Bab 11 -Hijrah Cinta-

2.7K 143 5
                                    

Hijrah cintaku menguatkan alasanku
Untuk menjadi manusia lebih baik
Namun saat sinarnya datang menjemputku
Mana mungkin aku berlari

***

Syifa menutup laptop yang ada di pangkuannya. Setelah laptop berukuran 12' itu mati sempurna, ia pun memasukkan benda berbentuk persegi empat itu ke dalam ranselnya.

Ia segera bangkit dari duduknya dan mendatangi meja pustakawan untuk mengisi daftar pengunjung. Ia tersenyum santun pada pustakawan yang tengah hamil tua itu lalu meraih buku panjang yang disodorkan padanya.

Setelah mengisi data pengunjung, ia pun keluar dari perpustakaan kampusnya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, seperti mengingat sesuatu, ia pun berbalik arah sambil berlari kembali ke arah perpustakaan.

"Ada apa lagi Syifa?" Tanya Bu Aisyah kaget melihat Syifa kembali dengan nafas terengah-engah.

Seraya menampilkan cengirannya Syifa menjawab, "Flashdisk saya ketinggalan Bu," jawab Syifa. Ia kembali menuju meja yang tadi digunakannya, dan terlihatlah Flashdisk putih berkapasitas 8gb disana.

"Lain kali hati-hati. Periksa dulu semua barang kamu sebelum pergi. Kalo ada yang hilang ibu gak tanggung jawab loh," ujar Bu Aisyah mengingatkan.

"Iya Bu, maaf. Saya ceroboh tadi. Kalau begitu saya permisi ya Bu,"
Setelah beruluk salam, Syifa pun meninggalkan perpustakaan menuju ruang dosen dimana dirinya memang sudah ditunggu di sana.

***

Ilham menatap buku Pendidikan agama yang dibacanya. Ia melihat Kalender dari ponselnya. Minggu depan kegiatan PPL akan dilaksanakan. Pihak kampus sudah menentukan dimana kegiatan itu akan dilaksanakan oleh mahasiswa semester 7 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kabarnya, tahun ini fakultas Ilmu Komputer dan FMIPA mendapat jadwal PPL yang sama. Ia baru sadar bahwa dirinya ditempatkan di tempat yang sama bersama Syifa, gadis aneh-menurutnya- yang sudah beberapa kali bertemu dengannya.

Tiba-tiba ponselnya berdering, tampak nama Mr. Aryan disana.

"Assalamu'alaikum, Sir," jawab Ilham seraya mengucapkan salam.

"..."

"Baik, Sir. Saya ke ruangan sekarang,"

Ilhampun membereskan semua peralatannya dan bergegas menuju ruangan dosen dimana Mr. Aryan menunggunya.

Dari kejauhan, mata Ilham melihat sesosok wanita yang dikenalinya, wanita yang belakangan ini bisa dianggap mengusiknya. Semakin dekat, ternyata ia juga masuk ke ruang dosen.

Ilham memilih untuk tidak acuh, mungkin saja ia sedang berurusan dengan dosen lain, pikirnya. Namun ternyata dugaannya salah, gadis itu telah lebih dulu sampai di depan meja Mr. Aryan.

"Assalamu'alaikum," Ilham beruluk salam. Dua orang yang ditujunya pun menoleh ke arahnya dan menjawab salamnya.

"Ah iya Ilham, saya mengumpulkan tim kamu disini. Tapi tampaknya baru kalian berdua yang hadir. Ck, untungnya saya dosen baik yang bisa mentolerir keterlambatan." Canda Mr. Rizvan. Ilham melirik Syifa sekilas, ia menunduk dan tampak canggung dengan suasana ini.

Tunggu, bukannya Syifa ada di fakultas ilkom? Mengapa dia PKL bersama Ilham di sekolah?

"Pak, saya kan mahasiswa ilkom. Kenapa ditempatkan di sekolah?" Pertanyaan yang dilontarkan Syifa tepat menjawab pertanyaan dalam benak Ilham.

"Ya, saya memang menginginkan sesuatu yang beda kali ini. Dan itulah hebatnya IT, dia bisa ditempatkan dimana saja. Ditempatkan di sekolah bukan berarti kamu harus menjadi tenaga pengajar bukan? Kamu bisa menganalisis sistem yang berjalan di sana, atau hal lain. Banyak yang bisa dilakukan dengan teknologi. Dan kamu tidak perlu khawatir, bukan kamu saja kok mahasiswa ilkom yang saya tempatkan di sekolah," jelas Mr. Aryan. Baik Ilham maupun Syifa mengangguk paham.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang