Chapter 23

2.8K 271 22
                                    

"Hai

Perkenalkan gue Aaron Carpenter, kalian bisa panggil gue Aaron.

Gue memperkenalkan diri gini karna gue bentar lagi ada di film ini, tapi bukan di Chapter ini. Kalau kalian ingin cepet-cepet gue ada disini, kalian bilang aja noh sama Authornya. Gue dari dulu udah baek-baekin dia, bahkan gue rela dia ngaku-ngaku jadi pacar gue supaya gue di masukkin ke film, tapi tetep aja kagak dimasukkin. Akhirnya gue iketkan karna saking keselnya. Tenang aja, Author kagak bakal teriak karna mulutnya udah gue tutup pake lakban hahahahaha."

"Gue kira selama ini beneran belain Author, ternyata lo satu kubu sama gue."Ucap Cameron senang.

"Yoa. Ngapain gue satu kubu sama Author gila itu?"Ucap Aaron sambil bergidik ngeri.

"Hahaha karna lo sudah masuk kubu gue, gimana sekarang lo yang jadi sutradaranya?"

"Boleh!"

"AYO KITA LANJUTIN SYUTINGNYA."Teriak Aaron.

"CAMERON AARON BERSATU!!!!!!!!"

* * *

"Gimana dengan keadaan Barbara?"Tanya Louis tenang.

"Barbara baik-baik saja. Besok atau lusa dia juga akan sadar."Jelas dokter.

Louis dan anggota lainnta termasuk Cara menghembuskan napasnya lega.

Dokter tadi pun berjalan pergi.

"Buat anggota lain, mendingan kalian pulang saja. Besok kalian harus sekolah."Ucap Dylan bijak.

"Aku tak mau."Tolak Niall dan Justin mentah-mentah.

Louis yang mendengar itu menatap tajam mereka berdua.

"Turuti apa kata Dylan, ini perintah dariku."Ucap Louis datar.

Semunya pun berlalu, begitu juga dengan Niall dan Justin yang dengan sangat terpaksa juga ikut pulang.

"Gimana dengan keadaan Chloe? Apa dia sudah sadar?"Tanya Dylan.

"Kau tak perlu bertanya keadaan Chloe, karna sebelum ini terjadi kau ingin memberi Chloe ke dia kan?"Ucap Louis dingin sambil berjalan memasuki ruangan Barbara.

Dylan mematung mendengar itu. Lalu dia mengacak rambutnya.

"Maaf."Gumam Dylan sambil terduduk frustasi dikursi rumah sakit.

* * *

Kebesokkan Harinya.

Di sekolah SMA Tunas Bangsa.

Justin pov

Aku berjalan dengan muramnya memasuki kelasku bersama Harry, Cameron, dan Ashton.

"Hay! Kenapa tuh muka? Muram banget."Ejek sahabatku, Ansel Elgort.

Aku pun berjalan ke arah, lalu duduk disampingnya.

"Gue lagi stress."Ucapku sambil menelungkupkan mukaku dikedua tanganku yang aku lipat di atas meja.

"Ada masalah apa bro?"Tanya Ansel.

"Gue belom bisa cerita."Jawabku.

Ansel terdiam sesaat. Lalu gak lama kemudian dia mengambil selembar kertas yang dilipat dari kantongnya dan kemudia menyodorkan ke arahku.

"Apa itu?"Tanyaku.

"Kertas."Jawab Ansel dengan lugunya.

Akupun memutarkan bola mataku mendengar itu.

Adopted Chloe (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang