Part 2

8.3K 250 10
                                    

Rio adalah seorang lelaki yang easy going, ia lumayan terkenal dikampusnya karena parasnya yang bisa dibilang rupawan dengan hidung mancung dan garis rahang yang sempurna. Ia juga seorang jenius dibidang ekonomi. Tetapi kesempurnaannya itu tak ia manfaatkan untuk membuat ia dapat menggaet seorang wanita karena dia pun belum mendapatkan wanita yang benar-benar dapat menarik perhatiannya.

Libur semester telah berakhir, hari ini adalah hari pertama Rio untuk ngampus lagi. Rio telah memasuki semester ketujuh diperkuliahannya, yang berarti sebentar lagi ia akan wisuda dan sekarang ia sedang sibuk melaksanakan kegiatan praktek kerja dan persiapan skripsi.

Rio sedang nongkrong dikantin bersama teman satu perjuangannya mulai dari rahim ibu atau mungkin embrio karena dulu ayah ibu mereka menikah bersamaan bahkan bulan madu bersamaan, yaitu Philip.

"Woi, yok! Riyok! yaelah melamun aje lu!" Teriak Philip cempreng disamping Rio.

"Iya, gue disini, ahh lu mah tereak kuat-kuat, udah kayak gue orang budek, nape lu?" Balas Rio mengikuti gaya bicara temannya yang campuran bule betawi itu.

"Lu sih melamun aje, gue mo balek nih, emak gue minta diantar les bahasa inggris," jawab Philip nyolot.

"Yaudah balek aje lu, gue juga ada something yang busy busy keles!" semprot Rio tak mau kalah.

"Yaudeh bay! See you next week ma bro," akhirnya dengan logat bulenya.

Rio masih berkutat dengan pikirannya sendiri dimana saat ia sedang berada di taman kota seminggu yang lalu. Saat itu ia sedang stres memikirkan satu-satunya beban dalam hidupnya yang selalu ia bawa dan bahkan mungkin sampai hembusan nafas terakhirnya beban itu tak akan pernah menjadi ringan ataupun hilang. Beban itu membawa trauma tersendiri bagi Rio yang membuat dadanya terasa sesak tiap memikirkannya dan beban itu jugalah yang akhirnya mempertemukan dia dengan pemilik inhaler cantik itu.

Rio menggali-gali isi tasnya berharap inhaler merah itu masih disana, dan ia bernafas lega setelah menemukan inhaler itu. Ia tersenyum sendiri membayangkan wanita yang ia duga bernama Feylin itu. Hati kecilnya mulai memaksa dia untuk menemukan Feylin, hatinya tidak akan tenang sebelum ia dapat menemukan wanita itu lagi, sama seperti pecandu. Tapi logikanya berkata bahwa mana mungkin bisa menemukan wanita itu dikota seluas ini hanya dengan berbekal empat kata kunci, yaitu inhaler, nama sang gadis, nama apotek dan taman kota.

Akhirnya Rio memutuskan pulang kerumah untuk beristirahat saja karena besok ia akan memulai praktek kerja diperusahaan fashion besar, ia mendapatkan posisi menjadi seorang asistan dari seorang direktur manajemen. Dosennya yang menempatkan ia disana mengingat ia adalah seorang jenius dibidang itu.

Rio menghempaskan badannya dikerajaan kayangannya yaitu kasur king size navynya, lalu ia memejamkan matanya. Tak lama kemudian ia membuka matanya lagi. Ia berpikir masa bodoh akan menemukan Feylin atau tidak, yang penting ia harus pergi ketaman kota itu sekarang juga.

~

Feylin sedang berada didalam mobil bersama Jimmy dan sopirnya, ia menatap langit dan awan lewat jendela mobilnya. Pikirannya bertanya-tanya kenapa ia diciptakan sebagai manusia yang bisa berpisah satu sama lain, kenapa tidak menjadi awan saja yang selalu bergerak bersama jika ditiup angin, kenapa tidak seperti pohon yang selalu berakar ditanah bersama dengan kumpulannya, tidak bisa berpindah-pindah sehingga tidak bisa menciptakan sebuah perpisahan.

Feylin merindukan ayah dan ibunya, mereka adalah keluarga yang sangat bahagia. Sampai akhirnya bajingan itu datang, ia merusak semuanya, ia adalah manusia terkeji yang pernah diciptakan didunia ini. Tidak sadar Feylin terlalu larut dalam lamunannya yang menyiksa itu sampai tangannya bergetar kecil, Jimmy yang menyadari itu langsung memberi instruksi kepada sopirnya untuk berhenti ditaman kota.

"Kenapa berhenti kek?", tanya Feylin saat lamunannya buyar seketika karena mobil yang tiba-tiba berhenti.

"Minggu kemarin kau mengajak kakekmu ini jalan-jalan disini, tapi aku tidak pernah sempat, tapi sekarang aku ada waktu luang, wanna go?", tanya Jimmy.

Feylin hanya mengangguk mengiyakan.

~

Feylin mendorong kursi roda Jimmy mengitari taman kota untuk menikmati bunga-bunga yang sedang bermekaran dengan indahnya, mereka berdua sangat terfokus melihat keindahan bunga-bunga itu sampai mereka dikagetkan dengan nada dering Canon In D dari ponsel kakeknya. Ternyata Jimmy dipanggil untuk rapat dadakan diperusahaan, jadi ia harus meninggalkan Feylin sendirian ditaman itu.

Feylin akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ditaman mengitari kumpulan bunga-bunga indah itu sekali lagi. Tak jauh dari tempat Feylin, ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi menolak untuk berkedip sedikitpun agar tidak menyia-nyiakan pemandangan indah Feylin dengan bunga-bunga itu. Rio merasa bahwa saat itu dewi fortunate sedang tersenyum kepadanya, ingin sekali rasanya ia membawa Feylin dan bunga-bunga itu kerumahnya dan dimasukan kedalam sebuah akuarium untuk terus ia kagumi setiap harinya. Tanpa sadar sepasang kakinya langsung mengambil action untuk menghampiri gadis itu.

"Hai!", sapanya tanpa memudarkan senyum lebar diwajahnya.

Feylin kaget dengan makhluk yang muncul entah darimana itu, ia hanya bisa menjawab setengah terkaget, "o..oh h..hai, inhaler?"

"Iya kenalkan aku inhaler, namamu?", Rio sedikit melawak berharap gadis itu mau memberitahu namanya. Meskipun ia sudah tau, tetapi ia tetap ingin mendengar gadis itu memperkenalkan dirinya sendiri.

"Apa yang kau lakukan disini?", Feylin bertanya balik tak menggubris lawakan dan pertanyaan Rio tentang namanya tadi, ia memang susah untuk terbuka kepada orang lain apalagi orang yang ia tidak kenal sama sekali.

"Mencari bunga," yaitu kau pekik Rio dalam hati.

"Yasudah carilah", Feylin hendak berbalik badan untuk pergi, tapi tangan Rio melesat kilat memegang dan menahan tangan gadis itu. Feylin sontak berhenti dan menatap Rio garang, lalu ia menghempaskan tangan Rio dengan keras ...

"Aww!!" teriak Rio sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Feylin kaget dan melihat tangan Rio yang sekarang mulai mengeluarkan darah hingga menetes ketanah, ada sedikit rasa khawatir mengerayapi hatinya.

"Sini", perintah Feylin mempertahankan wajah juteknya sambil menarik ujung bawah baju hijau Rio, ia menggiring Rio kebangku taman.

ah, bangku itu lagi, Rio membatin sambil cengar cengir. Ia pasrah saja ditarik oleh Feylin dan tak bisa melepaskan senyumnya sedetik pun seperti patung yang memang sudah didesain tersenyum dari awal.

Feylin mengeluarkan kotak kecil P3K dari tas selempang coklat smoothnya dan mulai mengambil alkohol, betadin, serta plaster dan kain kasa. Ia ragu sejenak lalu memegang tangan Rio dan melihat luka di punggung tangan lelaki itu,

Durinya menancap sangat dalam dan menggores kulit Rio sebesar 2 cm, lebarnya tidak terlalu, tapi kedalamannyalah yang membuat darahnya keluar begitu banyak, analisis Feylin dalam hati. Well, Feylin memang seorang mahasiswa kedokteran yang baru menginjak semester 1 dibangku perkuliahan.

"Apa yang kau mau? Luka itu bukan tanggung jawabku, kau yang salah", Feylin membela diri tak mau mengaku salah sambil menuangkan alkohol ke luka yang menganga itu tanpa aba-aba atau isyarat apapun. Sontak Rio kesakitan, tapi ia menahan sekuat mungkin.

Rio butuh waktu sejenak untuk berpikir, gadis berdress putih didepannya ini bukanlah gadis yang lembut seperti rupanya. Mungkin sejenis beringas?

Saat Rio sibuk menahan sakit di punggung tangannya, lekuk mulut kaku Feylin terlihat merekah tersenyum samar-samar. Tapi Feylin langsung mengubah wajahnya menjadi serius lagi. Tangan kecilnya melilitkan kain kasa disekeliling tangan Rio dan menempelnya dengan plester sebagai sentuhan penutup pada lelaki itu. Lalu ia membereskan isi kotak P3K mininya, dan bergegas pergi meninggalkan Rio.

Dasar keras hati, kau sudah kutandai, lihat saja, senyum mengerikan itu muncul dari lelaki pemilik tangan yang baru diobati tadi, Rio.

~~~~~~

Ups, ada apa dengan Rio? Ikutin tetus ceritanya yaaaa...
Klo ada yang ngga bagus atau yang menurut kalian terlalu membosankan komen yaa ... thanks readers!
Part 3 bakal diupload secepatnyaaa..

You Are Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang