The Pearl Jade chap 23

7.5K 677 75
                                    

THE PEARL JADE
Sherry Kim

............
..
.

Angin menghempaskan setiap helai rambut panjang putri Jaejoong sampai menyelimuti sekeliling tubuhnya. Mungkin ia gila karena menggerai begitu saja rambut panjang miliknya. Tapi itu yang putri harapkan, menjadi gila agar tidak merasakan rasa sakit yang teramat sangat di dada. Ia sudah berusaha mengabaikan, berusaha melupakan sosok dan wajah pria yang telah mencuri hati dan jiawanya pergi.


Penyesalan selalu datang terlamba, itulah yang ia rasakan sekarang. Putri Jaejoong menyesal karena melepaskan pria yang ia cintai begitu saja. Seandainya ia menerima cinta pangeran Yunho, mungkinkah pria itu tidak akan meninggal. Andai ia merima tawaran untuk menjadi selir pangera. Apakah pria itu tidak akan muncul dalam kebakaran itu dan tewas di sana. Tidak ada yang tahu, semua hanya tinggal kenangan hampa yang menjadi mimpi buruk ketika ia menutup mata.

Lengan kurus putri Jaejoong memeluk tubuhnya sendiri. Satu minggu terasa berabat abat, selama perjalanan itu pula ia menderita karena memikirkan kekasih yang tak pernah ia miliki.

Jung Yunho. Apa kau mendengarku. Benarkah kau telah pergi dan meninggalkanku selamanya.

Jawabannya tentu tidak! Ialah yang meninggalkan pria itu. Ia menyesal. Sangat menyesal.

Langit mendung, mungkin akan ada badai. Gerimis mulai menguyur tubuh kering putri yang saat ini berdiri di atas dek menatap jauh ke belakang. Di mana daratan Korea sudah tidak terlihat sejak berhari hari lalu.

"Kau akan sakit jika terus di sini."

Putri Jaejoong masih diam tak bergerak. Pandanganya menatap lurus ke titik kecil yang tak nyata dengan jiwa yang berada entah di mana.

"Apa kau pernah merasakan sakit ini? Rasa sakitnya seakan ingin membunuhku sampai aku merasa sekujut tubuhku mati rasa."

Pangeran Hankyung menyentuh bahu putri dan membalik tubuhnya untuk menatap manik mata sembab itu. Adiknya itu semakin kurus selama sepuluh hari perjalanan di atas kapal. Jaejoong tidak hanya mengabaikan makanan yang di antar ke kabin miliknya, adiknya itu juga tidak menyentuhnya selama dua hari pertama mereka di atas kapal.

Hari berikutnya berterima kasihlah kepada Heechul karena bisa membujuk adiknya untuk makan meski hanya beberapa suap yang pada akhirnya di tolak oleh perut yang sudah lama tak terisi.

"Kau tau sayang, Yunho akan menangis jika melihatmu seperti ini." Ujung jari Hankyung menarik dagu Jaejoong untuk menatapnya. "Lihatlah tubuhmu sekurus ilalang yang berdiri. Jika kau di sini lebih lama lagi, aku takut angin akan menerbangkanmu ke lautan lepas."

Ujung bibir putri Jaejoong melengkung karena geli. Ia tahu kakaknya itu berusaha menghiburnya, dan ia menghargai itu. "Aku menyesal. Seandainya aku menerima lamarannya mungkin semua ini tidak akan terjadi."

"Menyesal tidak akan merubah segalanya. Kau harus tetap melanjutkan hidup, seperti yang seharusnya kau jalani dengan atau tanpa pangeran Yunho," lengan Hankyung merengkuh tubuh adiknya kedalam pelukan. "Masuklah bersamaku, buat dirimu hangat. Koki memasak sup kesukaanmu dan aku iri karena dia hanya memasak sup itu hanya untukmu." Hankyung tertawa. "Bagaimana?"

"Aku tidak yakin tidak akan memuntahkan kembali makanan yang ku makan."

"Sebaiknya di coba. Aku tidak ingin memiliki adik sekurus tengkorak yang pastinya akan jelek dan menakuti semua tamu pernikahanku nantinya." Yah, pernikahan pangeran Hankyung dan putri Heechul.

The Pearl Jade ~YunJae~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang