BAB 15

29.9K 2.2K 58
                                    

Musik yang diputar Kak Amel melalui speaker berhenti, kemudian Kak Amel bertepuk tangan dan tersenyum menatap semua orang. Bibirnya melengkung manis, dan matanya kelihatan berbinar bersemangat.

"Wow oke, latihannya udah oke banget. Tinggal kompakin lagi, dan kita siap buat nanti lomba akhir bulan depan!" kata Kak Amel ceria.

Semua orang berbisik-bisik, dan kemudian bubar buat duduk dengan genk masing-masing. Sementara dia duduk di pojokkan. Melihat sekeliling, mungkin hanya Tasha yang tidak ikut bergosip. Selain dia gak kenal siapapun selain Tiana, dia juga gak doyan-doyan amat gosipin orang. Dia sukanya bicara soal artis Korea.

Eh sama aja ya?

Dia mengambil botol air mineralnya dan menegaknya sampai habis, saat bibirnya dan botol terpisah dia merasakan ada getaran di tasnya. Tasha menaruh botol air mineralnya dan kemudian mengabil ponselnya.

Nama Dion terpampang di ponselnya.


Dion my bae <3 : Whre are u?

Dion my bae <3 : Ke rumah sakit tempat Yuni dirawat ya please, kunci rumah gue kebawa di jaket abu gue. Yang kebetulan di PINJAM PAKSA sama lo :)

TASHA : Oke beb.

Dion my bae<3 : Najis :)

TASHA : Tapi anterin ekeu pulang yaaa

Dion my bae<3 : He eh.


Dia tertawa cekikikan sendiri. Dion paling benci dipanggil beb sama Tasha, katanya kayak bencong. Dan hal itu pula yang menjadi alasan kuat kenapa dia namain nomor HP Dion seperti itu. Menyenangkan mengganggu teman cowoknya yang satu ini.

Tasha melemparkan ponselnya ke dalam tas dan kemudian mengambil kipasnya, mengipas-ngipas badannya dan kemudian mengangguk-angguk senang, kepalanya masih memutar lagu Bang Bangnya Ariana Grande.

Tepukan di bahunya membuat dia berhenti dan mendongak, Tiana berdiri disebelahnya sebelum mendudukan diri di sebelah Tasha. Bibirnya manyun sebal menatapnya.

"Enak banget kepilih jadi center," kata Tiana bete.

Tasha memutar bola matanya, "lah cuman 1 lagu, situ juga kepilihkan?"

"Tapi beda," cibir Tiana. Cewek didepannya itu mengacungkan jempolnya. "Tapi you rock banget Tash, pas tadi keren, apalagi pas kibas-kibas rambut."

"You too," kata Tasha santai. Kemudian keningnya mengerut. "Eh Ti entar anterin aku ke RS aja ya? Gak usah kerumah."

"Lah, kenapa?"

"Soalnya kunci rumah Dion kebawa," Tasha nyengir dan mengangkat kedua alisnya keatas kebawah. "Aku mungkin demen ngerjain dia, tapi gak sampe bikin dia kekunci diluar rumah. Entar emaknya murka."

Tiana tertawa ngakak, dan begitupula dia. Ibu Dion itu galak yang bener-bener galak sama tiap orang, atau mungkin sama mereka doang. Soalnya pertama kali mereka kerumah Dion, mereka membuat rumah Dion tertutupi telur saat ulang tahun cowok itu.

Muka Ibu Dion langsung berubah jadi kayak monster di Monster Inc.

Eh ya ampun, durhaka kamu Tasha!

Dia berhenti tertawa dan kemudian mengambil jaket abu milik Dion dan memakainya menutupi kaus hitamnya. Gara-gara alergi dinginnya, makannya jaket Dion dipinjamkan kepadanya. Kata Dion, dia gak mau virusnya menyebar kemana-mana jadi lebih baik Tasha menggulung diri dengan jaket tebalnya biar dinginnya cepet ilang.

Basel & TashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang