Aku dedikasikan part ini untuk...
Inoviyandini
Sekar
daaan ... semuanya yang menunggu. maafkan nggak kusebut satu persatu. semoga suka ya!
-----
8| His Smile
SHAKILA THALIA ASRI BOSAN.
Tiga puluh menitnya lenyap begitu saja, Kila habiskan hanya untuk mengamati layar ponselnya. Ia mengecek LINE, whatsApp, instagram, twitter, kembali pada LINE, whatsApp, instagram, twitter, kembali lagi pada LINE, whatsApp, instagram, twitter ..., terus berulang-ulang. Tidak ada notifikasi berarti di sana, tetapi Kila tetap membukanya—hanya demi terlihat sibuk. Berada di kelas dengan mahasiswa mencapai 150, ternyata gagal membuat Kila merasa tidak kesepian.
Miris, bukan? Rasa sepi bisa tetap datang sekalipun kita di tempat ramai.
Dosen kewarganegaraannya, ibu Yani, belum juga menampakkan batang hidungnya. Ada sesal menyelinap di benak Kila. Kenapa ia tidak mengambil matakuliah ini di semester-semester sebelumnya? Di saat teman-temannya yang lain sibuk melunasi matakuliah umum terlebih dahulu, Kila sibuk mengambil matakuliah tingkat atas, hanya demi bisa menghabiskan matakuliah wajib dan bisa mengambil fast track[1]. Pada akhirnya, Kila duduk di kelas sendirian, di tengah mahasiswa jurusan lain yang sibuk bergerombol. Siapa yang tidak sungkan menyapa kumpulan orang?
Mata Kila menyapu seisi ruangan. Kelas 9009 terlihat lebih remang dari sebelumnya. Undakan kursi-kursi terisi tiga perempat bagian. Itu wajar, mengingat syarat bisa mendapatkan nilai A dari bu Yani cukup dengan selalu mengisi daftar hadir, mengumpulkan semua tugas, dan ikut ujian. Tidak peduli seberapa asli tanda tangan, seberapa niat pengerjaan tugas, atau seberapa tepat isi soal ujian.
Di tengah pengamatannya itu, tiba-tiba, Kila merasakan sesuatu mencolek-colek bahu kirinya. Refleks, Kila menoleh.
"Hai," sapa seseorang yang langsung membuat jantung Kila terasa berhenti berdetak.
Dia lagi.
Laki-laki berkaca mata itu tengah tersenyum dengan lesung pipi melekat sempurna. Untuk beberapa saat, keduanya bertahan hanya saling pandang. Kila terlalu sibuk mengatur napasnya yang tersekat. Diam-diam, Kila merutuki hatinya yang bergetar cepat hanya karena senyuman Bana.
Albana Wicaksono semakin melebarkan bibirnya, yang Kila rasakan seperti sedikit menertawakan dirinya. Kenapa? Adakah hal yang lucu? Apa wajah Kila terlihat sebeloon itu sampai dia tertawa?

KAMU SEDANG MEMBACA
BassKiss
TienerfictiePemenang THE WATTYS 2016 kategori #PilihanStaf dan #EdisiKolektor [15+] Oh Tuhan, umpatan macam apa yang harus Kila keluarkan ketika ia dicium laki-laki di tempat ramai? Parahnya, laki-laki itu tidak dikenalnya. "Brengsek!" menurut sahabat dekat Ki...