Bab 14 -Terbelenggu Rasa-

2.5K 114 0
                                    

Ya Rabb, bila Kau mengizinkan aku jatuh cinta. Buatlah aku mencintai seseorang yang akan menambah kecintaanku padaMu. Biarlah cintaku dan cintanya tumbuh dan bersemi dalam diam. Dan bila saatnya tiba, aku ingin cinta ini menggema memenuhi seluruh ruang dalam dunia ini.

***

"Pagi Miss Anna," sapa Rahayu, salah seorang siswi SMA Bakti Nusa. Anna yang merasa disapa segera menoleh ke asal suara, dan menjawab sapaan siswi itu sembari tersenyum.

"Kok sendiri Miss? Biasanya Miss Anna pergi bareng Miss Syifa," kali ini yang bertanya Alya, teman Rahayu yang berjalan beriringan dengannya.

"Iya nih, saya ada jadwal piket, jadi saya datang duluan deh," jawab Anna ramah.

"Emm, Miss, Miss Syifa itu pacaran ya sama Pak Ilham?" Tanya Rahayu tiba-tiba. Anna yang baru mendengar berita ini kaget.

"Pak Ilham? Guru PPL juga?" Tanya Anna.

"Iya, Miss. Guru PPL Matematika loh, yang ganteng itu," seru Alya antusias. Ia kemudian mengeluarkan kata 'aduh' karena lengannya disikut cukup keras oleh Rahayu.

"Kok saya gak tau ya? Setahu saya, Miss Syifa tidak dekat dengan lelaki siapapun. Kalian tau dari mana?" Tanya Anna penasaran.

"Gosipnya udah banyak loh Miss. Awalnya sih kita gak percaya Miss, tapi pas liat foto ini, kita jadi yakin," ujar Alya menampilkan foto di ponsel pintarnya. Foto itu menampilkan Syifa yang tengah duduk bersama Ilham pada malam itu di bangku taman penginapan.

"Foto itu tidak menunjukkan kedekatan apa-apa. Kalian bisa lihat sendiri, posisi duduk mereka saling berjauhan. Syifa juga sedang menunduk dan tidak menatap Ilham langsung. Berhenti menggosipkan guru kalian sendiri. Kami memang hanya guru PPL, tapi saya harap kalian dapat menghormati kami layaknya guru sungguhan dengan cara tidak menyebarkan gosip yang belum jelas kebenarannya. Terima kasih," ujar Anna. Tegas, bijak, namun tetap dengan nada yang santai. Ia kemudian mempercepat langkahnya, berlalu dan meninggalkan Rahayu dan Alya.

Sebagai sahabat, ia merasa tidak suka jika sahabatnya diburu gosip. Memang gosip sepele, namun untuk Syifa yang merupakan gadis berhijab, ini tentu bukan gosip yang biasa. Ia harus berbicara langsung pada Syifa.

***

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Syifa baru keluar dari lab komputer dan sekolah sudah mulai nampak sepi.

Ia berjalan ke ruang guru, dan ruang guru pun tampak sepi hanya meninggalkan beberapa orang guru yang juga sudah bersiap untuk pulang. Ia mengedarkan pandangan mencari Anna, namun gadis itu tidak terlihat. Syifa pun akhirnya mengemasi barangnya dan bersiap untuk pulang.

"Hey, Fa," sapa Alan yang sudah menjajari langkahnya dengan Syifa.

"Hey juga," sahut Syifa singkat. Ia tidak terlalu akrab dengan Alan sekalipun mereka satu kelas sejak semester awal. Dan hal ini membuat Syifa canggung.

"Sendirian aja lo? Anna mana?" Tanya Alan.

"Anna kayaknya udah pulang duluan deh, soalnya aku tadi memang agak lama keluar dari lab komputer," jawab Syifa.

"Pulang bareng? Gue bawa motor," tawar Alan.

"Makasih, Lan. Tapi aku pulang sendiri aja, lagian banyak juga kok yang jalan kaki. Toh, beberapa murid di sini ada juga yang kost di sana. Aku bisa bareng sama mereka," tolak Syifa halus. Alan hanya mengangguk pelan tanda mengerti, namun tampak jelas gurat kecewa di wajahnya. "Oh ya, kamu kok bisa bawa motor? Kamu kemarin kan ikut rombongan?" Tanya Syifa heran.

"Oh itu, gue minta adik gue anterin motor gue. Ya biasalah cowok, langkahnya panjang. Bakal susah kalo gak punya kendaraan. Ya kan?" Syifa mengangguk paham. Benar juga apa yang dikatakan Alan. Sepertinya ia juga perlu meminta Ayahnya untuk mengantar motornya kemari. "Kalau gitu gue duluan ya," pamit Alan seraya melambaikan tangannya yang hanya dibalas Syifa dengan senyuman.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang