Mataku terbelalak, melihat tulisan yang terpampang di papan tulis. Tulisan yang begitu rapi, ditulis dengan spidol biru. Aku tidak terkejut karena kerapiannya, melainkan karena kata-kata pertama tulisan tersebut.
Untuk : Silent Monster
Dari : Sang Misteri
Ria, ada padaku. Aku ingin berbicara denganmu berdua, dan hanya BERDUA. Nanti malam ketika 2 jarum jam Big Ben bertemu dan mengarah ke langit. Di bawah pohon Beringin di sekolah.
Sepertinya itu adalah pesan yang ditulis si penculik. Aku belum pernah melihat tulisan tersebut sebelumnya. Sepertinya si penculik menulisnya dengan sangat hati-hati, agar tulisannya tidak bisa dikenali orang. Tapi, apa benar si penculik yang menulis tulisan tersebut. Bisa saja orang lain yang menuliskannya, tapi jika orang lain mengapa dia menujukan pesan tersebut padaku.
Aku segera berjalan menuju tempat dudukku. Sekelas masih memandangku dengan tatapan aneh. Dani menggerakkan kameranya mengikuti arah jalanku. Aku segera memalingkan muka ketika menyadari hal itu. Aku memang agak tak senang disorot kamera. Aku segera duduk begitu sampai di tempat dudukku.
Aku merasa aneh dengan tulisan yang ada di papan. Aku segera mengeluarkan buku tulis dan pulpen untuk menulis pesan tersebut. Buku tulisku bersih, karena aku hampir tak pernah mencatat pelajaran. Hanya beberapa lembar yang ada tulisannya, itupun tidak satu halaman penuh.
Tak lama kemudian, bu Indah, guru pelajaran pertama datang. Pelajaran pertama hari ini adalah bahasa Indonesia. Bu Indah segera menghapus tulisan di papan dan memulai pelajaran. Aku tak bisa tidur pagi ini, karena memikirkan apa maksud pesan yang ada di papan.
Bu Indah mulai menjelaskan pelajaran, aku tak terlalu memperhatikan pelajaran yang ia sampaikan. Perhaianku tertuju pada buku tulis yang ada di depanku. Aku sudah menyalin ulang pesan yang tertulis di papan ke buku tulis. Aku masih tak mengerti apa maksud pesan tersebut.
Bu Indah menyuruh kami mengerjakan soal yang ada di buku paket. Semua murid tampak antusias dengan tugas darinya. Hanya aku yang tidak membuka buku paket. Bu Indah terlihat mengawasi seisi kelas. Tapi, dia tampak agak terkejut ketika melihat ke arahku.
Dia berjalan menuju ke arahku, entah apa yang ingin dia lakukan. Aku agak cemas ketika melihatnya berjalan ke arahku. Aku segera membuka tas untuk mengambil buku paket. Tapi aku tak jadi mengeluarkan buku paket, ketika dia melewati mejaku. Aku menghela nafas lega karena sepertinya dia bukan menuju ke arahku.
Pluk! Sebuah tangan mendarat di bahuku. Aku mengenal tangan tersebut, tangan bu Indah. Dia menepuk pundakku dari belakang. Sepertinya dia memang ingin melakukan sesuatu padaku. Aku segera menoleh sambil menunjukkan wajah polos.
"ada apa bu?" tanyaku.
"tumben kamu bangun, biasanya kamu tidur terus pas pelajaran saya." Jawabnya santai. Aku menelan ludah mendengarnya. Aku tak tahu harus mengatakan apa.
"oh itu, eng... saya..." aku menggaruk rambutku yang tidak gatal.
"saya seneng lho kamu ga tidur. Tapi, saya bakalan lebih seneng lagi kalo kamu merhatiin pelajaran." Bu Indah mengatakannya sambil tersenyum. Senyum yang sama dengan saat di kantin, senyum yang mengerikan. Aku membalas senyuman tersebut sebisanya.
Bu Indah pun kembali ke depan kelas setelah menegurku. Aku hanya berharap agar pelajaran cepat selesai. Tapi mau bagaimana lagi, istirahat masih satu jam setengah lagi. Aku kembali menatap buku tulis yang ada di depanku. Kali ini aku sudah dapat petunjuk mengenai pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Monster
Mystery / ThrillerKisah yang terinspirasi dari kehidupan keseharian saya ini, mengisahkan kehidupan seorang anak sma yang dijuluki Silent Monster. Mengapa? Karena dia sangat cerdas dan tak pernah berinteraksi dengan murid lain di sekolah itu. Tapi kemudian kehidupann...