Chapter 19

570 18 0
                                    

*Nathan's POV*

Saat aku sedang berbicara dengan Grabiel tentang gaunnya tidak tau kenapa dia tiba-tiba pingsan.

Sontak dad,momku dan mom dad Grabiel langsung mendekati Grabiel.

"Nathan, tolong bawa Grabiel ke kamarnya" ucap mom Grabiel

Aku mengangguk dan membawanya ke kamar.

Skip

Sambil menunggu Grabiel bangun, aku melihat-lihat buku yang ada di atas mejanya.

"Tidak apa-apa kan aku membuka buku diarynya?" benakku

Aku membuka satu per-satu diarynya.

Dear diary

I wanna tell for him. I miss him so much. So boring without you.

Baru 2 hari saja aku ini sudah merasakan bosan lagi. Aku tidak tau harus melakukan apa. Yang biasanya ada yang mengajakku jalan jalan sekarang dia pergi ke negeri sebrang.

I wanna say. I miss you, every time.

Grab.. Maafkan aku telah meninggalkanmu. Sekarang aku sangat menyesal. Benar-benar menyesal.

Aku meninggalkannya disaat dia tertidur dan..

"Nath? Kenapa kamu?" ucap Grabiel

Aku langsung melihat Grabiel.

"Um.. Tidak apa-apa"

"Kau membaca diaryku?"

"Iya.."

"Kau baca lembar yang mana saja?"

*Grabiel's POV*

Aku terbangun. Ya, dikamar. Aku melihat ke sebelahku, yang sedang membelakangiku dan memegang diaryku.

Ya, ampun diaryku.

"Nath? Kenapa kamu?" ucapku

Dia langsung melihatku

"Um.. Tidak apa-apa" katanya

"Kau membaca diaryku?"

"Iya.."

"Kau baca lembar yang mana saja?"

Aku lupa tidak menyimpan lagi diaryku di laci meja. Baru saja aku kemarin menulis tentang pikiranku kemarin.

"Aku hanya membaca yang kau rindu aku"

Almost there. Huftt...

"Ohh, baiklah"

Dia pun menaruhnya di atas meja itu dan mendekatiku.

"Kau pusing?" tanya Nathan

"Sedikit,"

"Tunggu ya aku akan bawa minum dulu"

Nathan keluar kamarku, untuk mengambil segelas air putih.

Akupun berdiri dari kasur, lalu menuju meja.

"Harus aku taruh dimana ya" kataku sambil mencari tempat aman untuk menyimpan diary ini

Lalu mataku tertuju kotak agak sedang di atas lemari bajuku. Entah itu kotak bekas apa.

Aku mengambil kotak itu lalu menyimpan diarynya.

"Hampir lupa, aku mau cari obat sekalian"

Aku membuka lemariku, dan ketemu.

Saat aku menutup pintu lemari, ternyata Nathan sudah ada disini.

"Kau sedang mencari apa Grab? Mau aku bantu?" kata Nathan sambil menaruh segelas diatas meja.

"Tidak usah, sudah ketemu kok" kataku sambil memegang obatnya dibelakang badanku, agar tidak terlihat oleh Nathan

"Yasudah,"

Nathan duduk kembali di pinggir kasur.

"Grab," ucap Nathan

Aku hanya mengangkat kedua alisku sambil memandangnya.

"Tinggal 1 minggu lagi. Aku sangat tidak sabar, aku ingin sekali mempunyai anak dan menghabiskan waktu dengannya dan juga dirimu"

"Aku juga Nath.."

"Maafkan aku Nath, maafkan aku" aku tidak tau kenapa aku bilang begitu

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Kau mau maafkan ku kan?"

"Aku akan selalu memaafkanmu,"

Dia memelukku.

"Aku akan mengorbankan apapun demi kau Grab. Biarpun itu nyawaku"

Aku benar-benar tidak ingin melepaskan pelukan ini. Aku sangat takut.

"Aku akan menemanimu semalaman ini, bolehkan"

Kali ini aku ingin ada seseorang yang tidur bersamaku.

Aku mengangguk pelan.

*Mom Grabiel's POV*

"Grabiel mempunyai penyakit jantung"

Ranee(mom Nathan), Alan(dad Nathan) kaget bukan main.

"Kenapa kau baru kasih tau sekarang Anny?" kata Ranee

"Maafkan aku, tapi aku minta tolong dengan kau Ranee jangan memberitahu Nathan. Grabiel tidak mau dia tau dulu, mungkin kalau dia tau dia akan khawatir. Aku juga tidak mengerti kenapa Grabiel tidak mau Nathan mengetahuinya dulu" ucapku

"Baiklah, aku akan menjaganya Anny.." ucap Ranee.

"Aku mau ke kamar Grabiel dulu ya" kataku, dan lalu langsung naik keatas.

Aku mengetuk pintu kamarnya.

"Grab?"

"Iya mom, masuk saja"

Aku membuka gagang pintu.

"Mom, bolehkan Nathan tidur denganku malam ini?" ucap Grabiel memohon

"Boleh saja, tapi jangan lupa kalian makan malam jam 7 ya. Baiklah, mom tinggal dulu"

Aku meninggalkan mereka.

______________________________

Sorry yaaaa

Kalo ceritanya jelek, pendek

Keep reading

Xoxo.

Maafkan jika alay):

I'm strongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang