Part 20

6.1K 119 9
                                    

3 tahun kemudian..

Di gedung perusahaan..

"Mr. Rio, anda berhasil memenangkan tender! Kerja keras anda tidak sia-sia!", seorang yang agak tua menghampiri Rio yang sedang memejamkan matanya dimeja kerja yang dulunya adalah kepemilikan dari direktur utama tempat ia magang. Direktur itu memutuskan untuk resign dan mempromosikan Rio sebagai penggantinya karena ia dengan jelas melihat bahwa ada potensi hebat dalam diri Rio.

"Aku sudah tahu", jawab Rio tenang masih tetap menutup matanya dan tersenyum tipis.

"Bagaimana anda tahu? Berita ini belum tersebar, aku kira aku orang pertama yang memberitahu anda, apakah ada yang menelepon Mr. Rio?", raut wajahnya sedih, ia mengira bahwa ia telah melalaikan tugasnya sehingga sudah ada orang yang mendahuluinya mengabarkan kabar itu.

"Tidak ada", jawaban Rio membuat bapak itu semakin bingung. Rio merasakan kebingungannya dan membuka mata, lalu ia tersenyum.

"Kau tahu? Aku hebat dalam membuat keajaiban", Rio tersenyum tipis, dan bapak itu tambah bingung, tampaknya hanya Rio yang mengerti dan kita pembaca tentunya yang udah ngikutin kisah Rio dari awal :)

~

Di gedung rumah sakit..

Feylin dan Evelyn sedang duduk bersama dikursi yang diteduhi oleh pohon yang sangat rindang, rambut mereka berdua menari-nari ditiup angin membentuk lilitan blaster coklat dan hitam. Mereka memang kembar indentik, tapi dikaruniakan warna rambut yang berbeda.

"Eve, bagaimana dengan Martin? Kau tak merindukannya?", tanya Feylin tanpa menatap kembarannya itu, matanya tertuju pada pemandangan bunga-bunga indah didepannya. Iya, Feylin sudah memaafkan Martin, setelah Evelyn menceritakan semuanya ia jadi yakin Martin adalah pria yang pantas bersanding dengan kembarannya itu.

"Aku tak tahu", jawab Evelyn sambil tersenyum, ia menatap kearah yang sama dengan Feylin. Tangannya bergetar kecil, ia khawatir, ia tak tahu Martin berada dimana, ia bahkan tak tahu apakah lelaki itu masih menginjak bumi yang sama dengannya atau tidak.

Feylin yang menyadari ketakutan Evelyn langsung merangkulnya.
"Eve, percayalah, ia akan datang sesulit apapun itu", Feylin yakin akan hal itu, aura Martin saat menculiknya dulu terasa mencekam dan mengerikan tetapi semua aura itu berubah menjadi putih, menyedihkan, dan menjadikan ia sangat manusiawi saat Evelyn menunjukan diri.

"Hey!", Rio mengagetkan mereka dari belakang. Sontak kedua wanita itu kaget dan berteriak kecil, mereka langsung berdiri dan mendapati Rio disana, dengan senyum cerah yang agak menjengkelkan.

"Kau bisa mengusirku dengan cara yang lebih baik Rio", Evelyn berpura-pura marah dan mengedipkan matanya pada Rio tanpa diketahui Feylin. Lalu ia bergegas pergi.

"Rio", Feylin memeluk singkat pria itu, ia merindukan aroma maskulin itu. Sangat.

"Tunggu disini", Rio menyuruh Feylin duduk lagi dikursi itu, tak lama kemudian ia membawa sebuah tas gitar yang tentunya berisi gitar juga. Ia mengeluarkan gitar berwarna coklat muda mengkilap dan mengambil posisi duduk didekat Feylin.

"Apa ini Rio? Jangan bilang kamu.. haha.. ini bukan gayamu", Feylin tertawa, dan itu membuat Rio agak malu.

"Ssstt", Rio mulai memetik gitarnya.

I'm never wanna say goodbye
Cause I'm never wanna see you cry
...

I'm never wanna treat you bad
Cause I'm never wanna see you sad
I swear to share your joy and your pain
And I swear it all over again
I swear it all over again..

Rio memainkan petikan terakhirnya, dan menaruh gitar itu didalam tasnya lagi. Ia mengambil kedua tangan Feylin, lalu menggenggamnya mantap.

"You're my first love, I want you to be my one and only, so now, will you be my last love? Will you marry me?", jantung Rio berdesir, ia tak tahu apakah Feylin menyukainya atau tidak. Tangannya dingin luar biasa, bahkan keringatnya mulai keluar padahal udara sore itu sangat sejuk.

Feylin hanya bisa tersenyum lebar, jantungnya berdetak dengan cepat. Ia suka lagu itu, sangat suka. Dan Rio menyanyikannya dengan sempurna. Dan lagi kejutan selanjutnya yang tak ia sangka, Rio mengajaknya menikah. Ia sangat senang, Rio akan menjadi suaminya? Membayangkannya saja sudah membuatnya terbang kelangit. Ia langsung menghambur kepelukan Rio.
"Sure!"

Rio membalas pelukan Feylin, ia membelai kepala wanita yang sangat ia sayangi itu.
"Kita harus merayakannya, nanti malam aku jemput, kita akan makan malam, bawa Evelyn juga", Feylin melepas pelukannya dan membesarkan matanya, Rio mengangguk dengan mantap, Feylin tersenyum bahagia, matanya sampai membentuk bulan sabit, beberapa jam lagi sempurnalah sudah hidupnya.

~

"Kenapa mereka berdua mengajakku sementara mereka pergi berdansa disana dan meninggalkan aku sendirian?", Evelyn memakan makanan apa saja yang ada dimeja makan, ia berencana untuk memesan lagi dan pastinya makanan yang mahal agar mereka berdua jera menjadikannya obat nyamuk seperti sekarang.

Lalu tiba-tiba seseorang menunjukan jari tangannya yang tergores dan sedikit berdarah kearahnya.

Apakah orang ini gila? Aku sedang makan dan ia menunjukan tangan itu.. tunggu.. tangan itu..

Evelyn langsung melihat keatas mendapati wajah yang sangat ia kenali, ia sangat merindukan pria itu.

"Jariku terluka", kata pria itu sambil tersenyum.

"Martin?", Evelyn berdiri dan mencari hansaplast ditas kecilnya, ia menempelkan hansaplast itu diluka Martin.

"Kenalkan, aku Diego"

"Aku kenal kau, jangan bermain-main", Evelyn mulai panik menemukan bahwa pria itu bernama Diego. Sudah jelas pria itu adalah Martin.

"Lyn, jangan panggil aku Martin, dia adalah psikopat dan kriminal, panggil aku Diego, dia adalah pria yang sangat mencintaimu dan berkarir sebagai dosen sekarang", Diego tersenyum puas, ia membuka lengannya lebar-lebar, tanpa menunggu lagi Evelyn menghambur kedalam pelukan Diego, air matanya tak tertahankan lagi. Hatinya sakit sekaligus senang.

"Berjanjilah, jangan tinggalkan aku lagi", Evelyn tersedu-sedu.

"Aku juga tak mau berpisah dengan kamu lagi, aku sangat menderita hidup tanpamu, oleh karena itu Lyn, marry me.."

Jantung mereka berdua berpacu dengan kencang seolah menyatu, rindu kedua anak manusia itu sedang membuncah, cinta yang terpisahkan bersatu kembali.

"Kalau kamu tak melamarku tadi, aku berencana untuk melamarmu Mar.. Diego, of course yes!"

~

Disana diatas podium, berdiri dua pasangan yang tersenyum bahagia, kedua perempuannya memakai gaun putih tanpa lengan dan memakai bandana pink dan putih. Mereka berdua tampak melingkarkan tangan mereka kelengan pria mereka masing-masing. Ditangan mereka berempat tampak cincin yang mengkilat, didekat pintu masuk banyak rangkaian bunga yang bertuliskan "HAPPY ENGAGEMENT RIO & FEYLIN" dan "HAPPY ENGAGEMENT DIEGO & EVELYN".

~~~~~~~~~~~~~~THE END~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya udah tiba diujung, saya lagi ngerjain story kedua nih, stalk terus ya readers HAHA *ngarep
Whatever, yg penting thanks for reading!
Visit my profile, if you mind ;)

You Are Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang