Oh, kamu ingin tahu mengapa aku di sini? Baiklah, akan kuceritakan.
Ini gara-gara gadis yang bibirnya semerah saus tomat. Bibir yang mengingatkanku pada Marlyn Monroe.
***
Sudah biasa aku kelaparan tengah malam. Masih ada nasi sisa makan malam dan dua butir telur, jadi aku ingin memasak nasi goreng.
Kamu tahu apa rahasia nasi goreng yang lezat? Bukan! Rahasia kelezatan nasi goreng terletak pada campuran kecap dan saus tomat yang tepat. Saus tomat semerah bibir Marlyn Monroe.
Sialnya, botol saus tomatku nyaris kosong sudah. Yang tersisa bahkan takkan cukup untuk memerahkan bibir Marlyn Monroe. Maka aku pergi ke minimarket dua-puluh-empat-jam yang terletak di jalan ini. Hanya itu toko satu-satunya yang masih buka.
Aku menuju rak tempat bumbu makanan tempat saus tomat yang kubutuhkan untuk membuat nasi goreng yang lezat berada.
Kamu tahu, setiap minimarket ada pelayannya. Pelayan minimarket dua-puluh-empat-jam itu seorang gadis dengan dandanan menyolok, rambut ikalnya dicat pirang dan bibirnya dipulas lipstik semerah saus tomat, seperti bibir Marlyn Monroe. Ia mengangguk dan tersenyum padaku. Aku membalasnya dengan kaku.
Aku menemukan saus tomat merek kesukaanku tinggal sebotol lagi terpajang di rak itu. Tinggal sebotol lagi, satu-satunya. Letaknya tersembunyi di belakang botol-botol saus tomat merek lain, yang warnanya tidak semerah bibir Marlyn Monroe.
Saat aku meraihnya, sikuku menyenggol botol-botol saus tomat merek lain itu, sehingga jatuh ke lantai dan menimbulkan suara berisik.
Gadis dengan lipstik semerah saus tomat itu mendatangiku.
"Ada yang bisa dibantu?" tanyanya sambil menggoyang-goyangkan kepala, seperti hendak menyibak rambut ikal pirangnya.
"Tidak," jawabku sambil memeluk botol saus tomat yang hanya satu-satunya itu.
"Opa, biar saya bantu," katanya lagi sambil mengulurkan tangan hendak merampas botol saus tomat dari pelukanku.
Kamu bisa menduga apa yang terjadi kemudian.
Aku melawan sekuat tenaga. Takkan kubiarkan ia merampas botol saus tomat yang tinggal satu dariku!
Kami jatuh terguling-guling. Rak bumbu makanan ambruk berantakan. Lihatlah, rambutku putih bukan hanya karena uban, tapi juga oleh tepung gandum.
Tahu-tahu polisi terlibat.
Jadilah aku di sini sekarang, dengan memeluk botol saus tomat semerah bibir Marlyn Monroe.
***
Sekarang giliranmu bercerita, mengapa kamu sampai menghabiskan malam berdua denganku dalam sel tahanan yang sempit ini?
Bandung, 19 April 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Terdampar (telah terbit)
Short StoryKumpulan flash fiction dengan berbagai rasa ini diterbitkan oleh Peniti Media berisi 45 flashfiction. Softcover, 125 pages (108+vii) Published September 16th 2016 by Peniti Media ISBN: 978-602-74796-1-6 Foto sampul hak cipta Ra Benlantara. Bebera...