Faris dan Aldi itu lucu menurut Tio. Pasca Tio mengakui kisah cintanya bersama Rean, akhirnya Aldi jadi lebih lunak terhadap Faris. Tio dan Rean curiga. Faris juga jadi agak sensitif menurut Rean.
"Jadi, gimana Ndut?" Tio bertanya pada Rean. Rean berdehem sekilas lalu bicara dengan nada serius.
"Kemaren aku mampir ke rumahnya. Dia ngomong soal Aldi mulu!"
"Tuh, kan! Masa kemaren pas aku ke kosan si Aldi dia salah paham, dikirain aku suka sama Faris masa."
"Kamu suka Faris?"
Tio geram dengan perlakuan kekasihnya, lantas memukul kepala cowok itu dengan raut kesal.
"Kita harus bikin mereka sadar." Tio manggut-manggut.
"Kalau si Faris sih emang udah ngaku, kan?" Rean menanggapi. Tio mengangguk cepat. Lalu selintas ide tiba-tiba muncul di otaknya. Dia tersentak kaget dan akhirnya tersenyum geli. Senyum penuh misteri.
"Mereka masih aja berdebat dan berantem kadang. Tapi...."
"Tapi?"
"Ndut, mau bikin mereka baikan, nggak?" Tio menaikkan alisnya. Rean balas menatapnya. Dia juga kesal setengah mati pada Faris. Kalau memang suka ya sudah dekati dia. Ganggu kalau perlu, jangan sok-sok dingin begitu! Rean menyamakan caranya pedekate dengan tingkah Faris.
"Caranya?"
"Kamu ajak dia, aku ajak Aldi."
"Kayak comblangin gitu?" Rean bertanya cepat. Tio mengangguk senang. Lalu setelanya Rean tersenyum, "Apa sih yang nggak buat kekasihku."
Tio ingin mendorong Rean dari puncak kebun teh sekarang!
***
Yang mereka sebut dengan misi membuat Faris dan Aldi baikan adalah mempertemukan mereka berdua dengan cara yang lebih damai. Untuk mencapai mufakat jadi harus ada musyawarah begitu. Padahal Rean sendiri sebenarnya merasa ogah. Dia nggak mau bantu Faris. Alasannya adalah karena dia nggak suka waktunya bersama Tio terbuang percuma hanya untuk acara seperti itu.
"Kamu jauh-jauh ke rumahku cuma buat ngajakin aku ke tempat Faris?" Rean nggak suka. Tio mengangguk cepat. "Jadi kalau nggak demi mereka berdua, kamu nggak bakalan berkunjung ke sini dengan suka rela?"
Tio ingin salto sekarang.
"Kalau kamu nggak mau, aku bisa ke tempat Faris sendirian."
Rean melotot sempurna. Dia memeluk lengan Tio erat. Dia nggak akan pernah melepaskan Tio sampai kapanpun. Meski untuk sahabatnya sendiri.
"Jangan harap aku bakal lepasin kamu!"
"Ya kali aku mau selingkuh juga nggak bakalan bilang-bilang, lah!"
Rean melotot makin lebar. Spontan, dia langsung menggigit bibir Tio hingga pemiliknya berteriak kesakitan. Tio kesal setengah mati pada kekasihnya ini. Namun dia nggak akan menyerah. Dia harus membuat Aldi dan Faris damai. Sebenarnya Rean yang harus bingung kalau Faris dan Aldi bertengkar. Aldi akan merebut Tio darinya. Tio akan sibuk mendengarkan keluhan Aldi dan mengabaikannya. Karena itulah, dia harus membuat Faris dan Aldi baikan!
"Kalau perlu mereka harus jadian!" Rean mengangguk mantap.
"Kenapa?"
"Biar kita nggak ada yang ganggu!"
Tio melotot. Dia juga merasa begitu, sih! Faris sudah ngaku semuanya. Faris naksir atau bahkan jatuh cinta pada Aldi. Tio tahu karena tiap kali dia menyebut nama Aldi, Faris langsung bereaksi. Faris sudah gay dari awal, jadi Tio tahu bagaimana perasaan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bus Biru
Dla nastolatkówAda sebuah bus biru yang bertugas mengantar dan menjemput kami ke sekolah. Bus itu sudah tua, tipe bus milik pabrik swasta yang dihibahkan untuk transportasi anak sekolah. Aku harus terdampar di sekolah kumuh ini karena tawuran kolektifku. Kedua ora...