Siluet mentari pagi membangunkan Alya dan Chila dari tidurnya yang nyenyak.
Dengan malasnya Alya berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan Sholat subuh, badan Alya masih terasa sangat pegal karena berjam-berjam duduk didalam bus.Setelah mandi , Sholat dan bersiap-siap sarapan, Alya mengambil satu buah origami burung bangau dari kotak yang selalu ia bawa, paling tidak saat Alya mulai lupa tentang Alfa, ia selalu punya cara untuk mengingat sosok Alfa dihidupnya kembali.
Alya keluar kamar hotel dengan tshirt lengan panjang berwarna pink soft, jogger pants biru tosca dan snikers 3 garis berwarna senada dengan jogger pantsnya, tak lupa pula sling bag kesukaan Alya dan kamera GoPro yang selalu berada didalam tas Alya.
"Buruan Alya kita sarapan, perut gue udah lapar banget nih" celoteh Chila menarik tangan Alya
"Cacingan lo yeee? Lapar mulu" ujar Alya terkekeh
"Anjayyy emang puya temen kayak elo" jawab Chila flat.
*
*
*
Sesampainya di Cafetarian, Alya dan Chila langsung mengambil makanan dan duduk diam, menikmati pagi pertama di Bali."Matahari pagi Bali beda ya sama di kota Bengkulu" ujar Alya dengan mulut penuh makanan
"Halah lebe lo. Yakali matahari ada dua Al" ujar Chila menggelengkan kepala
"Bukan gitu pea ihhh" ucap Alya sembarang.
Setelah sarapan, Alya dan rombongan langsung masuk menuju bus dan berangkat ke desa Panglipura, untuk belajar bagaimana kehidupan damai dan rukun masyarakat Bali.
"Disana ada cogan gak ya?" Ujar Chila yang duduk disebelah Alya
"Disaat kayak gini masih aja lo nyari cogan, emang dasar jones" ucap Alya terkekeh
"Iri tanda tak mampu" balas Chila tak mau kalah
"Jones tanda tak laku" balas Alya sambil tertawa heboh.
*
*
Sesampainya di Desa Panglipura, semua anak berpencar untuk mewawancarai warga disana, rumah-rumah khas Bali, lingkungan yang Asri, dan penduduk yang ramah.Alya mulai beraksi dengan kamera GoPronya, ia tak peduli apa kata orang-orang disana namun hatinya merasa sangat puas.
Sesekali Alya bertanya seputar Desa dengan penduduk disana, budaya Leluhur sangat terasa disini.
*
*
Setelah satu jam Alya dan rombongan berada di Desa Panglipura akhirnya rombongan melanjutkan untuk menuju tempat berikutnya yaitu pameran lukisan yang berada di sebuah galery yang cukup besar di Bali."Kenapa gue muak ya berurusan sama lukisan?" Ujar Chila menarik nafas panjang
"Gue sedikit trauma sama lukisan dan Alya" sindir Cece menatap kearah Alya.
Alya hanya tersenyum lebar kearah Cece karena kejadian susu tumpah itu.
"Saya ingin kalian mengapresiasikan lukisan disana nanti dalam bentuk tulisan, satu orang satu lukisan" perintah Miss Claudi yang langsung di iyakan oleh semua peserta.
Dengan note kecilnya Alya berkeliling mencari lukisan yang ingin ia apresiasikan.
"Kayaknya ini pas deh" gumam Alya berdiri didepan lukisan ribuan burung bangau yang berwarna warni
Alya mulai memerhatikan detail demi detail lukisan itu dan menuliskan di notekecilnya.
"Menurutmu lukisan ini bagus?" Tanya seorang Laki-laki yang berdiri di dekat Alya
Alya hanya mengangguk pasti karena masih berkonsentrasi menulis
"Lalu apa yang membuat lukisan ini indah menurut mu?"tanya lelaki itu lagi, namun tanpa menoleh kearah Alya
"Entahlah, mungkin karena warnanya yang beragam, kalau menurutmu?"tanya Alya masih fokus menulis
"Bagiku lukisan ini mengingatkanku dengan masa kecilku" ujar Lelaki itu
"Masa kecilmu? Kamu peternak bangau atau bagaimana?" Tanya Alya terkekeh
"Hmm tidak, dulu aku pernah menyayangi seorang wanita, dan demi membuktikan betapa sayangnya diriku dengannya, aku membuatkan 1000 origami burung bangau untuknya, sebelum aku pindah kesini" jelas lelaki itu
Degh
Tangan Alya kaku saat mendengar penjelasan lelaki itu, Alya sedikit menoleh kearah lelaki itu yang sedang fokus memerhatikan lukisan sambil tersenyum.
"Kalimat itu..."
"Apakah dia Alfa?"
Batin Alya penuh tanya saat memerhatikan detail wajah Lelaki itu dari samping
"Alfa?" Lidah Alya kelu saat menyebut nama itu
"Bagaimana kau ta-" kalimat itu menggantung saat lelaki itu menatap Alya dengan mata Almondnya
Hening
Mata mereka saling bertemu, terlukis jelas kerinduan yang ada diantara mereka.
"Alya?" Ujar Alfa tak percaya
Ia langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Alya seolah tak percaya, sekarang seseorang yang selama ini ia cari ada dihadapannya.Sikap Alfa membuat Alya sangat terpukul, harusnya Alfa memeluk erat Alya bukan memalingkan wajahnya seolah berdosa menatap Alya.
"4 Tahun saya nunggu kamu, dan seperti ini perlakuan mu kepada saya? Baiklah kalau seperti itu terima kasih atas 4 tahun yang sia-sia" ujar Alya dengan suara yang gemetaran dan membalikkan tubuhnya membelakangi Alfa
"Saya senang saat saya tau kamu baik-baik saja disini" ujar Alya Lirih dan berjalan sedikit tertatih meninggalkan Alfa
"Alya tunggu" tutur Alfa menahan tangan Alya.
Tak sedikit pun Alya menoleh kearah Alfa, ia sangat sedih harusnya saat ini mereka tertawa bersama , pertemuan yang sangat singkat.
"Aku sangat merindukanmu, tolong tunggu disini untuk sebentar" ujar Alfa dengan nada lirih
Air mata alya jatuh membasahi pipi lembut Alya.
Alya membalikkan tubuhnya menghadap Alfa namun Alya lebih memilih untuk menunduk tak menatap wajah Alfa yang sekarang sudah sangat berubah
"Seburuk itukah Alfa sampai Alay gak mau liat Alfa lagi?"tanya Alfa menangkup pipi Alya dengan kedua tangannya lalu berlahan Alya menatap Alfa
"Alya kangen Alfa" ujar Alya pelan
"Alfa juga" sekarang mereka saling menatap seakan tak percaya dipertemukan oleh takdir disini.
Plakkkk
Pukulan dari Alya menghantam lengan Alfa, ia sangat kesal kenapa Alfa tidak mencarinya, kenapa Alfa bertingkah seolah semua tidak pernah terjadi.
"Sakitttt al..." rintih Alfa menahan tangan Alya
"Jahat lo! Lo gak pernah berusaha ngabarin gue! Lo bilang sayang sama gue!" Ujar Alya kesal

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Like Difference
Teen FictionAku mencintaimu melebihi apapun didunia ini -AlfaRadityaUtama - Aku mencintai Tuhanku melebihi apapun didunia ini -AlyaSalsabilaSiska- [Bengkulu, 10 April 2016] Createdby DaeVie [ON EDITING]