Mulmed: Farezky Nuno
--
3| Pertemuan
KERUTAN DI DAHI KILA sudah menumpuk menyertai bibirnya yang ditekuk. "Gue nggak terima GLYN batal manggung!" geramnya usai mendengar pengumuman. Raymon dan Cantika yang menjadi pembawa acara masih meminta maaf saat Kila melirik sekilas ke panggung. Penonton ramai, saling berbicara. Kila juga bisa merasakan seperti apa kekecewaan yang dialami mereka.
Isell berkacak pinggang. "Apa-apaan sih GLYN?! Gue udah nggak ikut makan bareng anak-anak di Dago Pakar dan mereka batalin seenak jidat?! Acara makan itu penting, tau! Itu kegiatan bareng rapat himpunan! Dasar, cowok-cowok PHP!"
Kila tahu seorang Isella Nurriska sekarang sedang merasa kesal. Ia pun sama. Baginya, hal ini terlalu menyebalkan! Apa-apaan?! Membatalkan seenaknya di saat ia bahkan selalu memikirkan acara ini dari hari ke hari. Percuma saja Kila sekarang menata rambutnya rapi, percuma saja Kila memoles bibirnya dengan lipstik tipis. Ia tidak bisa memperlihatkan itu pada Banananya. Batal sudah niatnya untuk menemui Bana di belakang panggung usai acara.
"Kalian mau minum?" Nuno yang sejak tadi diam, melemparkan penawaran.
"Gue kesel, No! Keseeel!" Isell mencubit lengan Nuno kuat, membuat Nuno terlihat kesakitan. Bukan Isell namanya kalau marah tidak bertindak kasar. Bukan umpatan segala isi kebun binatang yang ia keluarkan, tapi kasar sejenis memukul, mencubit, mencengkeram, bahkan menggigit. Nuno itu yang biasanya sering menjadi sasaran pelampiasan Isell.
"Iya, iya. Gue tau lo kesel. Tapi tangannya lepas dulu heh!" Farezky Nuno hanya bisa mengigit bibirnya, menahan linu. "Mau pulang aja atau lanjut nonton?" tanya Nuno. Seingatnya, malam ini ia memang bertugas menemani dua temannya itu. Ia sudah biasa diminta Isell mengantar dan menjemput mereka jika ada acara malam-malam seperti ini.
Perasaan kesal dalam hati Kila tiba-tiba berubah menjadi perasaan tak enak. Isell dan Nuno ada di sini karena rencananya, karena egonya. "Maaf ya, kalian." Kila menunduk. "Gara-gara gue nih."
Nuno mengulas senyumnya. "Udah nggak usah lo pikirin. Isell biar ntar gue aja yang ngurus," ujarnya dengan tepukan ringan pada bahu Kila. "Isell ngamuk sih udah biasa."
"Kalau kayak gini caranya, gue jadi bisa beneran benci sama GLYN, La!" seru Isell. "Gue nggak ngerti ya ini akal-akalan yang ngadain acara pake nama GLYN buat narik penonton atau emang GLYN yang seenaknya. Tapi, dengan fakta acara ini gratis, gue rasa nggak banyak juga untung yang bisa didapet panitia kalo emang mereka yang licik. Kayaknya ... ini emang GLYN yang nggak bener!"
Perkataan Isell masuk akal, tetapi Kila merasa berat untuk mengiyakan. Mungkin karena dirinya suka GLYN, rasa percaya masih kuat membalutnya dengan keyakinan GLYN tidak seburuk itu. Pasti ada alasan yang membuat mereka membatalkan lagi penampilannya. Mengiyakan tak ingin, menyanggah pun tak mampu. Akhirnya, Kila memilih diam.
"Lo mau ke mana, Sell?" tanya Nuno panik melihat Isell berbalik tiba-tiba.
"Ke toilet bentar. Cuci muka!" ujarnya masih bernada kesal. "Lo nggak usah ikut, No. Gue nggak akan ke toilet cowok!"
Setelah Kila dan Nuno saling tatap mendapati perkataan Isell, keduanya terkikik pelan.
"Temen lo galak," ujar Nuno di sela tawanya.
+++++
Beberapa menit berlalu dengan Kila dan Nuno yang akhirnya memilih menikmati acara. GLYN memang tak hadir, tetapi banyak juga penampilan dari band dan penyanyi lain yang tak kalah menghibur. Demi terlihat Isell saat nanti kembali dari toilet, Kila dan Nuno akhirnya berdiri di samping, lebih dekat ke bagian sisi kanan panggung dan menghindari tertelan keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BassKiss
Teen FictionPemenang THE WATTYS 2016 kategori #PilihanStaf dan #EdisiKolektor [15+] Oh Tuhan, umpatan macam apa yang harus Kila keluarkan ketika ia dicium laki-laki di tempat ramai? Parahnya, laki-laki itu tidak dikenalnya. "Brengsek!" menurut sahabat dekat Ki...