedih yang menyergapnya tiba-tiba.
Jin Ri bisa melihat Kai tersenyum samar sebelum akhirnya suaranya yang lemah kembali bersuara,"Aku rindu padamu..."
Setitik air mata lolos dari kelopak mata Jin Ri,"Aku juga..."
"Aku minta maaf kalau kemarin terakhir kali kita bertemu aku sedikit menyebalkan."kata Kai.
Jin Ri hanya mengangguk-angguk,mulutnya tidak sanggup memproduksi suara lain selain isakan tangis.
Tangan Kai mencoba untuk menggapai wajah Jin Ri,namun tidak berhasil karena rasa sakit yang tiba-tiba menyerang tangannya.Ia akhirnya mengusap pelan tangan Jin Ri.
"Jangan menangis..."
Isakan tangis Jin Ri semakin menjadi-jadi,"Melihat keadaanmu seperti ini mana mungkin aku tidak menangis bodoh..."
Senyum Kai makin jelas terbentuk di wajahnya,"Aku tau...Maaf..."
Untuk beberapa saat Kai hanya mengusap-usap tangan Jin Ri,berusaha untuk menenangkan tangisan wanita di depannya itu.Walau Kai sangat menyukai fakta bahwa Jin Ri menangis karena dirinya seperti ini dan menunjukkan kepeduliannya,ia tidak mau membuat Jin Ri menangis terlalu banyak.
"Kalaiu kau benar-benar merasa bersalah kau harusnya mengangkat telfonku bodoh..."kata Jin Ri masih diantara isakannya.
Kai tertawa kecil,sepertinya dirinya benar-benar sudah membuat Jin Ri kesal.
"Aku tau...Maafkan aku..."kata Kai untuk kesekian kalinya.
"Jangan terus-terusan minta maaf."kata Jin Ri yang tangisannya mulai mereda.
Kai tersenyum tipis,"Aku sangat menyesal saat itu,tapi mulutku ini sangat susah mengatakan maaf.Saat kecelakaan itu terjadi aku benar-benar menyangka kalau aku tidak bisa bertemu denganmu lagi.Sekarang aku mendapatkan kesempatan untuk bertemu denganmu lagi dan aku tidak ragu lagi untuk mengatakan betapa aku sangat menyesal saat itu."
Jin Ri hanya terdiam mendengar semua penuturan Kai,sebagian beban diatas pundaknya terasa seperti diangkat.Lalu,Kai sedikit menarik tangan Jin Ri membuat wanita itu merunduk ke arah Kai.Perlahan namun pasti,Kai mengecup pelan dahi Jin Ri dan mengacak rambutnya.Kini senyuman Kai benar-benar sudah kembali dengan sempurna membingkai wajahnya.
~~~
P.S
Jadi bagaimana ceritanya sampai saat ini? ;) Klimaksnya mulai terjadi,dalam waktu dekat ini author harus menjalani semedi pagi siang sore malem buat nentuin bagaimana akhir dari cerita ini T_T Doakan semoga author bisa menyelesaikan cerita ini secepatnya dan memenuhi keinginan pembaca semua ;)
Sampai cerita ini selesai bagaimana kalau author disupport dengan komen dan vote? ;3 atau mungkin...klik tombol fans? ;)
Cups,
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Jinx (Completed)
FanfictionKenalkan,dia Choi Jinri,salah satu dari sekian banyak remaja Korea Selatan yang bercita-cita menjadi seorang idola terkenal. Perjalanannya mencoba meraih mimpi bukan hal yang mudah,ia harus menghadapi berbagai macam permasalahan bahkan setelah ia de...