[#1 bonus part]

47K 3.4K 413
                                    

WARNING:

Part ini hanya bonus. Nggak masuk ke bagian cerita utama. Nggak usah terlalu serius :D

Pengumuman open follow/dedicate ada di bawah.

--

      

BANA MASIH memetik gitarnya. Berbagai macam efek bass terdengar dari sana. Suara itulah satu-satunya bising di ruangan kedap suara serba merah itu. Sejak tadi, Bana heran. Kila lebih banyak diam dibanding berbicara. Tidak seperti biasanya.

Helaan napas Kila terdengar. Ada kerut ragu di dahinya. Wajah gadis itu menunduk dan hanya memusatkan perhatian penuh pada ponsel di tangan.

"Kenapa?" tanya Bana mencoba peruntungan.

Bukannya menjawab, Kila malah menatap Bana dengan pandangan berpikir. Respons yang sama yang Bana dapat sejak tiga puluh menit kedatangan Kila. Bana mencoba membaca pikiran Kila, mendeteksi hal-hal apa yang sekiranya bisa membuat Kila cemberut. Namun ia tahu, ia bukan Park Soo Haa di I Hear Your Voice yang bisa benar-benar membaca pikiran orang. Bana tahu drama itu tentu saja dari Faldi yang sering nonton drama Korea.

"Kamu boleh cerita," kata Bana akhirnya, seraya menghentikan petikan di tangan.

Jeda beberapa saat sebelum Kila menjawab, "Aku telat order novel yang pengin kubaca."

Bana menaikkan satu alisnya. "Novel?"

"Jangan ketawa."

Kalimat itulah yang justru membuat Bana menahan senyum. Terlebih untuk ekspresi Kila yang amat serius, seolah perihal novel begitu penting mengalahkan mimpinya menemukan bintang baru.

"Harusnya aku order sejak tanggal pertama. Begini deh kalau nunda-nunda. Jadinya lupa."

"Salah kamu karena pelupa."

Bibir Kila mengerucut. "Kok kamu ikut nyalahin aku?"

Bana diam beberapa saat. "Oke. Ganti. Salah penulisnya nggak ngingetin kamu."

Kila langsung terkikik mendapati gagasan itu. Bana yang ia kenal masih sama dengan Bana yang bersamanya beberapa minggu ini. Selalu ada kehangatan tak kasat mata yang meletup-letup di dadanya tiap kali menghadapi perilaku Bana.

"Emang novel apa?"

"Origamiara," jawab Kila.

Bana memiringkan kepalanya. "Ori-ga-mi-ara?" ejanya. "Itu buku ... tutorial origami?"

"Kubilang itu novel." Kila tak terima.

"Oh iya."

"Itu novel tentang cewek namanya Ara yang sukaaa banget bikin origami. Ara suka sama kakak tingkatnya, namanya Dio. Tokoh Ara lucu! Kayak bocah usil yang sok dewasa. Masa hobinya kirim surat sok puitis di dalam origami buat Dio? Diem-diem pula. Terus ada Ian. Ian adiknya Dio itu temen deket Ara. Aku suka sama Ian! Gemesin."

"Terus mereka gimana?"

Kila terkikik. "Kamu penasaran."

"Nggak," elak Bana gengsi mengaku.

"Nggak salah...."

"Emang kelanjutan Ara gimana?"

Bukannya menjawab, Kila menunjukkan gambar-gambar di ponselnya. "Kata Kak Anny atau Kak Rezza si penulisnya, versi novel beda sama versi Wattpad. Versi baru lebih tebal. Aku penasaran mau baca. Apalagi banyak adegan tambahannya. Tulisan sok puitis Ara lebih banyak. Interaksi Dio-Ara-Ian juga lebih banyak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus," Kila melanjutkan, "kalau order lewat penulisnya di bit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus," Kila melanjutkan, "kalau order lewat penulisnya di bit.ly/origamiara ini, aku bisa dapat tanda tangan dan ucapan langsung. Ada nama akunya. Beda sama novel lain yang biasanya random nggak pake nama penerima. Dan penulisnya nggak buka order-an selain lewat itu. Novel terbitan Elex Media ini pengin banget aku punya!"

"Sebentar." Bana mengambil ponsel di tangan Kila. "Paling lambat order, kapan?"

"Tanggal 22 September 2016," Kila menjawab tanpa menilik layar ponselnya.

"Sekarang tanggal berapa?"

"23 September kan?"

Bana menghela napas seraya menggeleng-geleng ringan. "Kamu bukan pelupa, tapi ceroboh." Disodorkannya poster di dalam ponsel Kila itu. Bana memperlihatkan juga kalender di sana. "Sekarang belum 22 September, Kila. Kamu nggak telat. Masih ada waktu."

"Eh?" Kila merebut cepat ponselnya. "Oh ... iya." Kekehan keluar di ujung suara Kila.

"Nama aku siapa?"

Kerut di dahi Kila menunjukkan heran. "Nama kamu? Bana ... kan?"

Bana memasang tampang kucing lucu. "Kamu boleh lupa yang lain tapi lupa aku jangan."

Saat itulah Kila terbahak. "Dih. Gombal banget!"

+++++

      

==============

Bagian ini semacam endorse banget ya HAHAHA ya udahlah ya, biarkan si aku agak promosi dikit. Promosinya pake cerita biar tetep ada Bana sama Kila.

Part 12 aku posting sore ini atau besok ya. Masih diketik.

--

Buat yang mau novel cetak perdanaku, boleh banget! Bisa cek di lapak Origamiara.

Atau buka bit.ly/origamiara dan baca info dasar yang insyaAllah ada di sana semua.

Buat yang belum transfer, aku masih tunggu sampai 23 September 2016.

Novel akan tersedia di Gramedia mulai 10 Oktober 2016, tapi edisi TTD hanya dibuka sekarang. Kecuali, someday, kita ketemu ehehehe.

--

Makasih 292 akun yang udah ikutan open follow/dedicate! Aku pake sistem random.org jadinya beneran random. Rekaman pilih nomornya susah dimasukin nih. Aku save doang jadinya di hape.

Inget-inget nomor urutnya!

Aku pilih 10 akun dulu. Nanti aku adakan lagi di parts lain ehehehe.

202, 156, 136, 234, 76, 129, 267, 21, 143, 22

Tolong inbox aku yaaaa. Nanti pilih follow/dedicate. Makasihhh :***

BassKissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang