Part 10

3.3K 116 2
                                    

"Rio! Ayok kita liburan!" Feylin sangat bersemangat, ia sudah bersiap-siap. Sikap Feylin berubah 180°, tepatnya bukan berubah tetapi sifat aslinya telah keluar, dan semua itu berkat Rio. Feylin juga bingung, dia tidak bisa bersikap seperti kepada siapapun termasuk kakeknya Jimmy, tapi tidak dengan Rio, lelaki itu membuatnya nyaman dan merasa disayangi.

Rio yang masih tertidur disofa ruang tamu terhenyak kaget, ia membuka mata setengah menyipit dan menemukan Feylin sudah tertata cantik dihadapannya. Feylin memakai dress putih selutut yang longgar dan sleeveless, serta flip flop bertali warna coklat muda yang matching dengan topi pantai coklat mudanya.

"Cepat siap-siap!" Perintah Feylin sambil melihat jam tangan coklat tua yang mereka beli kemarin malam. Feylin menemukan pajangan jam couple yang membuat ia gemas, jadi ia meminta Rio untuk membelikannya. Semalam karena terlalu lama bersenda gurau saat makan malam, mereka jadi terlambat pergi berbelanja dan harus bergerak cepat dalam berbelanja keperluan untuk hari ini.

Rio senang akan perubahan Feylin, ia tak menyangka dibalik kekakuan gadis itu tersembunyi sebuah sifat kekanakan yang menggemaskan.

"Aku bersiap dulu ya," ujar Rio pada Feylin yang kala itu sedang sibuk mengecek barang-barang bawaan mereka.

Feylin hanya mengangguk dan tersenyum, lalu kembali sibuk mengecek barang-barang yang akan mereka bawa.

Beginilah jadinya cara bicara mereka, karena sudah banyak berbincang-bincang kemarin, cara bicara mereka berubah semakin hangat.

...

"Kenakan, ini temanku Philip," ucap Rio dengan terpaksa. Rio tak menyangka Philip akan menyambutnya diresort, dan memaksa untuk dikenalkan dengan Feylin.

"Hai, gue Philip," Philip menyengir dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Feylin." Feylin tersenyum terpaksa dan dengan ragu menyambut tangan Philip. Inilah ia jika didepan orang lain, selalu kaku, bahkan tersenyum pun susah sekali.

Rio dengan segera melepaskan tangan Philip dan Feylin, ia menatap mata Philip dan menggerakan pupilnya kemana-mana, anehnya Philip juga membalasnya dengan memainkan pupil matanya. Terjadilah adu tarian pupil mata singkat antara mereka. Rio akhirnya merangkul teman usilnya itu untuk menjauh.

"Lu gimana sih, tadi kan pupil gue ke sebelah kiri, lu kok kaga nyambung?" Protes Philip.

"Sebelah kiri tu ada pasangan kakek nenek bahagia, lu mau ngacoin saat-saat terakhir bahagia mereka? Jahat lu!" Sergah Rio sambil menunjuk pasangan kakek nenek tersebut dengan jempolnya.

"Saat-saat terakhir? Lu yang jahat peyang!" Sergah Philip memukul kepala sahabatnya itu.

"Terserah deh, gue mau peringatin lu ya, dia itu punya gue, jangan jadiin dia sasaran berikut lu ya, awas lu!" Rio mengancam, karena ia tahu sifat sahabatnya itu, Philip adalah playboy cap ikan kakap yang mungkin sebentar lagi akan naik pangkat menjadi cap ikan salmon.

"Iyalah gue tau, ngga mungkin gue tega ngambil dia dari bujang lapuk kaya elu, yaudah gue cabut dulu, mau nganter emak gue les inggris, happy weekend!" Philip mengeluarkan gaya bulenya dan melambaikan tangan pada Rio lalu mengedipkan sebelah matanya pada Feylin.

Eh, si beleguk!
Rio merutuki Philip dalam hati.

...

"Wah, villanya cantik yo, kok bisa dapatin yang diatas bukit dan pas mengarah kepantai?" Tanya Feylin antusias. Ia sangat menyukai pemandangan alam, tiba-tiba ia teringat akan kakeknya, Jimmy. Jimmy pasti sangat menyukai ini juga, ia merasa sedikit kangen dengan kakeknya, meskipun tadi sempat berbincang ditelepon. Feylin selalu menelepon kakeknya untuk memastikan keadaannya, mengingat usianya yang sudah tua, kesehatannya juga mulai memburuk.

Rio berjalan menghampiri Feylin yang berdiri diujung balkon, ia merangkul bahu kecil Feylin.
"Asal kamu tau, aku ini pandai menciptakan keajaiban."

"Oh ya?" Nada Feylin mengejek meragukan.

"Iya, beri aku satu permintaanmu, aku akan melakukan keajaiban untukmu."

"Akan aku simpan dan kugunakan nanti, sini jarimu!" Feylin mengambil tangan Rio dan menyatukan kelingking mereka.

"Ini adalah pengesahan kontrak kita, sekarang cap!" Feylin mengarahkan punggung tangannya yang masih bertautan itu kemuka Rio.

"Cap?"

"Iya, begini," Feylin membawa tangan yang masih bertautan itu mendekati wajahnya dan mengecup ringan punggung tangan Rio. Lalu mengarahkannya kepada Rio lagi.

Jantung Rio berpacu sangat cepat, ia pun bingung kenapa ia selalu bersikap seperti remaja wanita yang tidak bisa take control sama sekali. Pipinya agak memerah dan mencium punggung tangan Feylin dengan lembut. Ia senang merasakan sensasi sentuhan bibir kecil itu yang agak basah dan menggelitik.

"Aku siap kapanpun kamu minta," Rio melingkarkan lengannya kebahu kecil Feylin dan mengecup puncak kepala Feylin lembut lalu meletakan dagunya diatas puncak kepala Feylin.

Kau adalah milikku sampai kapanpun Feylin, hanya untukmu jantungku berdetak dan padamu mataku tertuju, percayalah ini bukan kebetulan, tetapi takdir, takdir kita untuk saling memiliki.

Feylin tersenyum bahagia sampai matanya membentuk lekungan seperti bulan sabit. Ia suka perlakuan hangat Rio, dan ia bertekad akan selalu mengekspresikan perasaannya seperti tadi. Adengan mengecup punggung tangan Rio terjadi dengan spontan, hatinya tiba-tiba saja menginginkan hal itu.

Aku tak butuh siapapun lagi didunia ini, hanya Tuhan, kakekku Jimmy, dan .. kau Rio.

Dari kejauhan tampak Martin sedang meneropong mereka dari sebuah balkon villa, tapi kali ini Martin tidak mengenakan baju hitam, ia tampak tampan dengan kemeja putih yang cocok dengan tubuhnya yang atletis. Tetapi tetap saja seringai jahatnya tidak pernah hilang.
"Kuberi kalian sedikit waktu lagi, moodku hanya sedang bagus hari ini."

"Ah, kamu disini? Aku sudah mencari kemana-mana," tampak seorang wanita keluar dari dalam villa itu menuju kearah Martin.

Wajah Martin berubah seketika, sangat tampan dan tampak seperti orang baik, baik sekali. Ia membuka lengannya dan membawa wanita itu kedalam pelukannya.
"Kamu tau Lyn, pemandangan disini sangat indah."

...

Hay readers! Please vomment ya! Gimana pendapat kalian sejauh ini?
Jangan ragu buat nambahin ni story ke reading list kalian! Story ini ga bakalan ngestuck kok! Janji deh ini story bakalan ada ending dan ga bakalan berenti tengah jalan!

You Are Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang