Kamis malam Jumat. Saatnya menulis kisah misteri.
Komplek perumahan menengah tempat tinggalnya sepi, kecuali suara dentingan wajan beradu sutil penjual nasi goreng di kejauhan dan buzzer putus-putus meteran PLN prabayar, mungkin dari rumah sebelah pertanda jatah arus listrik mulai menipis. Anak-anak tetangga yang biasanya gaduh bermain bola di depan rumah sedang berkutat mengerjakan tugas dengan bantuan mbah google dan pakde wiki.
Sang pengarang duduk di depan komputer jinjingnya yang masih menggunakan sistem operasi bajakan keluaran lima tahun yang lalu. Secangkir kopi cappuccino instan menguarkan harum, mengepulkan uap karena baru diseduh berada sejangkauan tangan di sebelah kanan dekat tetikus. Tak ada serangga yang nyasar, apalagi laron, pertanda musim hujan masih jauh.
"Klontaaang!"
Sang Pengarang terlonjak kaget. Ternyata ceret aluminium yang digunakan merebus air untuk menyeduh kopi instan barusan jatuh menimpa tabung elpiji karena diletakkan terlalu menepi.
Konsentrasinya buyar.
Mereguk kopi, terlambat sadar bahwa uap yang mengepul pertanda suhu cairan itu masih tinggi. Misuh-misuh melontarkan kata-kata yang terlarang untuk diajarkan, baik di sekolah apalagi madrasah.
Setengah cangkir kopi panas tertumpah ke pangkuan akibat bawaan latah dari lahir, menembus celana pendek harian dari bahan drill. Tumpahan itu masih berlanjut menyusup benteng pertahanan terakhir yang diproduksi oleh GT-Man. Jangan tanya bagaimana rasanya. Tanya apa yang telah kau berikan untuk Bangsa dan Negara ini.
Ganti celana luar dalam.
Kembali duduk di depan laptop, eh... komputer jinjing. Memusatkan pikiran menyusun plot kerangka cerita yang harus spektakuler seramnya. Para pembaca harus merinding sehingga semua bulu yang ada di tubuh mereka berdiri dan ingin berlari, berlari.... hingga hilang pedih perih.
Para penulis senior dan kritikus akan berdecak kagum, memberi nilai 5 bintang dan ulasan komentar yang menyanjung-nyanjung. Redaktur merangkap admin penerbit online akan menempatkan tulisannya di bagian SOROTAN, atau malah mungkin akan menjadikannya BERITA UTAMA. Dan tak lama lagi akan terbit buku kumpulan kisah misteri beberapa penulis, tapi judul buku berasal dari cerpen yang akan ditulisnya ini....
Jarinya mulai mengetik—
"Peeet!"
Tiba-tiba gelap gulita. Sunyi senyap tanpa suara.
Komputer jinjingnya ikut padam. Baterainya sudah soak sesoak-soaknya setelah satu PELITA, tak sanggup lagi menyimpan elektron meski diisi-ulang dengan arus tegangan tinggi.
Tapi mengapa beranda rumah tetangga depan seberang komplek kok terang benderang?
Ia melangkah keluar memeriksa meteran PLN yang berada di teras depan. Mungkin ada yang korslet.
Setelah memeriksa dengan seksama, akhirnya ia mendapat kesimpulan bahwa sisa pulsa listrik prabayarnya Nul putul. Zero. Nihil. Suara buzzer meteran digital yang tadi terdengar nyata dan sekarang lenyap ternyata berasal dari teras rumahnya.
Ia bergegas mengganti celana pendeknya dengan celana jins yang tergantung di balik pintu kamar tidur, meneguk sisa kopi cappuccino instan yang telah dingin, dan melangkah ke luar komplek menuju minimarket yang menjual pulsa token.
Niat untuk menulis kisah misteri telah membeku, lebih dingin dari kopi.
Bandung, 22 Oktober 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Terdampar (telah terbit)
Short StoryKumpulan flash fiction dengan berbagai rasa ini diterbitkan oleh Peniti Media berisi 45 flashfiction. Softcover, 125 pages (108+vii) Published September 16th 2016 by Peniti Media ISBN: 978-602-74796-1-6 Foto sampul hak cipta Ra Benlantara. Bebera...