Bab 15 -Bukan Bidadari-

2.3K 103 3
                                    

20 Agustus 2012

Pemuda itu sedikit merapikan rambutnya yang tadi tertimpa helm. Setelah dirasa pas, ia pun turun dari motor matic keluaran lama itu dan berjalan menuju kelas.

Sebagai mahasiswa baru, Ilham dapat dikatakan teladan. Ia berhasil meraih gelar mahasiswa peserta ospek terbaik saat malam inagurasi kemarin. Tak ayal itu membuat pemuda berkulit kuning langsat itu langsung dikenal serta dicap baik oleh senior.

Tengah berjalan santai, tiba-tiba seseorang menabraknya dari belakang membuatnya nyaris tersungkur.

"Lelet banget sih? Lo manusia apa keong?" Sinis orang yang menabraknya tadi. Ilham terpelongo? Dimana letak kesopan santunan gadis ini? Dia yang menabrak, dia pula yang marah?

3 September 2012

Jam sudah menunjukkan pukul 12.30, selepas menunaikan sholat dzuhur Ilham segera beranjak menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Namun, keadaan kantin begitu ramai. Ilham pun memilih pergi namun telinganya menangkap suara menyerukan namanya. Ilham menoleh mencari sang empu suara, tampak disana Abidzar melambaikan tangannya. Abidzar segera berlari ke arah Ilham begitu Ilham menyadari keberadaannya.

"Gak jadi makan lu?" Tanya Abidzar.

Ilham menggeleng, "Rame banget. Aku gak jadi laper kalo gini," jawab Ilham yang dibalas tertawaan oleh Abidzar.

"Yaelah, Ham. Mahasiswa ospek terbaik ternyata pribadi yang introvert ya. Kirain orangnya rame," seru Abidzar sambil tertawa. "Gue laper, gue belum kenal banyak orang. Malu gue makan sendirian di sini. Lo temenin ya? Tuh di sana ada meja kosong, nyudut. Jadi cocok buat lo yang gak suka di tengah-tengah orang banyak." Melihat sorotan memohon dari mata Abidzar membuat Ilham tak tega. Ilham pun mengangguk pelan dan menyetujui ajakan Abidzar.

"Yaudah, gue aja yang pesen makanan ya. Lo yang tempatin meja. Lo makan apa?" Tanya Abidzar.

"Nasi lemak sama es kosong aja deh," jawab Ilham.

"Oke, lo tunggu di sana ya bro," setelah itu mereka pun berpisah. Ilham berjalan menuju meja sedangkan Abidzar pergi memesan makanan.

Ilham baru saja akan duduk, namun layangan sebuah tas menggebrak meja itu dan berhasil membuat Ilham terkejut.

"Siapa yang nyuruh lo duduk di sini?"

Ilham menatap gadis yang tadi sengaja menggebrak meja menggunakan tasnya. Matanya mengabsen gadis itu dari atas hingga bawah. Baju lengan pendek ketat, celana jeans ketat dengan aksen robek di lutut. Ilham buru-buru mengucap istighfar dan mengalihkan pandangan.

"Minggir lo! Lo keong yang kemaren kan?" Seru gadis itu lagi. Seorang gadis yang juga bersamanya hanya terdiam namun tidak melarang aksi brutal temannya itu. Malah ia terkesan cuek.

"Maaf ya, saya ingin duduk disini atas inisiatif saya sendiri. Lagipula, tidak ada larangan untuk duduk di sini kan? Jadi kamu tidak berhak melarang saya," balas Ilham tetap santun.

Teman dari gadis brutal itu tertawa, entah apa yang lucu sehingga ia tertawa.

"Bahasa lo sok formal banget. Gak usah belagu deh lo. Pokoknya lo minggir, atau gue akan teriak kalo lo mau apa-apain gue!" Seru gadis itu membuat Ilham terperangah. Terbuat dari apa sih otak gadis ini? Batinnya.

Tak mau membuat serta terlibat keributan, Ilham pun mengalah dan memilih pergi. Ia sampai lupa bahwa Abidzar sudah memesan makanan.

19 Desember 2012

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang